Rindu Bandung

205 14 0
                                    

Secepat kebahagian itu datang, maka secepat itu pulalah ia sirna. Virus corona mulai mewabah di Indonesia dan kegiatan akademik harus dihentikan guna memutus rantai penyebaran virus ini. Awalnya kampusku merencanakan bahwa kegiatan belajar-mengajar secara online hanya akan berlangsung selama dua minggu, setelah itu akan kembali normal. Kebetulan waktu kampusku mengeluarkan kebijakan tersebut, keluargaku sedang mengunjungiku sehingga aku memutuskan untuk ikut pulang bersama mereka dan kembali lagi dua minggu setelahnya. Aku tidak membawa banyak perlengkapan, hanya beberapa pakaian dan buku-buku yang sekiranya aku perlukan untuk dua minggu ke depan.

Akan tetapi, siapa yang akan menyangka bahwa saat itu adalah terakhir kalinya aku melaksanakan kuliah di Bandung untuk tahun 2020. Bersamaan dengan penyebaran virus corona yang semakin cepat dan upaya pemerintah untuk mengatasi virus ini maka seluruh kegiatan akademik berlangsung secara online hingga waktu yang belum ditentukan. Dan kampusku juga menerapkan kebijakan untuk menyelesaikan semester dua ini secara online.

Bagaimana perasaanku? Tentu saja sangat sedih. Walaupun aku tidak betah-betah amat di Bandung, tetapi berkuliah di tempat jauh lebih mudah daripada secara online. Selain itu, berada di rumah membuat aku menjadi malas untuk beraktivitas, rasanya ingin rebahan saja setiap harinya. Aku juga kesal karena kegiatan praktikkum harus dihentikan dan dianggap selesai, padahal aku suka setiap kali berada di laboratorium dan berpraktikkum ria. Selain kesal, aku juga bingung dan stress sendiri gara-gara harus kuliah online. Bagaiman tidak? Ketika diterangkan langsung oleh dosen di kelas saja terkadang aku masih suka tidak memahami, apalagi sekarang.

Entah mengapa aku menjadi rindu Bandung. Rindu dengan suasana Kota Bandung. Rindu dengan kampusku yang selalu membuatku merasa penat. Rindu berenang. Rindu dengan orang-orangnya. Rindu dengan perasaan sedih yang kerap kali aku rasakan ketika aku merasa senang ataupun sedih atas diriku sendiri. Pokoknya rindu dengan segala hal yang terjadi padaku ketika aku berada di Bandung. Ternyata apa yang dikatakan orang-orang itu benar, kita baru menyadari betapa berharganya suatu hal ketika ia menghilang. Dan aku baru menyadari betapa aku menghargai kehidupanku di Bandung saat aku tidak berada di sana.

MerantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang