prologue : farewell, farewell, farewell.

12.1K 718 232
                                    

"Permintaan itu tidak bisa diterima, Rokudaime."

"Yang Mulia, saya bisa menjamin Uchiha Sasuke dapat meningkatkan kesejahteraan Negara Api dengan menjaga perbatasan. Di luar sana masih banyak ancaman yang bisa membahayakan--"

"Keputusan saya sudah bulat, Hatake-sama."

Kakashi mengepalkan tangan. 

Atmosfer seketika menjadi lebih mencekat. Hi no Kuni Daimyo beserta hakim-hakimnya menatap Kakashi seakan kepalanya terantuk sehingga bicaranya ngawur. 

Gelapnya cahaya di ruang sidang, juga jarak kursinya dengan mimbar tinggi Daimyo membuat Kakashi tak bisa membaca ekspresi datar para petinggi negara itu. Daimyo Api mengipas-ngipas wajahnya santai. 

Helai-helai rambut panjangnya yang tertiup membuat emosi Rokudaime tersulut, terheran akan keputusan skeptis yang terlontar dengan santai.

Hakim-hakim dengan seragam hitam panjang nan megah membolak-balik dokumen yang berlembar-lembar jumlahnya.

Banyaknya lembar itu adalah bukti kuat betapa keji dan banyaknya kriminalitas yang Sasuke lakukan selama ini.

Juga membuktikan kegagalannya sebagai ketua Tim Tujuh.

Kakashi masih berdiri. Seragam lengkap Hokage dan topi Kage itu membuat suasana semakin panas.

Ia menatap postur Sasuke di tengah ruangan megah penuh sorot mata mengintimidasi. Dipaksa untuk membungkuk dengan tangan terbelenggu dan mata tersegel sempurna. Ia hanya bergeming, tak dapat menggunakan chakranya, maupun sisa energinya untuk memberontak.

Seseorang menyentuh tangan Kakashi.

Tsunade melempar tatapan penuh pesimistis dan cemas. Wanita itu menggelengkan kepalanya, membuat Kakashi tak percaya.

"Tsunade-sama...."

"Kakashi, kau adalah Hokage. Subjektivitas bukanlah hal yang diharapkan darimu. Anak itu adalah buron. Ia membunuh sebagian besar ninja kita. Seberapa besar kau ingin menyelamatkannya, penjara Konoha adalah tempat yang paling tepat baginya."

Kakashi meremas kertas yang ada di tangannya. Pembelaan-pembelaan valid tentang Klan Uchiha terakhir yang telah tertipu oleh trik orang-orang dewasa, bagaimana Sasuke bisa menggunakan Sharingan dan Rinnegan-nya untuk melindungi desa, dan juga bagaimana Rinnegan itu dapat lebih baik dikontrol di luar desa--semua sia-sia. Mereka tak mau mendengarnya.

Kakashi menoleh. 

Shikamaru menatapnya tak berdaya. Ada seutas keraguan dari matanya berkaitan dengan eligibilitasnya sebagai seorang Hokage. Shikamaru jelas tak mau membantah Daimyo maupun hukum. Ia tahu benar bahwa Sasuke berhak dihukum, dan negosiasi ini tak sepadan.

Tapi shinobi yang meninggalkan rekannya lebih rendah dari sampah.

"Uchiha Sasuke memegang andil penting dalam usainya perang shinobi. Saya selaku salah satu ninja yang ada di sana menyaksikan sendiri aksi Sasuke dalam usahanya menyelamatkan dunia. Tanpanya, Anda semua mungkin tidak bisa berdiri di sini."

Tsunade menginjak kaki Kakashi,  namun ia tak tersentak.

"Benar, Yang Mulia!" 

Naruto bangkit, tak bisa menahan amarahnya. 

"Jika Sasuke tidak ada di sana untuk membantu kami, pasti kami sudah mati! Kalian semua tidak ada di sana! Sasuke melindungi kami dengan Rinnegan-nya. Aku membawanya kembali dan aku percaya dia sudah kembali pada kami! Kalian tidak boleh menghukumnya seperti ini!"

Naruto menuding Kakashi, "Kakashi-sensei sudah memberikan alternatif yang sangat bagus bagi Sasuke! Ia bisa melindungi Konoha--tidak. Seluruh Negara Api dengan kekuatannya. Jika kalian merenggut kebebasannya, maka kalian menyia-nyiakan kesempatan emas!"

The Uses of SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang