Sepuluh

374 17 1
                                    


Suasana restaurant sangat ramai dipenuhi senda gurau antara dua belah keluarga. Saling bertukar lelucon yang disambut gelak tawa.

"Kita langsung mulai aja acaranya, gimana?"ujar bara, ayah dari Carissa yang dianguki semua.

Suasana yang tadinya penuh canda tawa seketika hening.

Bara berdeham sebelum memulai pembicaraan.
"Jadi, berkumpulnya dua keluarga disini ingin membicarakan perihal perjodohan antara anak saya, Carissa dan anak bapak Danu, Daffa. Saya mau bertanya kepada nak Daffa apakah bersedia menerima perjodohan ini?"
Bara mengalihkan pandagannya kearah, Daffa.

Daffa berdeham, untuk mengurangi rasa grogi dalam dirinya.
"Saya siap, om"jawab Daffa mantap disertai senyuman meyakinkan.

Semua keluarga bersorak gembira dan langsung mengalihkan pandangan mata ke Cariss yang bergiliran ditanyai.

"Gimana nak Carissa apakah kamu bersedia menerima perjodohan ini?"kini giliran Danu yang bertanya pada Carissa.

End pov*

Daffa pov*

Gua tahan nafas saat Carissa mau jawab pertanyaan bokap. Jujur, gua gugup banget sekarang apalagi liat Carissa sangat cantik malam ini. Gaun navy diatas lutut sangat cocok ditubuh dia yang putih bersih. Apalagi ada kesan sexy saat Carissa memakai gaun itu. Rasanya gua pengen cepet-cepet halalin dia. Pengen gitu seret dia kepelaminan trus ke kamar mau buat proyek, haha.

"Aku bersedia, pa"

Gua langsung senyum lebar saat Carissa jawab pertanyaan bokap dengan sangat mantap dan tegas. Gua jadi makin kagum sama Carissa. Dia itu tipikan cewek yang mempunyai kepribadia berubah-ubah. Dia akan menjadi wanita yang sangat menyesuaikan keadaan dan tempat.

Gua bahagia banget sekarang sampai-sampai dengan reflek gua genggam jari-jari lentik Carissa. Dia menoleh kearah gua dengan sedikit terkejut dan langsung senyum tipis dengan menatap tangan kita yang menyatu.

Pernikahan dilakukan sebulan dari sekarang. Orang tua gua dan Carissa tak mau menunda hal baik lebih lama lagi dan gua sama Carissa sih iya-iya aja yang penting kami menerima beres.

Gedung, catering dan segala tetek bengeknya bakalan diurus orang tua kita berdua sedangkan gua dan Carisa hanya disuruh menentukan undangan, memilih gaun dan mencari cincin nikah.

Tak ada pertunangan. Aku dan Carissa sudah sepakat tidak tunangan dan langsung memilih menikah.

Dan kisah cinta kami akan dimulai dari malam ini.

                         ********

"Pak setengah jam lagi meeting bakalan dimulai"

Gua hanya berdeham sebgai jawaban atas ucapan sekertaris yang berdiri tak jauh dari meja dengan mengengam subuah ipad ditangannya.

"Setelah meeting kamu kosongkan jadwal saya"
Kata gua biar si mina ga terlalu keteteran saat gua tinggal.

"Baik pak"mina hanya menganguk dan berpamitan pergi.

Gua memilih menandatangani berkas-berkas yang menumpuk dimeja dan mempelajari proyek baru perusahaan.

Setengah jam berlalu dan mina kembali masuk mengigatkan bahwa meeting akan segera dimulai dan gua pun langsung berjalan menuju tempat meeting.

Dua jam berlalu dan meeting berjalan dengan lancar sesuai rencana dan guapun segera pergi dari kantor ke restaurant Carissa buat ngajak dia pergi mencari undangan.

Gua sudah hubungi toko undangan langanan keluarga agar pihak toko menyiapkan desain undangan terbaik buat pernikahan gua dan Carissa.

Walaupun ini pernikahan kedua Carissa tapi gua akan memberi kesan seperti pernikahan pertama. Gau mau pesta pernikahan yang wah~ karna ini sekali seumur hidup.

Setelah menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam gua sudah sampai dan berdiri depan restaurant. Carissa pernah bilang dia mempunyai beberapa cabang restaurant untuk dia bekerja.

"Mbak ruangan bu Carissa dimana ya?"tanya gua saat ada pelayan lewat dari hadapan gua.

Dia langsung noleh kearah gua dan terbengong natap gua kek mau nerkam. Gua jadi takut.

"Halo"gua ngalambaiin tangan gua depan muka dia yang buat dia tersadar. Dia mengerjap-ngerjap matanya berulang kali da tersenyum lebar kearah gua.

"Mbak ruangan bu Carissa mana?"tanya gua dengan nada yang agak naik. Siapa yang ga emosi sih ditanyain malah bengong ga jelas mana senyam-senyum kek orang kesurupan. Bikin gua merinding aja tuh mbk-mbk.

"Oh, ruangan bu Carissa yang, pak? Bapak lurus aja trus naik kelantai dua, nanti ada ruangan bertuliskan nama bu Carissa"

Gua nganguk paham dan langsung melengang pergi setelah mengucapkan terimakasih.

Gua jalan sesuai intruksi dari pelayan tadi dan gua langsung berhadapan dengan pintu ruangan Carissa.

Tanpa ba-bi-bu gua langsung mengetuk pintu putih yang bertuliskan carissa putri robert dibagian dada pintu. Setelah mendapat persetujuan gua langsung masuk. Dan pemandangan yang pertama gua liat adalah Carissa yang lagi sibuk ngotak-ngatik laptopnya dengan sangat serius.

"Kamu kosongin jadwal saya hari ini. Saya ada acaran dan soal meeting dengan klien kamu yang hadle ya, saya lagi sibuk"Kata Carissa dengan tatapan kearah laptop tanpa ingin tau siapa yang datang dan mengetuk pintu ruangannya tadi.

Gua terkekeh pelan dan berdeham agak keras biar Carissa denger atas keberadaan gua diruangannya.

Carissa langsung melihat kearah gua dengan mata yang sedikit melebar dan kembali menetralkan raut wajahnya setelah beberapa saat.

"Kenapa? Kaget lihat aku sudah disini?"tanya gua dan langsung duduk di sofa ruangan Carissa tanpa dipersilahkan. Gua mah bodo amat.

"Kamu, kan bilang mau nanti siang aja sekalian makan siang. Ini masih jam sebelas loh? Kamu emang ga ngantor?"tanya Carissa dengan berjalan angun kearah gua.

"Aku ngantor tadi. Aku baru aja selesai meeting langsung kesini"






Jangan lupa vote dan komen yaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret janda(HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang