3. Ikan Berkaki (Revisi)

3.8K 313 2
                                    

"Ndukkk, ini masakannya udah semua???." Ucap kepada salah satu santri yang piket di ndalem.

"Alhamdulillah udah Umi, tinggal di hidangkan saja."

Nyai Afifah hanya mengangguk dan melihat santrinya yang satu ini menyiapkan makanan dengan telaten. Ia sangat takjub dengan santrinya ini.
Ketika sedang asyik nya memperhatikan Ifa, tiba-tiba Gus Habibi datang dengan berlarian. Namun ia jatuh karena kakinya terpeleset kelereng jatuh yang ia bawa. Dengan sigap Ifa mendekat kepada Gus Habibi dan menggendongnya seraya menenangkan Gus Habibi agar tidak lagi menangis. nyai Afifah hanya diam melihat cucunya dan santrinya itu

"Cup cup cup Sayangg, Gus Habibi jangan nangis yaaa? Ngga malu sama cicak tuhhh? Jatuh dari tembok yang tinggi aja ngga nangis? Masa Gus Habibi yang kesandung nangis??. "

Gus Habibi masih menangis di gendongan Ifa, tapi Ifa tidak kehabisan akal. Lagi-lagi ia memiliki ide untuk menenangkan Gus Habibi

"Gusss Gus mau lihat ikan berkaki ngga? Tadi mba liat di Empang ada ikan berkaki? ." Gus Habibi langsung terdiam dan memandang Ifa, lalu tertawa dan mulai menghapus air matanya

"Hahahahah, mbaaahhh mba nya lucu masa ada ikan berkaki hahahaha."

"Nahhh bener Lo Guss, ada lohhh nanti mba ajak Gus liat ikan berkaki nya dehhh."
Nyai Afifah melihatnya hanya terkekeh geli. Karena cara Ifa yang unik untuk meredakan tangis milik cucunya
Nyai Afifah melihat sisi lain dari Ifa yang biasanya bar-bar dan suka nyelelek menjadi pribadi yang lemah lembut terhadap anak-anak.

"Lohhh, Habibi? Kenapa minta gendong sama mba nya?? Kan berat kasian mba nya?? " Ning Nina dan Gus Malik baru saja masuk ke ruang makan, ia heran karena tidak biasanya putranya itu mau mendekat apa lagi digendong oleh orang yang tidak ia kenal.

"Hahahhaah, umahhh ini si mba nya masa bilang ke Bibi ada ikan berkaki kan lucu umahh."
Semua orang tersenyum geli, sedangkan Ifa tersenyum kikuk menahan malu.
Gus El dan Kyai Azam juga masuk ke dalam ruang makan, Ifa yang merasa tidak enak berniat meminta izin untuk kembali ke asrama, namun ia ditahan oleh rengekan Gus Habibi yang tidak membolehkan dirinya pergi

"Mbaa jangan pelgi Bibi masih pengen sama mbaaa lucu. Bibi pengin disuapin sama mba nyaa. " Rengeknya

"Udah sini aja nduk, makan malam di sini saja ngga papa."

"Eummmm tapi umi, Ifa ngga merasa ngga enak sama kalian."

"Heyyyy sudahlah Faa, ngga papa Saya juga seneng kalo kamu mau makan di sini " Ning Nina menimpalinya.
Sedangkan Gus El hanya diam dengan wajah nya yang bisa dilihat menyeramkan ketika memasang muka temboknya.

"Iya ngga papa Ifa, biar saya bisa minta disuapi sama istri saya. "
Blushhhhhh, Gus Malik malah membuat Ning Nina merona. Ia tersipu karena jawaban dari suaminya

Akhirnya mau tidak mau Ifa ikut makan bersama keluarga ndalem. Nyai Afifah dan Kyai Azam melihat Ifa dengan tatapan penuh arti ketika melihat bagaimana cara Ifa meladeni Gus Habibi cucunya yang tidak mau diam ketika makan. Hingga akhirnya mereka saling pandang dan berbicara melewati isyarat mata.

💚💚💚💚💚

Setelah makan malam, Kyai Azam dan Nyai Afifah berada di kamar merundingkan sesuatu.
"Gimana Bi??? ".

"Umi pinter banget kalo disuruh milih, Abi cocok banget. " Kyai Azam mengecup kening istrinya. Hingga membuat merah pipi milik istrinya

"Besok Abi akan cari tau tentang keluarganya, agar cepat terlaksana. "

"Iya bah, umi juga setuju umi seneng banget liat dia tadi dan lagi wajahnya mirip almarhumah Nak Syila. "
Nyai Afifah menundukkan kepalanya, ia sebenarnya merindukan Syila yang dulu selalu menemani dirinya ketika sendiri di rumah, dan Ifa adalah sosok mirip dengan Syila, namun sifatnya bisa dilihat sangatlah berbeda. Syila sangatlah pendiam berbeda dengan Ifa yang sangat bar-bar.

"Sudahlah Mi, jangan terlalu berlebih kasihan nduk Syila dia pasti sedih kalau tau orang-orang terdekatnya seperti ini. "
Kyai Azam memeluk tubuh istrinya hingga keduanya terlelap.

Sesampainya Ifa di kamar, Ni'mah sudah berdiri di depan pintu dengan gaya cangkirnya menghang Ifa.
"Ndalemnya di Hongkong yah Fa??? Lama bener? "

"Ndalemnya di Mesirr Mahh, tadi itu aku naik unta terus keliling piramid tau ngga? Aku juga sempet ke Arab di sana aku diangkat menjadi cucunya raja Salman woahhhhh hebat kann.? Abis tu yaaa aku kan terbang ke langit yaaaa ehhh tau taunya malah cuma ngehalu Hahahahah."

Ni'mah yang tadinya berniat menjulidin sahabatnya malah di julidin balik, Sahabatnya yang satu ini memang sangat unik. 3 tahun ia bersama sudah dapat mengenal baik tentang Ifa.

"Ishhhh kamu tuhh ya Faa, ngapain aja di ndalem? Sampai larut malam kaya gini? Ngga ikut kursus makna lagii."

"Hmmmm, tadi itu ada Gus Habibi dia minta aku nemenin makan abis tu minta temenin sampai tidur mana tu bocah ngoceh terus lagi yaa jadinya sampai malam aku baliknya. "

Ni'mah menjawabnya dengan mulut membulat berbentuk huruf O, dan langsung merebahkan diri ke kasur miliknya.

Mahabbah Cinta Gus El Khaff [Proses Penerbitan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang