Jangan lupa vote + comment!
[]
Seulgi membungkuk kepada para petinggi sebelum dia meninggalkan ruang rapat. Dari kejauhan dia melihat Jimin yang segera menghampirinya, Seulgi pun melihat arlojinya dan baru sadar sekarang sudah jam makan siang.
"Apa kamu mau pulang ke rumah dan makan dengan Joohyun?" tanya Jimin.
Seulgi menggeleng. "Joohyun sedang di luar kota untuk urusan bisnis. Aku akan makan siang di luar, mungkin bersamamu."
"Baiklah. Ngomong-ngomong," Jimin melihat Seulgi. "Wendy tadi datang dan ingin bertemu denganmu. Tapi, aku bilang kalau kamu sedang mengadakan rapat jadi dia mau kamu untuk menghubunginga setelah selesai."
Sambil berjalan menuju pintu keluar, Seulgi mengeluarkan handphone dari saku celananya, segera menelfon sahabat lamanya. Percakapan mereka sungguh singkat, Wendy hanya memberikan informasi detail mengenai waktu penerbangan Seulgi ke China.
Dalam waktu seminggu yang akan datang, Seulgi akan berangkat ke China.
Seulgi berpikir sejenak seraya masuk ke dalam mobil. Sebelum Jimin menyalakan mesin mobil, Seulgi mengubah tujuannya. Seulgi meminta Jimin untuk mengantarkannya menuju tempat pemotretan di dekat kantor. Meski bingung, Jimin hanya bisa mengangguk dan mengikuti perintah Seulgi.
Seulgi bersandar di kursi mobil dan melihat gedung yang mereka lewati. Tatapan Seulgi kadang berubah menjadi sendu, kadang berubah menjadi kosong dan kembali sendu lagi.
Satu bulan lagi Seulgi akan menginjak tanah ini, dengan kondisi yang lebih baik.
Jika saja itu benar. Seulgi adalah orang paling beruntung di dunia.
Tidak pernah terpikir olehnya, melihat waktu kematiannya datang tanpa pertanda itu membuat Seulgi ingin melakukan banyak hal. Berbeda dari kehidupan sebelumnya, dia hanya mengikuti alur dan lebih memilih apa yang harus dilakukan. Sekarang, Seulgi lebih ingin melakukan apa yang ingin dia lakukan. Bersama orang-orang yang berarti untuknya.
Tidak ada lagi gunanya untuk menangis.
Seulgi hanya bisa menerima apapun yang akan terjadi ke depan.
Setidaknya Seulgi sudah melihat sesuatu yang begitu sempurna di matanya. Seulgi tidak perlu lagi khawatir karena semua orang mempercayainya. Sekarang giliran dirinya untuk mempercayai itu, bahwa dia bisa kembali dengan sembuh.
Untuk dirinya, untuk orang lain, dan untuk Joohyun. Seulgi akan percaya itu.
Mobilnya terparkir di depan gedung pemotretan. Seulgi segera keluar dan mendaftarkan diri untuk melakukan sesi foto. Jimin hanya menunggu di luar studio pemotretan, dia berpikir jika Seulgi melakukan ini karena urusan pekerjaannya.
Seulgi duduk di kursi, menghadap kamera yang akan memotret setengah tubuh atasnya. Ini adalah pemotretan formal, beruntungnya Seulgi baru selesai rapat jadi dia tidak perlu kerepotan mengganti pakaian formal.
Ketika fotografer ingin mengambil foto, Seulgi dikejutkan oleh permintaan dari fotografer tersebut.
"Bisakah anda memikirkan hal yang lucu dan tersenyum ke arah kamera?"
Benar. Seulgi sama sekali tidak berniat tersenyum ketika melakukan sesi foto ini. Sebab fungsi foto ini adalah jiksa saja Seulgi tidak berhasil, maka foto ini akan digunakan untuk pemakamannya. Tidak ada gunanya tersenyum di pemakamannya, pikirnya.
Meski tidak berniat, pada akhirnya Seulgi tersenyum sedikit ketika mengingat tentang Joohyun.
"Oke, bagus, bersiap, 1, 2..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemon ─ Seulrene ✓
Fanfic❝Maafkan aku, hingga kamu menutup mata, aku tidak sempat memberikan kebahagiaan yang kamu inginkan.❞ Tentang rasa sakit, kecewa, dan bahagia Kang Seulgi, wanita yang menghabiskan waktu paling bahagia dalam hidup pendeknya. ©Seulgibaechuu, 2020.