Hari selanjutnya, aku mulai terbiasa tinggal di Arion setelah tidur di kamar super nyaman milik Kak Leo dalam satu malam. Sekarang, aku sedang duduk di luar dinding yang menyembunyikan ruangan kamar pribadi yang hanya aku dan Kak Leo yang tau umm..tidak! Sepertinya bukan hanya kami berdua yang tau. Sudahlah...
Siang ini seluruh jajaran agen yang bekerja dalam misi Arion berkumpul di ruangan bawah tanah ini. Ada sekitar delapan sampai sepuluh agen rahasia yang khusus mengatasi misi ini. Kak Leo dengan kharisma nya sedang memberikan startegi dan misi untuk melakukan hal yang sepetinya lebih berat dari biasa. Itu terlihat dari seluruh agen yang sangat sibuk dengan komputernya masing-masing.
Pagi tadi para agen ini memperkenalkan diri padaku. Begitu juga aku yang mengenalkan diriku pada mereka meskipun mereka sudah mengetahui siapa diriku sebenarnya. Aku hanya di perbolehkan duduk diam memperhatikan mereka seperti seorang ibu yang melihat anak-anak nya bermain.
Ada Henry yang sudah bertemu jauh sebelum ini. Henry adalah ketua dari team Eight yang bertugas sebagai mata-mata. Margo adalah salah satu agen di bawah team Eight, Margo adalah wanita satu-satunya di agen ini yang ku tau.
Tentang Margo aku sudah pernah ceritakan apa posisinya di Arion.Ada juga Zyn yang ahli dalam memalsukan data dan meretas apapun bahkan ia pernah meretas ponsel presiden dan membongkar korupsi, pembunuhan dan perselingkuhannya atas suruhan istri presiden sebuah perusahaan paling besar di Eropa.
Seorang yang sedang mengukur sebuah benda kecil keemasan di ujung sana adalah Davin si Boomer. Dia ahli merakit bom dan menaklukkan bom apapun dengan Kejeniusan nya. Tidak hanya mereka, Frank yang sedang duduk diam di seberangku sambil memejamkan mata itu mempunyai sebutan 'killer' katanya dia sangat pro dalam menghabisi nyawa seseorang tanpa bukti.
Kemudian yang sedang makan ramen di meja komputer paling lebar itu adalah Yuka si ahli pembuat alat-alat canggih yang di gunakan oleh agen Arion. Seperti alat pelacak, penyadap dan juga senjata. Peter sang pesulap yang dulu pernah tenar dengan bayaran tampil melebihi lima milyar dalam satu kali penampialn kini menggunakan trik menipunya dalam kedok agen.
"Vanila atau latte ?"
"Latte, please"
Yang barusan menanyai ku adalah Ray. Dia adalah partner Kak Leo yang ahli dalam membuat strategi. Dia selalu membantu Kak Leo dalam mengawasi dan mengarahkan misi kepada agen-agen Arion.
Dua dari sepuluh agen ini belum ku ketahui siapa tapi aku tau salah satu di antaranya siapa.
Pintu lift terbuka, kemudian mataku tertuju pada dua sosok manusia yang keluar dari lift bersamaan. Seorang wanita keluar dengan merangkul lengan sang pria berjalan masuk dan bergabung bersama agen yang sibuk.
Pria itu adalah Brian, dan wanita yang di sebelahnya adalah wanita dari kejadian yang membuatku kecewa. Mereka datang bersama dan terlihat bahagia. Brian belum menyadari keberadaanku di sudut ruangan yang sedang menyaksikan kemesraan mereka berdua.Bibirku terangkat getir melihat apa yang ada di hadapanku saat ini.
"This is your Latte Luna"
Ray memberikan cappucino latte padaku dan sempat melamun. Aku berterima kasih dan memegang latte panas itu berharap panas dari gelasnya bisa memadamkan suhu tubuhku yang dingin.
Brian menoleh ke arahku dengan ekspresi kaget. Aku membuang muka dan melihat Ray yang asyik dengan kartunya. Semenit kemudian aku melirik ke arah Brian, dia terlihat lesu dan kehilangan semangat melihatku ada disini.
"Heey bro!!" Suara Henry memecah suasana sepi.Ku lihat Henry melirik ke arahku sebentar memastikan aku untuk melihat apa yang akan ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIDER (COMPLETE)
Ficción GeneralTidak semua hati itu kuat menahan badai, tidak semua wanita mampu menahan air mata yang di milikkinya dan tidak semua wanita bisa beradaptasi lagi dengan hal baru. Sesuatu yang pergi tanpa menetap akan selalu menjadi kenangan pahit yang akan terus...