Jangan lupa vote + comment!
[]
Seulgi masih menatap Joohyun, meski hujan ini menghalangi pandangannya. Tetapi, dia bisa yakin benar jika Joohyun menangis di bawah hujan ini. Seulgi masih berdiam diri karena merasa Joohyun masih ingin mengucapkan sesuatu.
Perasaan Seulgi benar-benar seperti sedang diuji dengan permainan roller coaster. Sebentar naik, lalu turun seperti terjun bebas. Seulgi tidak tahu dia harus merasa sakit atau senang. Atau mungkin merasakan keduanya, seperti biasanya.
"Aku tahu aku sulit untuk mengakuinya. Aku tahu meskipun ini salah, tetapi aku tidak bisa berhenti memikirkanmu, Seulgi-ah."
Seulgi perlahan mengangkat kedua alisnya, ekspresinya mengatakan seperti dia telah menunggu lama untuk mendapatkan itu. Menunggu lama demi bisa mendengarkan jika Joohyun merasakan hal yang sama terhadapnya.
"Aku terus memikirkan tentang kamu. Aku sendiri tidak tahu kenapa bisa begitu."
Joohyun mengalihkan pandangannya ke bawah, melihat kedua kakinya yang sudah basah. Melihat tetesan air hujan di sekelilingnya. Lalu Joohyun memejamkan matanya, dia pun menangis. Pundaknya bergetar, merasa kedinginan dan juga takut.
Joohyun mengakuinya. Dia telah mengakuinya di depan Seulgi.
Joohyun tidak mau tahu lagi apakah perasaannya itu salah atau tidak. Joohyun tidak mau lagi melakukan sesuatu yang hanya akan merugikan perasaannya. Tidak peduli jika efek alkohol membuatnya membongkar segala perasaannya, karena itu yang Joohyun inginkan sejak dulu dan yang pasti dia tidak akan menyesalinya esok hari.
Kata-kata Joohyun itu seperti kekuatan, kekuatan yang cukup kuat untuk membuat Seulgi melangkahkan kakinya, kembali mendekat ke Joohyun. Seulgi melepaskan jaket tebalnya dan menutupi bagian kepala Joohyun sampai punggungnya.
Sangat beruntung bagian dalam jaket itu masih kering, dan Seulgi langsung melingkarkan satu tangan di pundak Joohyun. Satu tangan lainnya menggenggam tangan Joohyun yang basah dan dingin, genggaman itu memberitahunya jika Seulgi ada disisinya. Selalu akan ada disisinya.
Kaki Joohyun ikut bergerak ketika Seulgi mengajaknya untuk masuk ke dalam apartementnya. Biasanya Joohyun tidak menyukai sentuhannya, kini dia ingin disentuh oleh Seulgi lebih lama lagi. Tidak menyangka jika segala sentuhannya itu bisa membuat Joohyun merasa nyaman.
Joohyun dengan ragu mendekatkan tubuhnya ke Seulgi, dan dia langsung mendapatkan pelukan lebih erat dari samping. Joohyun tersenyum melihat reaksi Seulgi yang seperti itu, dan di dalam hatinya dia semakin merasa bersalah telah menyakiti orang setulus Seulgi.
Joohyun mengira dengan kembali ke Bogum, itu akan menjadi jalan keluarnya dari masalah perjodohan ini. Mengira jika dia mencari pria lain, itu bisa mengubah keputusan Ayahnya untuk membatalkan perjanjian. Tetapi, itu semua bertentangan dengan kenyataan.
Seperti sekarang. Joohyun tidak menginginkan hal itu lagi. Sebab dia sudah ada Seulgi.
Seulginya.
Pria atau bukan, Joohyun mulai mengerti dan hanya ingin perhatian yang tulus dari Seulgi. Hanya seorang Seulgi.
Mengenyampingkan rasa takutnya, Joohyun menemukan sesuatu yang lebih indah. Dia melihat ke dalam hati Seulgi, menemukan sebuah ruang yang sudah tersedia sejak awal untuk Joohyun. Joohyun pun memutuskan untuk masuk dan tidak akan pernah keluar lagi dari situ.
Tanpa melepaskan pelukannya, Seulgi menggunakan satu tangannya untuk memasukkan kode pintu apartement. Hal itu membuat Joohyun semakin tersenyum lebar, masih tersanjung untuk mengetahui fakta Seulgi menggunakan tanggal ulang tahunnya untuk apartementnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemon ─ Seulrene ✓
Fanfiction❝Maafkan aku, hingga kamu menutup mata, aku tidak sempat memberikan kebahagiaan yang kamu inginkan.❞ Tentang rasa sakit, kecewa, dan bahagia Kang Seulgi, wanita yang menghabiskan waktu paling bahagia dalam hidup pendeknya. ©Seulgibaechuu, 2020.