1

21 1 0
                                    

[Jangan Lupa Vote dan Komen ya! Vote dan komentar kalian sangat berharga bagiku!]
(≧▽≦)

"Heh! Denger ya! Sekuat apapun lo ngancem gue, gue gak akan pernah takut!"

Park Chae Rin bukanlah gadis pemberontak seperti sekarang. Namun perlakukan namja di depannya sungguh tak pantas.

Namja itu menyeringai, "oh. Jadi lo ga takut? Sama gue?"

Mata mereka bertemu. Kilatan penuh amarah  benar-benar terpampang jelas dimatanya. Tiba-tiba

Sreettttt

Mata Chaerin terbelalak saat lelaki didepannya baru saja menyibakkan rok diatas lututnya dengan wajah tanpa dosa.

Plakkkk

Nafas Chaerin berderu marah. Darahnya mendidih. Tapi disisi lain air matanya hendak turun karena malu. Pasalnya, Park Chan Yeol, lelaki itu, membuat dia malu didepan koridor yang ramai saat istirahat. Suasana menjadi hening.

Chaerin tak bisa lagi menahan air matanya. Matanya sudah tak mampu lagi menahan banjir yang hendak jatuh. Chanyeol menatapnya datar, lalu menyeringai.

"Kalau mau nangis, nangis aja." Chaerin masih menahan. "Eh tapi tunggu," kata Chanyeol sambil merogoh sakunya.

"Nah ayo nangis..." Katanya sambil merekam wajah Chaerin dengan ponselnya.

Dukk

"AHHHHH!!!!"

Chaerin pun pergi setelah menendang 'adik' Chanyeol dengan lututnya.

Chaerin ke kamar mandi dan menangis sejadi-jadinya. Dia malu. Mau ditaruh dimana mukanya. Sekarang dia tak punya teman. Tak ada yang mau mendekatinya saat Chanyeol menyebar rumor bahwa Chaerin berpacaran dengan lelaki yang lebih tua darinya. Bel istirahat usai namun tidak dengan tangisnya. Dia tak memperdulikan lagi pelajaran seni dari Pak Shindong. Lututnya lemas, tak mampu menopang tubuhnya. Dia masih menangis, dia tak tahu lagi harus berbuat apa.

Brukk

Pintu kamar mandi dibuka paksa. Dia tak perduli. Ternyata itu Baekhyun, teman sebangkunya. Ralat, ada satu orang yang masih berteman dan bertahan untuk percaya pada Chaerin, Byun Baekhyun.

Baekhyun langsung membantu Chaerin berdiri dan merapihkan rambutnya yang berantakan. Baekhyun menangkup wajah Chaerin dengan kedua tangannya.

"Kita akan balas. Jangan menangis lagi."

Bukannya diam, justru tangisan Chaerin makin kencang. Dia memeluk Baekhyun erat, menumpahkan segala kesedihannya.

"Don't be sad, you look very weak when you're sad." Katanya sambil mengusap punggung Chaerin.

***

Di sepanjang perjalanan tadi Chaerin hanya terdiam. Baekhyun tak suka itu.

"Maneh teh jangan diem-diem bae, aing jadi sedih."

Ya,,, maafkan ke sundanesse-an Baekhyun yang bisanya hanya aing-maneh. Dia adalah orang yang humoris memang, tapi kalau dia sedang serius, jangan kan tawa, senyum pun tak menghiasi wajahnya.

"Gue mau pindah sekolah aja deh Baek."

Baeki—begitu dia disapa, terperanjat.

"Maneh teh jangan gelo, dikata pindah sekolah terus bakal dapet yang lebih baik gitu? Jangan gelo maneh."

Chaerin mendecak, "tapi dia udah nyebarin hoax yang gak bener Baek. Gila aja. Selama ini gue udah diemin dia. Tapi apa? Makin hari makin berani."

"Tapi jangan pindahh... Aing ama siapa?"

Bad Sweet Boy, PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang