Jangan lupa vote + comment!
[]
Joohyun memasukkan handphone ke dalam tas selempangnya sebelum melihat sekeliling. Joohyun bersama teman-temannya langsung berjalan ke pintu keluar restaurant, mengabaikan kekacauan yang masih terjadi di dalam.
Bahkan sampai Joohyun keluar dari restaurant itu, dia masih bisa merasakan sepasang mata menatapnya dari kejauhan. Joohyun meraba tengkuknya karena merasa sedikit tidak nyaman, tapi kalimat temannya membuat Joohyun menatapnya.
"Yah! Kamu kejam sekali berpura-pura tidak bersalah." Ucap Jennie.
"Joohyun benar-benar aktris of the year, tentu dia bisa berlagak tidak bersalah seperti ini." Joy ikut berkomentar sambil menatap Joohyun dari atas hingga bawah.
"Kalian berdua berisik. Aku cuman tidak mau ikut campur masalah mereka."
"Yah! Justru kamu yang membuat masalah itu." Jennie menjadi kesal. "Tanpa berdosa memundurkan kursi sendiri sehingga membuat pelayan itu kehilangan keseimbangan saat membawa nampan berat."
"Biarkan. Joohyun being Joohyun, kamu tidak bisa menyangkalnya." Joy menenangkan Jennie.
Joohyun sinis dan mengecek arloji mahalnya. Berpikir mereka masih ada waktu untuk pergi mengunjungi toko branded yang ada di mall besar ini. Jennie dan Joy tidak mau berdebat lebih lama akhirnya mengikuti Joohyun dan membiarkan wanita itu memimpin.
"Tidak bisa kah kita pergi ke Chanel?" tanya Jennie.
"Jen, besok itu belum hari akhir. Kenapa kita selalu pergi ke tempat itu setiap kali kita pergi ke mall?" kesal Joy.
"Yah! Aku tidak boleh melewatkan semua keluaran terbarunya, kartu kreditku terlalu penuh jadi mungkin aku akan menghabiskannya hari ini juga."
Joy mengangkat kedua alisnya. "Sombong sekali."
"Kalian tidak usah berisik. Kita akan pergi ke Prada dan Gucci hari ini. Tidak ada protes." Joohyun menatap dua temannya dengan tatapan dingin.
"Baiklah, Joohyun kita sudah punya wishlist hari ini." Joy membela Joohyun.
Joohyun masih marah karena omongan Ayah tadi pagi. Akhirnya Joohyun menyuruh dua temannya, Jennie dan Joy, untuk menemani dia pergi berjalan-jalan di mall besar. Jennie yang merupakan anak dari perusahaan Samsung yang hobi menghabiskan uang di kartu kreditnya, namun setiap kali Joohyun mengajak Jennie, sudah pasti mereka akan berakhir di Chanel.
Berbeda dengan Joy yang selalu mengikuti keinginan Joohyun. Meski begitu, Joy sebenarnya anak orang kaya yang tidak kalah dari dua temannya. Orang tuanya adalah CEO dari Perusahaan Hyundai. Namun, Joy adalah manusia paling lembut hati di antara dua iblis ini. Joy tidak terlalu suka membeli barang mahal dan masih ingin hidup layaknya orang biasa.
Mereka bertiga bolak-balik keluar dan masuk ke semua toko untuk melihat jika menemukan sesuatu yang menarik. Joohyun sudah melakukan semua ini tapi kepalanya masih tidak bisa lepas tentang pernikahannya. Dia membuang napasnya dengan kasar karena tahu apapun yang ia lakukan sekarang tidak akan bisa mengubah masa depan.
"Joohyun-ah? Ada apa?" tanya Joy yang menyadari raut wajah Joohyun.
"Aku... hanya lelah."
"Lelah? Bagaimana ceritanya kamu lelah disaat di depanmu ada barang Prada?" Jennie menunjuk semua barang begitu mereka masuk ke dalam tokonya.
Saat Joohyun membuka mulutnya untuk menjelaskan tetapi itu ditahan oleh suara dari handphonenya. Joohyun membuka tas selempangnya dan sinis begitu tahu bahwa Ayah yang menelfonnya. Joy dan Jennie saling menatap ketika Joohyun berjalan menjauh untuk ruang privasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemon ─ Seulrene ✓
Fanfiction❝Maafkan aku, hingga kamu menutup mata, aku tidak sempat memberikan kebahagiaan yang kamu inginkan.❞ Tentang rasa sakit, kecewa, dan bahagia Kang Seulgi, wanita yang menghabiskan waktu paling bahagia dalam hidup pendeknya. ©Seulgibaechuu, 2020.