"Seperti aroma lemon yang pahit dimulut dan itulah penggambaran kenangan yang kamu tinggalkan hanya menyisakan kesedihan."
- Bae Joohyun..
.
.Joohyun menatap ke dinding kaca yang menampilkan keadaan orang yang lalu-lalang membawa tumpukan kertas. Semua orang sibuk dengan tugasnya masing-masing, hal itu membuat Joohyun membuang napasnya, merasa lelah.
"Apa yang ingin Ayah katakan?" Joohyun menatap arloji brand Alexandre Christie sebelum menatap pria paruh baya di meja kerjanya. "Aku ada janjian bersama teman-temanku."
"Nak, Ayah mau bicara serius denganmu."
"Kalau begitu cepat katakan. Kita tidak punya banyak waktu, kan?"
Ayah menarik napas dan membuangnya perlahan. Menaruh kedua tangannya di atas meja kerja dan memundurkan punggungnya sampai menyentuh kursi kerja. Ayah menatap putri satu-satunya yang sedang duduk di sofa, di dalam ruang kantornya. Joohyun memperhatikan raut wajah Ayah, tapi ia tidak bisa memahami maksudnya.
"Apa kamu sudah menemukan seseorang?"
"Ayah serius menanyai itu padaku?"
"Ayah hanya bertanya nak. Kamu tidak pernah bicara dengan pria tua ini." Ayah tertawa pelan. "Tidak ada salahnya kalau Ayah harus tahu siapa orang yang beruntung menjadi pasangan hidupmu."
Joohyun menghela napas dan menaruh tas selempang mahalnya di atas pahanya, bersiap-siap untuk pergi dari ruang kerja Ayah.
"Serius aku tidak punya waktu lagi. Kalau ini yang ingin Ayah lakukan, aku lebih baik pamit."
Joohyun berdiri dari duduknya dan berjalan ke pintu kaca. Sebelum pintu kaca itu berhasil terbuka semua, tiba-tiba Ayah mengatakan sesuatu yang membuat mata Joohyun membulat. Shock.
"Ayah sudah menjodohkanmu."
Joohyun berputar dan menatap Ayah dengan ekspresi tidak percaya. Joohyun tidak yakin kalau Ayah sedang bercanda. Joohyun sudah jelas sangat terkejut dan merasa bingung mengapa Ayah merencanakan hal gila padanya.
"Apa?" hanya itu yang bisa Joohyun ucap.
"Anak dari perusahaan SG Company." Ayah membuka laci kecil di bawah dan mengeluarkan sebuah map berwarna putih, terdapat logo keemasan yang menurut Joohyun itu adalah logo dari perusahaan SG Company. "Ini lebih detailnya."
Joohyun terkesiap dan melangkah maju lebih dekat ke meja kerja Ayah. Tangannya meraih map putih bersih, ia memutar map itu untuk melihat bagian belakang dan depannya. Kosong. Semuanya putih. Lalu Joohyun melemparnya ke atas meja, sedikit kasar.
"Ayah bercanda?"
"Ayah yakin kamu bisa melihatnya sendiri. Kami sudah setuju untuk saling bekerja sama dengan persyaratan ini."
Joohyun sinis dan memalingkan wajahnya. Sangat tidak percaya atas apa yang baru saja Ayah katakan padanya, dan bagaimana bisa Joohyun menerima ini dengan baik? Joohyun menatap kembali Ayah dan mengeraskan rahangnya karena kesal.
"Katakan pada perusahaan itu, aku tidak akan pernah setuju untuk menikah dengan putra mereka."
Joohyun berputar dan menuju pintu kaca lagi. Tidak ada pilihan lain lagi, Ayah akhirnya berdiri dari duduknya dan mengucapkan sesuatu yang membuat Joohyun shock lagi.
"Dia bukan pria." Mata Ayah bertatapan dengan mata putrinya. "Dia seorang wanita, dan besok kamu harus bertemu dengannya."
Saat itu juga Joohyun tahu, semuanya sudah diluar kendalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemon ─ Seulrene ✓
Fanfiction❝Maafkan aku, hingga kamu menutup mata, aku tidak sempat memberikan kebahagiaan yang kamu inginkan.❞ Tentang rasa sakit, kecewa, dan bahagia Kang Seulgi, wanita yang menghabiskan waktu paling bahagia dalam hidup pendeknya. ©Seulgibaechuu, 2020.