Lima

342 19 2
                                    


"Om, velo mau es klim"rengek vero yang berada digendongan gua. Dia nunjuk-nunjuk kedai es krim yang ada di taman.

Gua senyum manis dan langsung menatap bergantian kearah tiga bocah yang tengah duduk manis di sebuah bangku taman.
"Kalian juga mau?"tanya gua yang langsung dianguki antusias mereka semua.

"Ris, aku beli es krim dulu ya. Kamu mau ngak? Biar aku beliin sekalian" gua natap risa yang lagi menciumi pipi felix di pangkuannya.

"Boleh"jawabnya tampa menoleh sedikitpun.

Gua nganguk aja "kamu mau ikut om beli es krim apa disini aja sama bunda?" tanya gua kearah varo yang masih asik memeluk leher gua erat.

"Ikut om"jawabnya antusias.

Setelah selesai membeli es krim gua dan varo segera kembali ke tempat semula.

"Nih es krim buat daniel, vano, felix dan ini buat varo"Gua bagiin satu-satu es krim yang ada di kresek. "Dan ini buat kamu"dan yang terakhir buat carissa.

Carissa tersenyum tipis yang langsung gua bales dengan senyum lebar. Entah mengapa gua bahagia banget saat carissa senyum ke gua. Padahal hanya senyum tipis begimane kalau dia senyum lebar. Langsung didi kempot dah gua. AMBYAR!

"Setelah ini mau jalan-jalan kemana lagi?"tanya gua saat semua es krim habis ditangan masing-masing.

"Aku mau ke tlimzone om"seru vero semangat.

Gua tersenyum dan langsung mengangguk. "Boleh. Gimana ris? Boleh,kan?"tanya gua kearah risa.

Risa menatap satu persatu anaknya. Dan langsung mengangguk pelan. Mungkin risa ingin menolak tapi tak tega setelah melihat binar dimata anak-anaknya.

"Yeayy"seru bocil dengan antusias. Kecuali felix dia hanya senyum tipis doang buat menangapi.

Setelah satu jam menempuh perjalanan sekitar satu jam gua, carissa dan para bocel udah sampe di mall paling gede di kota gua.

"Om. Ayo ke Tlimzon" daniel narik-narik tangan gua menuju time zone.

"Iya"
Gua ngalihin arah mata gua kearah felix yang hanya diam digandengan mamanya. "Mau om gendong, gak?" tawar gua tersenyum hangat. Gua julurin kedua tangan gua kearah dia.

Dia natap gua dan tangan gua secara bergantian, Tatapanya itu menyiratkan keraguan. Tanpa pikir panjang gua langsung meraih tubuh felix dan mengendongnya.

"Ayo om, buluan ke tlimzon"rengek varo mengerak-gerakkan baju yang gua pake.

"Iya. Ayo" ajak gua dan mengandeng daniel.

Varo dan vano berlarian kearah timezone dengan semangat.

"Aku mau isi saldo dulu"pamit carissa.
Gua segera mencekal pergelangan tangannya dan menunjukkan sebuah kartu didepan wajahnya.

"Ngak usah, Punya aku masih banyak masih cukup kok buat main anak-anak"

"Itu anak aku dan tanggung jawab aku. Kamu ga perlu repot-repot aku masih mampu buat isi saldo"
Keras kepala! Itulah yang gua lihat dari carissa.

Tanpa aba-aba gua langsung menarik pergelangan tangan carissa membuat kepalanya kepentok dada bidang gua. Tanpa menghilangkan kesempatan emas gua langsung melingkarkan tangan gua ke pinggang ramping dia memeluknya dengan erat.

"Kamu apaan sih!"
Carissa berontak tapi gua bodo amat sama dia. Gua udah nyaman sama posisi gua ini.

"Udah deh, kamu jangan berontak terus. Nikmati aja mumpung anak-anak lagi main"
Gua semakin memepererat pelukan dan carissa hanya diam. Mungkin dia pasrah kalau gua peluk dia dari belakang gini.

"Bunda. Ayo temenin valo mandi bola"

Sial! ganggu banget sih calon anak gua. Untung nih gua udah sayang waktu pertama kali liat tuh bocah. Kalau kagak udah gua mutilasi tuh anak.

"Lepasin, ih"

Dengan berat hati gua langsung ngelepasin tangan gua yang meluk erat tubuhnya.

Secret janda(HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang