Eyyy yoowwww come back nihhh:**
Apa kabar Guysss??? Semoga baik yappp:*
Terimakasih untuk kalian semua yang sudah mau membaca karya saya yang yaaaa masih banyak yang perlu dibenahi lagii.
Kalian yang terbaik:*Happy reading semuaaaa:**
Huaaa abiiiii!!!!!."
Ridwan ambrug dan menangis sejadinya, sekian lama dirinya menginginkan untuk bertemu dengan Abinya namun ternyata apa? Ia malah mendapatkan sebuah kenyataan yang tidak dapat ia terima dengan sekejap. Meskipun dirinya masih kecil tapi dia tau apa yang terjadi dengan Abinya. .
"Sudahh sayang jangan nangis yaa, Ridwan sudah janji mau berdoa untuk Abi kan? Jika sudah bertemu abi?. " Ifa menggendong putranya kedalam pelukannya, mengusap kepala belakang Ridwan dan mencium kening putranya.
"Miii hikssss kenapa umi Ndak pelnah bilang wa-wan hiksss."
"Cup cup sayanggg umi sudah pernah bilang kan, jangan nangis di depan abii nanti Abi sedih. "
Di dalam gendongan Ifa, Ridwan meronta ingin turun dan Ifa menurutinya. Ridwan segera menghapus air matanya dan memasang senyum terbaiknya.
"Assalamu'alaikum Abiii, ini Wawan putla Abi. "
"Wawan uda besal loo, Uda mau masuk paud. Wawan juga uda hapal juz Ama looo, kata ustadz yang ngajak Wawan ngaji Wawan pintel kaya Abi. "
Yang bisa Ifa lakukan ketika melihat putranya demikian hanyalah terdiam. Di dalam lubuk hati terdalam ia merasakan nyeri dada menyaksikan putranya yang terlihat senang meskipun ia harus menerima kenyataan yang ada
"Abiii, wawan janji kalo udah besal besok mau jadi hafidz qul'an bial bisa pasangin mahkota ke umi di sulga besok. Ohhh iya biii, kata olang-olang wawan milip abi loohhh. "
"Abi jangan sedih yaaa, Wawan bakal jagain umi telusss ndak bikin umi nangis. "
"Hikssss_ "
Ifa sudah tidak tahan dengan air matanya, tiba-tiba lolos begitu saja. Rasa syukur yang ia rasakan teramat besar, ia dikaruniai anak yang berbakti terhadap orangtunya. Putranya? Dengan Gus El Khaff suaminya sudah tumbuh menjadi anak yang Sholeh.
Ifa merasakan kehilangan suatu kehidupan ketika suaminya meninggalkannya, namun dirinya juga bahagia karena putranya selalu ada memberikan dirinya senyum dan tawa. Bukankah terlalu semu hidupnya? Sedih dan bahagia datang secara bersamaan.
"Umiiii!!! Abi umiiii!. " Lamunan Ifa buyar tatkala mendengar putranya memanggil dirinya
"Ridwannn kamu gak boleh teriak-teriak. "
"Umiii tangan Abi gelak umiii, tadi genggam tangan wawan. "
"Mana sayang? Gak Koo Abi masih tidur inii. "
"Aihhh umi Ndak pelcaya sama Wawan? Ya udah kita putuss!!."
Waitt waittt waitttt dikira pacaran apa main putus-putus segala
"Putuss?? Mungut bahasa dari mana kamu Nakk??."
"Dali Abang bibii umiii, kemalen bang bibi nonton pilm sama Wawan di lumah nenek. Telus ada ukhty lagi belantem sama Ikhwan abis tu ikhwanna bilang putus umiii, jadi Wawan pengin putus sama umi bial ndak belantem lagi. "
Ohh yaaaaa!! Sekarang Ifa tau! Gus Habibi putra Ning Nina dan Gus Malik yang sudah mengajak putranya menonton drama! Godddd tontonan bocah kelas 3 SD sudah bertajuk percintaan.
" Sayangku cintaku putra Umi, besok nontonnya Upin Ipin aja yaa jangan film kaya gitu gak baik untuk anak kecil. "
Ridwan mendongokkan kepalannya menatap uminya dengan tatapn yang sulit diartikan
" Ndak mau mii, ntal Wawan ketulalan botak kaya meleka. " Ridwan mengerucutkan bibirnya sehingga tampak menggemaskan. Ifa tergelak melihat ekspresi wajah putranya ia ingin tertawa.
"Mihhhh.....
Ifa terdiam, suara itu? Suara yang amat ia rindukan setelah 4 tahun lebih tidak mendengarnya. Suara yang selalu terngiang dalam ingatannya.
"Umm-miiii."
Perlahan namun pasti, Ifa membalikkan badannya ke arah ranjang rumah sakit. Waktu seakan berubah menjadi slow motion ketika ia melihat sosok dihadapanya sudah membuka matanya.
"M-masss hikssss " Ifa ambrug dan meraih tangan Gus El, air matanya berlinan
"Fahhhh ha-ushh Faaa. "
Ifa dengan sigap mengambilkan minum untu suaminya. Lalu membantu untuk meminumkannya
"Ridwan sayanggg, kamu temeni Abi dulu yaaa umi mau panggil dokter dulu. "
"Siapp umiiii. "
TBC Guysss:*
Jangan lupa tinggalkan jejak:* comet and vote yaahhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabbah Cinta Gus El Khaff [Proses Penerbitan]
HumorSedih, boleh.. Nangis, boleh.. Kecewa, boleh.. Patah, boleh.. Marah, boleh.. Tapi jangan lupa makan. Jangan lupa ketemu teman-teman. Jangan lupa tersenyum. Jangan terlalu nyaman dengan kesedihan. cobalah bangkit dan kembali merasakan kebahagiaan. ~N...