8

359 63 10
                                    

Happy reading...

"Avril." pekik Livia kaget.

Avril, pacar Rangga berdiri di samping Andi. Tersenyum kala Andi memeluknya mesra.

Livia menarik lengan Avril cepat dari pelukan Andi.

"Maaf, pinjam gadismu sebentar." pinta Livia pada Andi.

Tatapan tajam Livia langsung menghujam ke mata Avril. Tapi gadis di depannya hanya nyengir kuda dengan wajah tak berdosa.

"Heh! Siapa dia? Pacarmu?" tanya Livia dengan nada penasaran.

Avril mengibaskan tangan Livia.

"Iya, ganteng, kan? Jangan bilang kalau kau suka sama dia." sahut Avril dengan bangganya.
Livia menatap Avril dengan tatapan miris.

"Lalu, Rangga?"

"Ah dia, cewek tuh butuh modal untuk dandan, Liv. Untuk mengisi waktu senggang aja bermain-main dengan dia dan sebagai bodyguard di sekolah." Jawaban super enteng yang pernah Livia dengar.

Avril menaik turunkan alisnya pada Livia hingga membuat dirinya ingin mencabut bulu alis Avril.

Rahang Livia mengeras. Tangannya seakan gatal ingin menjambak rambut Avril. Livia menghela nafas pelan, mencoba agar tak terpancing emosinya. Berusaha agar kata-kata kasar yang biasanya tertuju pada Rangga, tak akan keluar untuk Avril.

"Ok, aku memang membenci Rangga tapi aku gak suka kau permainkan hatinya." ucap Livia.

Di dorongnya segera tubuh Avril untuk menjauh. Dirinya seakan jijik dengan gadis cantik di depannya.

Netra Livia menangkap sosok Rangga yang menatap tajam ke arahnya. Cowok itu terpaku di tempatnya berdiri.

Livia mengaktifkan micnya kala kue ulang tahun di keluarkan dan mulai dinyalakan lilinnya.

"Ayo, kita nyanyikan selamat ulang tahun untuk Mas Andi. Semoga panjang umur dan dikasih jodoh yang terbaik." kata Livia dengan nada tenang.

Setelah lagu happy birthday di nyanyikan, segera Andi meniup lilin yang sebelumnya make a wish.

"Aku juga membuat permintaan untuk penyanyi kita yang cantik dan telah menghibur kita malam ini. Semoga cepat dapat pacar dan cintanya gak bertepuk sebelah tangan lagi." kata Andi yang membuat Livia sempat shock.

Tepukan tangan segera menggema yang disertai suara tawa. Livia hanya membungkuk sebagai tanda terima kasih. Mencoba bersikap tenang di tengah guncangan batinnya.

Bukan Livia kalau gak membuat ulah. Di raihnya mic di tangan Andi.

"Maaf Mas, terima kasih atas doanya malam ini. Tapi sayangnya saya sudah punya pacar dan cinta saya kali ini gak bertepuk sebelah tangan. Dan kebetulan sekali dia hadir di sini." ucap Livia dengan mata berbinar.

"Siapa?" tanya Andi penasaran.

"Ada deh." ucap Livia sambil menatap ke arah Avril.

Livia menyanyikan lagu 'ku mau dia' milik Andmesh Kamaleng hanya di bagian Refrain, tanpa iringan musik seraya berjalan menuju ke pojok kafe.

Saat mendekat kearah Rangga, tangannya terulur. Sejenak Rangga ragu untuk mengikuti permainan Livia. Sebuah kerlingan mata untuk Rangga yang membuat cowok itu membalas uluran tangan Livia.

Livia membawa Rangga maju ke depan, berdiri tepat di samping Avril.
Avril terkejut dan langsung berdiri sedikit menjauh. Livia semakin mempererat genggaman jemarinya, memberi kode pada Rangga agar cowok itu tenang.

My Neighbour My Enemy (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang