four : i'm sorry. i'm sorry.

5.6K 517 293
                                    

author's note : kabar baiknya, ternyata saya sempat update.

---------

Satu hari menjelang pernikahan Uzumaki Naruto dan Hyuuga Hinata.

Semua orang tampak repot sekali menyiapkan pernikahan yang mungkin akan menjadi sebuah acara paling megah, meriah, dan juga spektakuler yang pernah terjadi di dunia ninja. Uzumaki Naruto memiliki banyak teman di seluruh negara. Mereka mencintainya, juga menghormatinya. Semua orang berlomba-lomba menunjukkan kasih sayangnya.

Sakura, Ino, dan Tenten menikmati waktu bersama sembari menata letak-letak puluhan ragam bunga di taman tempat di mana Naruto dan Hinata akan menggelar pesta pernikahan.

"Kau pintar juga memilih bunga untuk dekorasi, Tenten. Kukira matamu hanya tertarik pada kilau-kilau senjata di tokomu," Sakura memuji jahil, membuat Tenten dan Ino tertawa bersamaan.

"Maka dari itu, karena aku suka sekali menata letak senjata-senjataku di toko, aku jadi punya kebiasaan juga untuk menata dekorasi. Tapi, Ino tuh, yang membantuku," Tenten menggesturkan kepalanya pada Ino, balik memujinya.

"Tentu saja aku membantunya. Bunga-bunga ini punya arti berbeda-beda, bukan? Tenten memilih warna dan bentuk, aku hanya menyesuaikan cocok atau tidaknya."

"Baiklah, baiklah. Sekarang aku merasa tidak bisa melakukan pekerjaan anggun seperti kalian," Sakura memutar bola matanya dengan nada canda di suaranya. Ino dan Tenten tertawa.

Hinata datang dari kejauhan, matanya berbinar penuh haru memandangi ketiga sahabatnya bahu membahu menyusun bunga-bunga di sekitar meja dan furnitur. Ketiga parasnya kian cantik menyandingi bunga yang satu persatu diselipkan di sekitar. Hatinya turut bersemi bahagia.

"Teman-teman," panggilnya halus saat langkahnya sudah dekat.

Sakura, Tenten, dan Ino menoleh. Wajah mereka bercerahkan sinar keceriaan saat menatap Hinata dengan dress putih menerus yang memancarkan keanggunan dari kulit putih mulusnya.

"Hinata! Bagaimana? Kau suka tidak?" Ino yang pertama menghampirinya sambil menggesturkan tangannya ke sekitar taman. Sakura dan Tenten menyusul.

Hinata tersenyum malu-malu, "Aku suka sekali. Kalian seharusnya tidak usah repot-repot--"

"Ah, kau biasa begitu," Sakura memotong. Ia meletakkan tangannya di bahu Hinata, "Pokoknya kau istirahat hari ini. Kami akan urus semuanya. Coba lihat Lee di sana,"

Hinata mengikuti arah telunjuk Sakura yang mengarah pada pemuda berkostum hijau yang melakukan hand stand sembari mengangkat kursi-kursi tamu dengan kakinya. Matanya berapi-api penuh semangat.

Hinata tertawa, "Kalian baik sekali. Naruto pasti sangat senang."

"Naruto di mana?" Sakura bertanya sambil menilik ke sana ke mari.

"Mengukur yukata pernikahannya dengan Iruka-sensei. Ia baru sempat," tutur Hinata dengan senyum tipis. Tenten menghela nafas.

"Laki-laki. Selalu dekat-dekat waktu tenggat," kata Tenten sekenanya. Ino dan Sakura tertawa setuju.

Mereka berbincang-bincang, bertanya tentang kimono yang akan Hinata kenakan esok hari. Bagaimana Hiashi sangat bersemangat menyambut Naruto sebagai menantunya, hingga kesedihannya kala Neji tak bisa melihat hari bahagia ini.

Hinata kemudian memaksa ketiganya untuk membiarkan dirinya turut serta menyusun bunga-bunga di sekitar. Katanya, ia ingin menghabiskan banyak waktu dengan sahabat-sahabatnya sebelum resmi menjadi istri seseorang.

Keempatnya berpencar dan bersatu sesekali untuk mengambil ikat-ikat bunga yang mereka letakkan di satu titik pada taman tersebut.

Sakura kini mendapatkan tugas untuk menyisipkan bunga-bunga itu di sekeliling lampu-lampu taman yang tinggi menjulang.

The Uses of SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang