8 : I Heal You

2.1K 489 62
                                    

Anna melepas pelukannya.

Rasanya mau ketawa tapi nggak etis aja. Ketawa gara-gara gemes aja lihat mukanya Jae yang memerah dan masih sesenggukan.

"Lo pasti mau ngetawain gue kan?" kata Jae lalu merapatkan topinya biar Anna nggak bisa lihat mukanya.

Padahal topi yang dia pakai punyanya Anna.

"Nggak." jawab Anna. Masih aja ditahan.

Jae melepas topinya terus menatap Anna, "Ketawa aja."

Anna yang dari tadi menahan tawa langsung meledak.

"Buset nih cewek ketawanya..." kata Jae, "Nggak ada anggun-anggunnya sama sekali."

"Sorry, sorry. Aduh..." Anna memegangi perutnya, "Habisnya muka lo lucu banget kalau habis nangis."

"Iya deh. Puas-puasin lo ketawanya." kata Jae sambil mengacak rambutnya sendiri.

Anna selesai ketawa terus bilang, "Mau minum nggak?"

Jae menatap Anna, "Minum apa dulu nih?"

"Minum air mata. Huahahahahhahahah."

Muka Jae asem lagi, "Dih, serius!"

"Lo mau minum apa?" tanya Anna akhirnya. Nggak tega juga ngetawain anak orang begini.

"Lo mau minum anu nggak?"

"Anu apaan?"

"Anu." kata Jae lagi. Gemes.

"Gue lagi pengen mabok."

Baru Anna ngeh.









•••









Di malam itu, Jae cerita semua ke Anna. Cerita tentang cewek yang dilihatnya di restoran tadi adalah mantannya yang dia sayang banget tapi harus putus karena beda keyakinan.

Anna juga gitu. Balik cerita kalau dia pernah ngelewati masa susah karena harus ninggalin cowok yang dia sayang karena si cowok ternyata bawa pengaruh buruk ke dia.

Baik Anna atau pun Jae bukan tipe orang yang mudah menceritakan hal-hal berbau pribadi kayak gitu.

Tapi entah kenapa malam itu mereka blak-blak an. Cerita apapun yang selama ini dianggap jadi beban.

"Lo tahu nggak keputusan hebat apa yang lo buat selama lo hidup?" tanya Anna.

"What's that?" jawab Jae.

"Lo pilih untuk tetap bersama Tuhan." kata Anna.

Jae mengerjapkan kedua matanya berulang kali.

"Gue pernah baca quotes kalau, 'follow your heart but take your brain with you.' dan lo berhasil."

"Jae, gue emang belum kenal lama secara personal sama lo. Tapi gue kagum aja sama keputusan lo. Mungkin ini juga jalan terbaik buat lo dan dia." kata Anna.

Jae memegang kepalanya, "Iya gue tahu. Tapi susah banget lupainnya. Dia tuh kayak punya tempat tersendiri disini." lalu memegang dadanya.

"Pelan-pelan aja." kata Anna, "Akuin ke diri lo sendiri kalau lo masih sayang."

"Hah?" Jae menatap Anna nggak mengerti.

"Iya. Akuin aja. Semakin lo mengelak, semakin susah buat lupa."

"Kuncinya cuma satu sih menurut gue."

"Apa?" tanya Jae penasaran.

"Berdamai sama diri sendiri dulu." jawab Anna sambil tersenyum.

I Heal You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang