15 | Hurt's

534 48 3
                                    

"Hari ini aku telah bersama dengan laki-laki yang aku cintai, dia dan aku menyatu dalam nyala obor Tuhan yang telah di ciptakan sebelum dunia ada. Tak ada kekuasaan yang mampu merampas kebahagiaannku, karna kebahagiaanku memancar dari rengkuh dua Jiwa yang saling pengertian dan di payungi dengan cinta kasih"

📌Kim Jisoo



Alangkah baiknya mari kita membaca al-fatihah untuk kesembuhan Sehun..
Dan semoga Jisoo di berikan ketabahan ya..

Lebih baik juga sambil dengerin lagi di atas ya.. ☝☝☝
-Yiruma : Remember

Di peluklah Jisoo oleh sang Ibu mertua, "Ma.. sehun masih ada kan?" lirih Jisoo.

Ibunya Sehun juga nampak menangis di pelukan Jisoo, "Dia cuma tidur doang kok"

"Tapi kok Sehun tidurnya lama ya mahh" tangis Jisoo

Kedua kaki Jisoo tidak sanggup untuk berdiri, dirinya juga tidak sanggup untuk melihat Sehun. Sehun terus memajamkan matanya, dia seperti tertidur dengan damai, seakan-akan tidak mau dibangunkan dan di usik oleh siapa pun.

Dokter nampak berusaha menyelamatkan nyawa Sehun.
Tubuhnya sudah di pasang berbagai alat, mulai dari selang impusan, tabung oksigen bahkan EKG semacam layar monitor detak jantung.

Yang membuat Jisoo takut, sedari tadi layar monitor itu tidak menunjukkan adanya grafik naik turun. Hanya sebuah garis lurus dengan suaranya yang terdengar nyaring, bagi Jisoo suara itu bagaikan tiupan terompet sangkakala. Menghancur dunia dan hidupnya dalam hitungan detik.

Dokter dengan gesitnya mulai menekan dada Sehun dengan sebuah alat pacu jantung, agar layar monitornya membentuk sebuah grafik. Sayangnya tidak ada tanda-tanda pergerakan pada tubuh Sehun, bahkan dokter pun sudah meningkatkan kekuatan joule pada alat tersebut. Sayangnya itu semua tidak membuahkan hasil.

Jisoo menenatap Sehun di balik kaca transparan, dirinya tersenyum seraya meyakinkan dalam hati bahwa Sehun akan bangun dan berlari ke arahnya untuk memeluk dirinya erat. Tadi Jisoo sempat berkomunikasi dengan Sehun lewat hati ke hati dan menyuruh pria itu untuk tetap kuat.

Jisoo janji, dia akan memarahi Sehun saat pria itu bangun nanti! Sehun benar-benar membuatnya menangis dengan tidur cukup lama, membuat Jisoo takut akan kehilangan pria itu. Sehun hanya sedang menjahilinya, dia pura-pura tidur agar membuat istrinya khawatir.

Hembusan nafas dan gelengan kepala dokter itu membuat benteng harapan yang dengan susah payah Jisoo buat, hancur begitu saja.

Jisoo menggelengkan kepalanya sambil menangis terisak-isak, "Tidak! Sehun, gue cuma bercanda! Gue gak bakal marahin lo pas bangun nanti" lirih Jisoo dengan nada gemetar.

Ntah berapa banyak air mata yang sudah menetes membasahi pipinya, hati Jisoo benar-benar terasa dirobek tanpa diberi sebuah biusan terlebih dahulu. Sakit! Itulah perumpamaan yang di rasakan hatinya saat ini.

"Hun... " lirih Jisoo seraya berjalan mundur, "Hun.. Lo gak mau liat istri lo?"

Jisoo menghapus air matanya dengan kasar, "Lo tega banget bikin istri sendiri menderita kayak gini.." Jisoo menarik nafas panjang dengan terisak-isak, "Lo tau sendiri, gue itu lemah.. Dan lo dengan teganya lakuin ini ke gue!"

Ekor mata Jisoo berhenti pada sosok pria yang tengah berdiri di ambang pintu sana. Jisoo memcengkram sebuah kursi , untuk membantunya berdiri tegak. Tenaga Jisoo telah terkuras karena tangisan menyakitkannya.

1001 BUCIN (BP X BTS X EXO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang