2. Perkara Bola (Revisi)

4.8K 336 4
                                    

Di samping asrma ada seorang santriwati yang sedang bermain bola, ia mendribbling bola dengan lihai meskipun dia seorang perempuan. Saat ia menendang bola ke arah tong sampah yang ia jadikan gawang, Ia membulatkan matanya karena bola itu mengenai seseorang yang kini sedang menahan sakit di kepalanya.

"Aduhhh maaf kangg saya tidak sengaja maaaf." Ia mengatakan nya dengan nada bergetar tangannya meremas kain sarung yang ia kenakan, tatapannya mengarah ke bawah.

Laki-laki itu hanya diam dan langsung pergi meninggalkan Ifa yang masih syok karena tendangan keras yang iya layangkan malah mengakibatkan bolanya melambung tinggi dan mengenai kepala orang
Ketika Ifa mendongokkan kepalanya yang ia lihat ekspresi Ni'mah yang melongo di ambang pintu kamar,

"Ngapain kamu Mahh? Melongo? Nanti kemasukan lalat tau rasa kamu hahahhahaha."

Happp!!!! , Ni'mah memasukkan jajan yang ia pegang ke mulut Ifa yang menganga karena tertawa.

"Nahhhh gitu kan diemmmm." Senyum bangga nampak di wajah Ni'mah karena berhasil membuat Ifa diam
Ahahahah kapan lagi bisa bikin Ifa diam . Pikirnya

"Apaan si mahhh? Kan jadi enak akunya."

"Ning Ifaaaa, tau ngga?? Tadi itu siapa yang ketimpuk bola sama kamuu???. "

Ifa langsung membekap mulut Ni'mah karena memanggilnya Ning. Di antara sekian banyak santri hanya Ni'mah yang mengetahui status Ifa yang ternyata seorang Ning. Ia adalah salah satu putri dari pesantren Nurul Hidayah.

"Syuttttt!!!! Kamu udah dibilangin jangan manggil aku Kya gitu masih aja tetep ya Mahhh? " Ifa meletakan telunjuknya di mulut Ni'mah

"Ishhh Faaa, kamu sadar ngga sii? Kalo tadi itu Gus El??? Kayaknya dia marah Banget tadi ."

"Hahhhhhh???? Astaghfirullah hal adzimmmm, kamu beneran mahh? Aku kira akang akang pondok soalnya aku ngga paham sama Gus El." Sambil menunjukkan jarinya berbentuk huruf V

"Lahhh kamu gimana sii? Masa sama Gus sendiri lupa? Nanti kalo kamu dilaporin gimana? Terus kena takzir?? "

Lahh?? Ko yang panik malah si Ni'mah? Ifa yang ngelakuin malah terkesan biasa sajaa?
Ya jelas laaaa, wong dianya ngga sengaja nglakuin itu udah minta maaf juga kan?

Di tempat lain Gus El masih memegangi kepalanya yang sakit gara-gara santri yang menendang bola hingga mengenai kepalanya,

"Assalamu'alaikum Abi."
Gus El Mengucapkan salam ketika memasuki maktabah, ia mendekat kepada abinya.

"wa'alaikumussalam Ngger, sini duduk." kyai Azam menepuk tempat di sampingnya untuk putranya duduk, dan Gus El pun mengangguk langsung menurutinya.

"Ngger, umur kamu sekarang berapa??"

" 20 tahun bii." Jawabnya sambil mengambil tangan Abahnya dan memijatnya.

"Kamu udah dewasa kan ngger?? Abah dan umi mu sudah tua, Abi kepingin kamu segera melaksanakan separuh agama mu, maksud kan ngger?? "
Gus El berhenti memijat Abinya, matanya memandang manik milik kyai Azam dengan sorotan tidak suka.
Ia langsung berdiri membelakangi abinya .
"BII!!! EL SUDAH PERNAH BILANG EL NGGA MAU NIKAH KALO BUKAN SAMA SYIFA!!" Jawabnya tegas dengan nada yang sedikit ditinggikan.
Kyai Azam ikut bediri dan mensejajarkan berdiri dengan putranya.

"Ngger, Abi tau tapi Syila yahhhh Nak Syifa sudah pergi meninggalkan kita sejak 4 tahun yang lalu. Kamu harus memikirkan masa depann pesantren ini Ngger. " Ia merangkul pundak putranya yang sudah bergetar karena menahan tangis.

"Tapi bahhh, El cuma inginkan Syifa bji, El ngga akan nikah mendingan El mati saja nyusul Syifa bahhh. "

"Astaghfirullah hal adzimmmm ngger, semua manusia pasti akan merasakan kematian, ini semua sudah takdir. Abah yakin nak Syila pasti akan senang ketika melihat sahabatnya bahagia meskipun bukan bersama dia. "

"Baikk bii, El nurut apa kata Abah, tapi tetep sampai kapanpun El tidak akan mencintai siapapun kecuali Syifa. Dan juga satu lagi El baru pulang hari ini El belum punya calon ."

"Tenang saja ngger, serahkan pada umi mu untuk mencari kandidat untuk menjadi mantunya."
Kyai Azam memeluk dan mengusap-usap punggung Gus El, ia tau keinginan putranya dan bagaimana kisahnya dulu dengan sahabatnya.

Mahabbah Cinta Gus El Khaff [Proses Penerbitan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang