[Jangan Lupa Vote dan Komen ya! Vote dan komentar kalian sangat berharga bagiku!]
(≧▽≦)Akhirnya dia izin pulang kepada Jaehyun melalui telpon. Dia bilang ada urusan mendadak dengan mamanya. Chan sudah meninggalkan, dan dia akan datang satu bulan lagi. Itu bukan waktu yang panjang. Chaerin memilih untuk pulang menenangkan hatinya. Dia tak bisa bicara dengan siapa-siapa.
"Loh? Rin?" Tanya Taehyung yang melihat Chaerin berjalan kaki dari rumah sakit.
Untungnya Taehyung sendiri. Taehyung turun dari motornya. Menghampiri Chaerin.
"Lo kenapa? Kok disini? Jaehyun?"
Chaerin memeluk Taehyung seketika, "lo bisa jaga rahasia kan tae? I need you."
Jadilah mereka disini, di resto dekat rs. Taehyung bingung karena dari tadi Chaerin hanya menangis tanpa memberitahu kejelasan.
"Rin, please lah jangan gini. Gue jadi bingung."
Masih dengan tangisnya Chaerin berkata, "gue harus ninggalin lo semua setelah satu bulan."
Taehyung terbelalak, ditambah tangis Chaerin yang makin kencang. Akhirnya Taehyung duduk disamping Chaerin dan mengusap-usap bahunya agar tenang.
"Gue harus jauhin Baekhyun, gue harus jauhin Jaehyun, gue harus jauhin lo semua supaya lo pada gak celaka... Gue-g-gue gak mau lo semua kena imbasnya. Dan gue hanya dikasih waktu satu bulan... Satu bulan...hiks hiks ..." Chaerin makin kencang menangisnya.
Tak usah diperjelas, Taehyung sudah tahu ini dalang siapa.
"Gue mau bantu lo. Tapi semua akan sia-sia. Gue bingung gue harus apa Rin. Gue gak bisa biarin lo sengsara kayak gini. Gue gak mau lo jatuh ke tangan diktator itu!"
Chaerin menggenggam tangan Taehyung, "lo bisa bantu gue Tae."
"Gimana?"
"Jaga rahasia ini."
Tae menghembuskan nafasnya. "I think it's not enough."
"It's enough Tae."
"Oke. Gue juga bakal ada disisi Lo Rin. Saat Lo gak kuat, gue ada disisi lo. Gue akan gantiin Baekhyun."
Mendengar nama itu, Chaerin kembali menangis. Taehyung memeluknya, menguatkannya.
"Gue gak bisa ninggalin Baekhyun..."
Tae hanya terdiam. Dia sangat benci dengan Chanyeol sekarang.
"Don't waste your time. Get up, waktu lo hanya sebulan. Lo gak mau itu berlalu gitu aja kan?"
Chaerin mengangguk.
"Gue antar lo pulang."
***
Chaerin sedang mengeringkan rambutnya. Dia menangis hampir seharian. Namun benar kata Taehyung, dia tak boleh menghabiskan waktunya. Hingga ponselnya berdering, itu dari Chanyeol.
"Hei"
Chaerin diam
"Kok diem."
"Kok nelpon?"
Chan terkekeh, "gue gak bisa nahan rindu."
"Lo udah janji ga ganggu gue selama sebulan." Ucap Chaerin datar.
"Mmnh,,, gimana yaa... Gue kendorin deh peraturannya. Gue masih boleh ketemu lo, dan mnh... Ck, yaudah lo boleh ninggalin Jaehyun kalo udah siap. Gausah sebulan."
Chaerin menghembuskan nafas beratnya.
"Lo gak suka?" Tanya Chan.
"Lo minta apa lagi selain ketemu?" Ya, karena Chaerin yakin Chan tak akan sebaik itu.
"Hehe, lo cenayang ya?"
"Au"
"Hngg... Gue mau lo langsung dateng pas gue telpon."
"Gue pilih opsi pertama, sebelum ada perubahan." Jawab Chaerin
"Gue gak suruh lo milih." Jawab Chan datar.
"Gue punya hak."
Chan mendecak.
"Lo bisa gak sih gak jadi diktator? Lo bukan raja. Lo bukan tuhan. Stop bertindak seakan lo adalah keduanya!"
Chan terdiam, menanti kalimat selanjutnya.
"Lo suka kan sama gue?" Tanya Chaerin.
"Kenapa lo tanya begitu? Bukan semuanya udah jelas?!"
"Gue gak suka sama lo." Jawab Chaerin.
"Gue gak perduli."
"Gimana rasanya lo menjalin satu hubungan dengan orang yang gak suka sama lo? Bukankah itu menyakitkan?"
Chan terdiam cukup lama.
"Kalau maksud lo ngomong begitu buat bikin gue menyerah, lo salah."
"Nggak."
Chan kembali terdiam. Secara gak langsung Chaerin mengizinkannya untuk berjuang.
"Kalo lo bilang semua cara yang lo lakuin ini adalah cara buat dapetin gue, lo yang salah. Sampai kapanpun kalau lo masih begini, gue gak akan mau deket sama lo. Gue gak mau deket sama orang yang ngekang gue. Kalau bukan karena orang yang gue sayang, GUE AKAN LAPORIN LO KE POLISI!!!"
Chaerin sangat emosi ditambah air matanya yang sudah turun.
"Chae," nada bicara Chan menjadi lebih halus.
"Gue benci lo Loey,"
"Chae please jangan nangis,"
"LO YANG SELALU BIKIN GUE NANGIS!"
Chaerin masih menangis, tapi sekarang dia sudah agak tenang.
"Kenapa sih Loey? Lo ganggu hidup gue, huh? Kenapa harus gue Loey?"
Chan tak mampu setiap kali Chaerin memanggilnya Loey.
"Chae please jangan nangis..."
Chan juga mulai tak tahan, dia menahan untuk tidak ikut menangis. What? Mengapa seorang Park Chanyeol bisa selemah ini.
"Gue benci sama lo Loey."
"I know. Please stop crying."
Chaerin merasakan pening di kepalanya. "I hate you. Don't call me."
Tutt... Tut...
[TBC •́ ‿ ,•̀]
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Sweet Boy, PARK CHANYEOL
Fanfic"Loey..." Chan langsung tersenyum dan menatap Chaerin antusias. "Kenapa sayang?" "Lo bipolar ya?"