08. Malaikat Penolong

2.3K 180 26
                                    

Edlise dan Maxime yang baru memasuki mobil, sedikit tertarik begitu melihat seorang pria lusuh dan berantakan di lempar keluar dari klub tanpa belas kasihan.

Sepertinya, sebelum di lempar, pria itu sudah lebih dulu di pukuli, melihat penampilannya yang acak-acakan, kondisi wajahnya yang lebam dan sudut bibirnya yang berdarah.

Usia pria itu sudah tak lagi muda. Sekitar melewati setengah abad, dan kelihatannya pengangguran .

Pria tua itu terlihat memaki dan berteriak tak jelas dengan sebotol minuman di tangannya yang isinya sudah hampir tandas.

“Sepertinya, pria itu ... “

“Dia Jack. Jack Stold. Pria berumur empat puluh tahun yang suka berjudi dan menghabiskan waktunya di klub sialan itu!” jawab Max memotong perkataan Edlise.

Edlise melirik lagi keluar jendela mobil. Pria tua itu, terlihat berjalan sempoyongan meninggalkan klub. Tak salah lagi, pria itu adalah ayah wanita yang sedang dia selidiki, dan sialnya sudah tuannya ketahui identitasnya.

“Pulanglah Edlise,” titah Max sambil membuka jasnya dan menggantinya dengan jaket hoodie berwarna hitam.

Edlise sedikit terperanjat. Tidak biasanya, tuannya akan mengubah keputusannya secara mendadak seperti ini.

“Tapi Tuan?”

“Jangan berpikir terlalu banyak, Ed. Pulang, dan istirahatlah,” potong Max kemudian keluar dari mobil setelah menutup kepalanya.

Edlise juga keluar dari mobil. Dengan sedikit tergopoh-gopoh, Edlise mengejar Max yang sudah menjauh beberapa langkah dari mobil.

“Tuan, Anda melupakan mobilnya, ” ujar Edlise dan Max tertawa pelan.

“Aku ingin olahraga malam. Cepat pulang, dan jangan mencoba untuk mengikutiku. Nanti, aku akan menghubungi bodyguard untuk menjemputku.”

Edlise hanya bisa menghela napasnya kasar. Dia menjadi  serba salah sekarang. Bagaimana bisa, dia lepas tangan dan meninggalkan tuannya berjalan sendirian tanpa pengawasan atau pengawalan ketat? Berjalan kaki pula.

Tapi, jika Edlise masih nekat untuk mengikuti tuannya. Tentu saja, tuannya akan marah karena beranggapan, Edlise meragukan kemampuan tuannya untuk menjaga dirinya sendiri.

“Ya Tuhan ... Sebaiknya aku pulang saja,” desah Edlise kemudian. Dia tak perlu khawatir berlebihan. Tuannya bukan sembarang orang yang akan mudah mendapatkan luka. Apalagi, misi tuannya malam ini hanya mengikuti seorang pria mabuk yang sialnya tidak penting. Tapi kenapa, sampai membuat tuannya rela berjalan kaki?

Sepertinya, putri pria itu yang menjadi penyebabnya. Dan Edlise mengakui, jika perlawanan wanita itu sudah membangunkan sisi iblis dalam diri tuannya.

Ya. Tuannya menyimpan dendam kesumat yang mendalam. Sepertinya wanita itu harus benar-benar waspada sekarang.

***

Maxime mengikuti pria lusuh pemabuk itu dari jarak sedikit dekat. Kira-kira tiga sampai empat meter di belakangnya.

Maxime tidak mau kehilangan jejak. Dia ingin melihat jelas, bagaimana kehidupan wanita lusuh yang ingin dia buat menderita.

Pria lusuh itu, sesekali terdengar memaki tak jelas. Sepertinya, malam ini, pria itu kalah lagi dalam meja perjudian dan menimbun hutang.

Maxime tertawa tipis. Dia pun tau. Pria-pria yang terjerumus dalam dunia perjudian, pasti akan mengalami sesal kemudian. Di sana, uang dan kemewahan hidup mereka, di pertaruhkan. Sudah menjadi hukum alam. Siapa yang cerdik menang dan yang jujur kalah.

Akhirnya, mereka buta mata dan mempertaruhkan apa pun yang mereka miliki karena kecanduan dan berambisi untuk mendapatkan kemenangan yang sudah tak mungkin di dapatkan oleh seorang pengecut yang kehilangan jati dirinya.

King Bastard For Beauty Slut (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang