2

492 81 36
                                    

Happy reading...

I hate Monday, itu mungkin istilah untuk Livia saat ini. Hari senin pertama setelah naik ke kelas 12 dan itu berarti akan ketemu si bad boy Rangga lagi.

Kebetulan sekali mereka satu kelas, mau tak mau tatapan mata mereka akan sering beradu.

Livia menghempaskan tasnya dengan malas ke bangku paling belakang sisi kanan ruang kelas. Lumayan bisa nyuri kesempatan untuk sekedar membuka chat atau bermain game di sela-sela pelajaran.

Bel berbunyi dan semua murid menempati posisi favorit masing-masing. Rangga tersenyum mendapati dirinya duduk kearah sejajar dengan Livia. Rangga duduk di bangku belakang di sisi kiri ruang kelas.

Mengamati Livia yang sibuk dengan ponselnya. Mengamati musuhnya yang sedang tak bersuara.

Guru Bahasa Inggris yang terkenal killer masuk dengan tas dan beberapa map di tangan. Bu Titiek, mendengar namanya saja asam lambung murid-murid langsung kambuh dan sekarang dia masuk ke kelas dengan membawa map seperti map absen.

Desahan dan gumaman seketika mewarnai kelas.

"Ehm...sudah pada kenal saya, kan? Guru tercantik dan terseksi di SMA ini?" canda Bu Titiek dengan senyum khasnya.

"Ya, buk." jawab anak-anak serempak dengan malasnya.

"Saya, satu tahun kedepan sebagai wali kelas ini. Saya harap kalian tidak menyusahkan saya dan guru yang mengajar di kelas ini.  Dan saya ingin merolling tempat duduk kalian semua." kata Bu Titiek dengan nada tegas.

Tentu saja langsung di sambut protes murid sekelas.

"Wah, udah pe we bu." protes Lutfi keras.

"Gak ada protes! Iya kalian udah enak karena dapat teman yang bisa di ajak kerjasama nyontek kalau ulangan kan?!" ketus Bu Titiek sambil mendelik ke arah Lutfi.

Mata Bu Titiek mengabsen para siswa yang bertampang bandel.

"Bimo duduk bareng Asti." titah Bu Titiek dengan menunjuk ke arah Asti.

"Bu, bisa nggak saya duduk sama Livia. Janji bu, saya akan bersikap baik dengannya. Saya gak akan nakal, bu."

Tatapan sinis langsung menusuk mata Bimo.

"Kamu pikir ibu gak denger gosip kalau kamu lagi pdkt sama Livia?"

Livia mendongakkan wajahnya, menatap heran pada Bu Titiek.

"Nggak bu, saya gak pdkt sama dia. Ish... gosip murahan itu, bu." protes Livia dengan wajah masam.

"Rangga." panggil Bu Titiek.

Rangga berdiri dengan malas.

"Ibu mau saya pindah dan duduk sama siapa aja boleh. Kali ini saya gak akan protes, tenang, Bu," ucap Rangga.

Bu Titiek tersenyum.

"Duduk sama Livia!" teriak Bu Titiek.

Semua mata melotot ke arah Bu Titiek dan mereka segera membalikkan badannya untuk menoleh ke bangku belakang. Rangga yang terkejut hanya bisa melongo mendengar perintah Bu Titiek.

"Ehmm, kenapa? Cepet! Katanya gak akan protes."

Rangga segera menyeret tasnya dan berjalan malas ke arah bangku di sebelah Livia.

"Mati kau!" desis Livia pelan.

"Aku gak takut mati. Aku takut jatuh cinta sama kamu." jawab Rangga dengan berbisik di dekat telinga Livia.

Livia tersenyum smirk pada Rangga.

"Saya sudah buat denah kelas dan sudah menetapkan kalian harus duduk di mana. Ini kesempatan kalian yang pandai mengajari teman kalian yang kurang pandai. Yang musuhan, belajar untuk hidup berdampingan. Benarkan Rangga...Livia?"

My Neighbour My Enemy (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang