Dua

448 39 2
                                    

Carissa pov

Aku carissa yang sering dipanggil risa. Aku dikenal orang dengan sebutan janda muda. Iya muda karena umurku baru menginjak dua puluh lima tahun tapi aku telah memiliki empat anak dan semuanya laki-laki. Aku sangat menyayangi mereka lebih dari nyawaku sendiri. Mereka sangat berhaga dalam gidupku mereka semangatku untuk terus bangkit dari hidup.

Menjadi janda anak empat bukanlah hal yang mudah untukku. Aku selalu mendapat cibiran dari banyak orang apalagi tak ada sosok suami yang ada disampingku.

"Bunda"

Aku menoleh. Senyumku mengembang lebar saat mendapati keempat buah hatiku berlarian menghampiriku. Mereka langsung memelukku yang duduk disofa ruang keluarga.

"Gimana jalan-jalannya sama nenek? Seru ngak? "Tanyaku pada mereka saat pelukannya telah terlepas.

"Seru bun. Daniel dibeliin mainan sama nenek"
Daniel putra sulungku. Dia adalah tipikan anak yang ceria. Ia berumur enam tahun.

"Oh ya, kalau vano, vero sama velix dibeliin apa sama nenek? "Tanyaku kepada twins. Iya mereka kembar tiga  yang sangat mengemaskan.

"Velo dibeliin lobot sama nenek"
Dia vero putra keduaku yang menjadi kakak dari twins.

"Vano dan velix juga dibeliin robot bun sama nenek"sahut putra ketigaku, vano.

Velix hanya mengangguk-angukan kepalanya menyahuti perkataan kakaknya, vano dan beralih duduk dipangkuanku.

"Ihh vano juga mau dipangku bunda"kesal vano dan mencoba menarik tangan velix yang memeluk erat leherku.

"Daniel juga mau dipangku bunda"sahut daniel dan membantu saudaranya menarik lengan velix.

"Velo juga, bun"kata vero dan membantu kedua saudaranya.

"Ehh jangan berantem dong. Gantian aja ya kalau mau dipangku bunda"kataku menengahi karna kalau tidak segera dipisahkan bisa berakhir menangis mereka semua.

"Ini ada apa? Kok velix ditarik-tarik gitu"kata mama nenek dari keempat anakku saat melihat velix ditarik oleh ketiga saudaranya.

"Benelan gantian ya bun"ujar vero yang diangguki kedua saudaranya.

"Iya"jawabku meyakinkan. Aku mengalihkan atensiku pada mama yang berdiri tak jauh dari tempatku duduk "biasa ma, ribut karna hal kecil" kataku menjawab pertanyaan mama yang tadi.

"Oh. Yaudah yuk nenek mandiin kalian. Ayo daniel, vano, vero, velix"
Mama mengiring mereka berempat untuk dimandikan. Sebelum pergi keempat putraku memberi kecupan singkat dipipi.

****

"Sa, papa mau bicara hal penting sama kamu"ujar papa yang menatapku serius.

Aku yang lagi asik menemani keempat anakku bermain pun menoleh kearah papa dengan alis terangkat seolah bertanya apa.

"Ngak disini. Keruangan kerja papa aja"

Aku hanya menganguk dan setelahnya papa menghilang dari ruang keluarga.

Aku menatap keempat anakku yang sedang bermain dengan senyum manis "bunda temui kakek dulu ya. Kalian main disini dulu"pamitku yang langsung dingguki keempat anakku.

Aku melangkahkan kaki kearah ruang kerja papa. Aku telah berdiri didepan pintu berwarna putih. Tanpa mengetuknya aku langsung nyerobot masuk begitu saja. Disana terdepat mama dan papa yang sedang duduk bersama di shofa yang tersedia diruangan ini. Aku langsung mendaratkan bokongku di sofa sigle samping papa.

"Papa mau bicara penting ke kamu sa"
Aku mengangguk mempersilahkan papa berbicara kepadaku.

"Kamu sudah punya calon suami? " kata papa memulai pembicaraan.

Aku terdiam. Aku menatap papa heran pasalnya papa tak biasanya menyinggungku tentang calon suami untuk anak-anakku.

"Belum, pa. Aku masih ingin sendiri" jawabku santai.

Papa menghembuskan nafas pelan "papa jodohin kamu sama anak teman bisnis papa"ujar papa dengan intonasi suara yang tegas dan penuh wibawa.

Aku yang mendengar langsung saja membulatkan mata tak percaya. Aku ini sudah mempunyai empat anak masa harus dijodohin segala. Emang aku ini anak kecil?.

"Papa apa-apaan sih. Aku sudah dewasa pa. Aku sudah mempunyai empat anak masa harus dijodohin"kataku menolak perjodohan yang papa lontarkan.

"Dengar, sa. Anak kamu itu butuh sosok ayah dihidupnya. Emang kamu ngak kasian sama Daniel? Setiap hari diejek teman-temannya disekolah karena tidak punya sosok ayah. Emang kamu ngak kasian sama twins? Dia masih kecil ya pasti sangat butuh sosok ayah. Dia baru berumur empat tahun. Masa kamu tega ngebiarin keempat anak kamu kekurangan kasih sayang"timpal mama panjang lebar.

Aku diam meresapi perkataan mama. Aku tak bisa egois karna anak-anakku pasti butuh sosok ayah dalam hidupnya. Walaupun selama ini aku telah berusaha menjadi dua sosok orang tua secara bersamaan tapi itu semua tidak bisa mengelak kalau anak-anakku butuh sosok ayah.

"Benar kata mamamu. Besok kamu temui calon yang papa pilih untuk kamu"

Secret janda(HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang