Perantauan yang Dipenuhi dengan Perbedaan

1K 31 0
                                    


Kuliah adalah hal yang aku nantikan sejak SMA. Berbagai hipotesis tentang dunia perkuliahan yang seru dan menarik telah mengisi imajinasiku. Hipotesisku mengatakan bahwa kehidupan SMA dengan kuliah tidak terlalu berbeda. Yah, perbedaannya mungkin hanya dari cara berpenampilan, ruang kelas, pengajar, dan sistem pembelajarannya saja. Sisanya pasti akan sama! Tetapi seiring berjalannya waktu, mari kita lihat apakah hipotesisku ini benar atau tidak.

Waktu awal-awal perkuliahan dimulai, kujalani hari-hari dengan penuh semangat dan optimis. Tentu saja, aku perlu beradaptasi dengan lingkungan baruku karena aku kuliah di luar kota. Banyak perbedaan yang aku rasakan ketika tinggal di Kota Bandung ini. Aneh rasanya ketika diperhadapkan dengan situasi bahwa akulah yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ini agar mereka tidak merasa aneh terhadap ku, padahal aku justru juga merasa aneh karena berusaha untuk menjadi seperti mereka. 

Di kota asalku, Bahasa Indonesia adalah bahasa sehari-hari yang kami gunakan. Oh, dan jangan lupakan dengan bahasa gaul. Istilah 'gue lu' lazim diucapkan, bahkan ketika seseorang berbicara dengan menggunakan 'aku kamu' itu akan terdengar sangat aneh karena 'aku kamu' hanya diucapkan terhadap orang-orang yang betul-betul disayangi dan dihormati, misalnya keluarga, orang tua, dan pacar.

Namun, di kota ini, isitilah 'aku kamu' lah yang lazim digunakan dan ketika seseorang menggunakan 'gue lu' itu akan terkesan aneh bahkan mungkin juga kasar. Awalnya aku merasa sangat canggung ketika berbicara menggunakan 'aku kamu', tetapi apa boleh buat. Itulah konsekuensi yang aku harus terima saat memutuskan untuk pindah ke kota ini. Beradaptasi! Kata yang sangat mudah untuk dilafalkan, tetapi sulit untuk diimplementasikan. Dan aku kira Bandung akan sama seperti kota asalku, tetapi ternyata cukup berbeda juga. 

MerantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang