09. Penawaran

2.7K 164 32
                                    


3 hari kemudian.

Kathe masih belum juga mendapatkan pekerjaan. Hampir seluruh sudut di kota itu dia datangi. Mengharap, masih ada sedikit harapan untuk mendapatkan pekerjaan, agar dia bisa terus menyambung hidup.

Kathe tidak punya tabungan lagi. Sedangkan, untuk biaya hidup selama 4 hari sebelumnya, dia sudah meminjam uang pada Risa—sahabatnya. Uangnya sudah tidak ada lagi. Dan untuk meminjam lagi, Kathe merasa enggan dan tak enak hati.

Beruntung, kondisi ayahnya setelah tak sadarkan diri secara mendadak malam itu, membuat ayahnya lemah dan tak bisa bangun dari tempat tidurnya beberapa hari ini.

Alhasil, bebannya sedikit berkurang, karena ayahnya tak lagi meminta uang untuk pergi berjudi dan mabuk-mabukan.

Kathe meminum air putih yang tersisa sedikit dalam kemasan botol yang dipegangnya. Pikirannya benar-benar buntu. Dia sudah menyerah. Jungkir balik pun, dia tetap tidak akan mendapatkan pekerjaan di kotanya itu. Sepertinya, ucapan pria arogan tempo hari lalu, benar-benar terjadi.

Pria itu sudah membuatnya menderita dengan menutup semua tempat untuk memberinya pekerjaan.

Pria sialan! Arogan menyebalkan! Semoga pria itu, mendapatkan ganjaran atas kejahatannya padaku. Batin Kathe berteriak.

Sungguh, untuk memberinya keadilan dengan melawan pria itu, sangat tidak mungkin. Bagaikan langit dan bumi. Wanita kelas miskin sepertinya, akan selalu disalahkan, atas semua yang terjadi. Lalu, apa lagi yang bisa dia lakukan selain pasrah dan menerima takdir?

Menghela napasnya pelan, Kathe menjatuhkan botol minum yang dia minum tadi, kemudian menendangnya ke sembarang arah, dan ...

Puk!

Ternyata, tendangan Kathe yang asal-asalan, malah tepat mengenai sasaran. Dan sialnya, yang menjadi sasaran botol minuman bekasnya tadi, adalah kepala seorang manusia berjenis kelamin pria yang sedang bersandar ke badan mobilnya yang hitam mengkilat penuh kemewahan.

“Ya Tuhan, sepertinya aku akan mendapatkan masalah lagi.”
Kathe menghampiri pria itu. Kecerobohannya, sudah merugikan seseorang. Dia akan minta maaf atas kesalahannya.

“Maaf, Tuan. Aku tidak sengaja, sungguh,” ucap Kathe setelah berada di dekat pria itu. Sungguh, dia merasa bersalah sekaligus ketakutan.

Pria itu pun menoleh, dan alangkah terkejutnya Katherine begitu mendapati pria di depannya adalah,

“Ka-kau!” pekik Kathe—kaget. Tak pernah Kathe duga sebelumnya, dia akan bertemu dengan pria berengsek yang sudah membuatnya kehilangan pekerjaan. Ya. Siapa lagi, jika bukan Maxime D’orion, The King Of London yang songongnya kebangetan.

Maxime yang sedang menunggu Edlise membeli sesuatu di mini market, harus rela keluar dari mobil karena merasa bosan. Sampai beberapa detik kemudian, Maxime merasakan kepalanya di timpuk dengan  botol minuman, dan pelakunya adalah—wanita  lusuh yang sudah berani mempermalukannya di depan umum.

Sialan! Wanita itu lagi? Batin Max. Dia tidak habis pikir. Kenapa wanita lusuh itu selalu membuatnya marah hanya dengan kekonyolannya atau sikap pembangkangnya yang menyebalkan?

Kathe memutar tubuhnya dengan cepat. Jantungnya berdegup dua kali lebih kencang dari biasanya.

Wajahnya terasa panas, tapi tubuhnya terasa dingin. Sepertinya, berada di dekat pria itu membuatnya kesurupan Setan gila.

Tidak! Dia tidak mau lagi berurusan dengan pria menyeramkan itu. Sudah cukup, semua kesialan yang dia terima setelah berhadapan dengan pria itu beberapa hari yang lalu.

Kabur. Yah, satu-satunya cara untuk bisa lepas dari pria itu adalah kabur. Kathe akan berlari sekencang mungkin agar pria itu tak bisa menangkapnya. Yang penting, dia sudah minta maaf untuk kesalahan kecilnya tadi.

King Bastard For Beauty Slut (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang