Suasana semakin hangat bahkan setelah tiga bulan berlalu.
Banyak kejadian-kejadian kecil yang turut mewarnai kehidupan masing-masing. Beberapa diantaranya berdampak pada perubahan perilaku di antara mereka.
Terutama Jae yang semakin meninggalkan kesal salty nya. Kata Dave, Jae dari hari ke hari makin berwibawa aja. Tapi kalau disindir perkara umur, balik lagi jadi sensi an. Satu sifat Jae yang nggak akan berubah yaitu boocin.
"Lagi ngapain, Ann?" tanya Jae yang hari itu mampir ke apartemen Anna.
Ceweknya itu terlihat sibuk mencatat sesuatu di ponselnya. Beberapa barang tampak berserakan disekitarnya.
"Berantakan banget." kata Jae sambil garuk-garuk kepala, "Oy, ngapain?"
"Oh, ini." kata Anna tersadar dengan kehadiran Jae, "Ini barang hasil collab aku sama salah brand streetwear lokal."
"Hah?" tanya Jae lalu duduk di dekat Anna.
"Ada brand streetwear lokal yang mau ngajak aku kerja sama. Aku terima karena visi misi mereka bagus." ulang Anna, "Nah, bentuk dari kerja sama kami adalah produksi hoodie."
"Nanti hasil kerja sama ini akan aku donasikan ke lembaga sosial."
"Ini belum aku pasarin sih. Masih sample." kata Anna lalu menatap Jae, "Karena pacarku artis dan member Enem Dino, mau ya bantu promosiin? Hehehe."
"Pansos nih ceritanya?" kata Jae menahan tawa.
Muka Anna langsung asem, "Ngeselin. Tapi emang iya, hehehe."
"Coba lihat sini." pinta Jae.
"Ambil aja sendiri." kata Anna lalu fokus lagi sama ponselnya.
"Nggak usah aku endors juga paling banyak yang demen." gumam Jae lalu membuka salah satu plastik, "Kenapa harus hoodie? Kenapa nggak kaos aja atau yang lain?"
"Karena aku pengen nanti bisa dipakai semua orang. Kalau kaos, aku takut ntar ketipisan dipakai nerawang. Buat temen-temen yang pakai hijab pasti nggak nyaman."
"Jae, aku kemarin ketemu Diana lagi." kata Anna lalu menaruh jari telunjuknya ke bibir Jae sebelum cowok itu menyelanya dengan pertanyaan, "Aku cerita banyak ke dia. Dia banyak kasih saran. Dan bilang mau bantu promosiin juga. Apalagi waktu aku kasih tahu kalau hasil dari penjualan ini akan disumbangkan ke lembaga sosial."
"Kamu masih utang cerita ke aku loh tentang gimana kamu bisa tahu dan kenal sama Diana." kata Jae setelah Anna menarik jari telunjuknya dari bibir cowok itu.
Anna menghela nafas. Benar juga. Dia belum cerita ke Jae.
"Intinya aku yang ngajak ketemu karena penasaran."
"Penasaran kenapa?"
"Ya penasaran aja."
"Terus?" tanya Jae lalu jalan ke kasur.
"Dia baik banget orangnya. Ramah. Setiap dia ngomong sesuatu, aku kayak nggak bisa fokus ke hal lain. Omongannya tertata rapi jadi enak buat didengerin. Oh iya Jae, kamu udah lihat postingan dia yang pakai hijab pertama kali? Itu hijab dari aku. Senang banget sekarang bisa temenan...."
Anna melihat Jae yang kini malah tiduran di kasur dengan mata tertutup, "Huh, tadi katanya mau diceritain. Sekarang malah tidur!"
"Yaudah sini," kata Jae sambil menepuk-nepuk kasur, "Ceritanya sambil tiduran disebelahku."
"Hadehhhhhhhh."
•••

KAMU SEDANG MEMBACA
I Heal You
Fanfiction"Damn, they just said her name and i'm shaking af." Jaenandra masih berusaha keras untuk mengobati luka hatinya. Semenjak ia berpisah dari Diana, ia berusaha untuk terlihat 'normal' di depan orang-orang. ✨Color Palette The Series ✨Make sure you've...