13.sadness & mission

34 15 1
                                    

Hening dan canggung itulah gambaran saat ini di ruang santai rumah aku dan Rafael, saat aku bangun mereka semua khawatir aku terdiam membisu dan pada akhirnya aku duduk diruang santai.

Dapat aku lihat raut wajah penasaran di wajah Dian saat melihat foto aku dan Rafael saat pernikahan tertampang jelas.

"Sifa!"panggil ka Angga, aku menatapnya datar.

"Kenapa kamu harus mendatangi tempat pembakaran sampah itu?"tanya ka Angga, aku mengangkat bahu.

"Entahlah, aku melihat cahaya yang membuat aku kepo." Jelasku tanpa memandang, aku menghela nafas masih memikirkan mimpi tadi.

"Em maaf!"ucap Dian, seketika semua mata tertuju kepada Dian kecuali diriku.

"Sifa apakah kamu sudah menikah dengan pak Rafael?"tanya Dian dengan hati hati, aku mengangguk dan dapat ku lihat wajah menegangnya.

"Ada apa emang?" Tanyaku tanpa basa basi, dia menatapku.

"Tidak apa sih, aku sedikit kaget saja kalau kamu sudah menikah!" Dari nadanya saja sudah ketahuan itu keputus asaan.

"Dia menyukai pak Rafael Sifa!"seru Rick.

"Dari mana kamu tahu?"tanyaku, dia tersenyum lebar.

"Aku di anugerahi moon goddess dengan mendengarkan isi hati dan pikiran seseorang."jelasnya, aku ber oh ria.

"Bagus dong!" Seru David, aku menatap dengan penuh kebinaran kearah Rick.

"Emang saudara kembar begitu menyebalkan!" Curhat Rick dengan gemulai, membuat kami semua tertawa.

"Apa benar itu Dian?"tanyaku, dapat kulihat dia mengangguk samar dan matanya mulai berkaca-kaca.

"Maafkan aku Sifa sungguh aku sangat menyukai pak Rafael, saat aku dengar dari kalian semua bahwa Sifa dan David bersepupu dengan pak Rafael aku merasa ada secercah harapan. Tapi yang aku harapkan malah-"ucapnya tersendat dengan tangisan. "malah aku mendapati pak Rafael sudah menikah dengan temanku sendiri."

"Maaf aku merahasiakan nya."ucapku masih mempertahankan wajah datar, David mendekapku erat.

"Apakah kamu benar benar menyukai pak Rafael Dian?"tanya Aulia yang berada di gazebo single.

"Entahlah, saat aku menatapnya aku merasa tertarik."jawabnya jujur, aku masih shock dengan kejadian mencengangkan dadakan hari ini masih nyaman bersama pelukan David

"Aku salah Sifa, aku belajar melupakan pak Rafael dan mencari cinta lainnya."putus Dian, semua yang menyaksikan disana masih terdiam.

"Tidak apa Dian, itu hal wajar jangan salahkan dirimu. Karena kita sama sama tidak mengetahuinya jadi berhentilah menangis!" Seruku menenangkan.

"Bukan bermaksud membuat mu sedih Sifa "bujuk Dian kepadaku, aku melepas pelukan ku dengan David dan menatap Dian lekat.

"Tidak apa, karena perasaan tidak bisa di larang!"ucapku dengan senyuman.

Senyuman itu luntur kala terdengar getaran handphone ku, kutatap layar handphone ku tertampang nama Mr.Renald dengan tiba tiba aku berlari keluar untuk mengangkatnya.

"Hallo Mr?"sapaku.

"Ana, kamu punya misi kali ini!"ucap Mr Renald on the point.

"Misi apa Mr?"tanyaku.

"Misi kamu adalah..."

__

Aku kembali saat sudah menerima sebuah misi kecil dari Mr Renald dan kembali keruang santai, tatapan mereka semua mengarah kepada ku sebagai tanda tanya.

Awalnya aku tidak ingin mengatakan nya tapi Rick membocorkan nya,
pada akhirnya aku mengalah.

"Aku akan memotong lidahmu lain kali Rick!" Ancamku, lalu aku menghembuskan nafas panjang dan menjelaskan kepada mereka dengan berat hati.

"Aku mendapat misi dari atasanku untuk pergi ke NYC lusa."ucapku, Zavier tersenyum kearah ku.

"Bisakah kami semua ikut untuk liburan semester lagian juga pak Rafael di sana juga."ucap Zavier masih dengan senyuman nya, aku menghela nafas panjang lalu mengangguk.

"Saat aku sedang menjalankan misi kalian dilarang membicarakan aku di hadapan umum!"ancam ku.

Keesokan harinya tepat acara perpisahan dan kenaikan kelas diadakan, aku menggandeng lengan ka Angga meski aku harus mendapatkan tatapan tajam dari fansnya tapi mate nya sendiri merasa bodo amat.

Saat melihat ayah dan bunda aku sesegera mungkin melepaskan gandengan dari lengan ka Angga lalu berlari memeluk ayah dan bunda.

"Sifa kangenn!!"pelukku saat memeluk bunda erat.

"Bunda pun sangat kangen!!"tak kalah erat bunda memelukku lalu disusul oleh pelukan ayah.

"Kalian ini lupa ya, anak ada dua jangan di lupakan anak satunya!"sindir ka Angga dengan suara tinggi agar ayah dan bunda peka tapi mereka mengacuhkan nya, ka Angga hanya bisa mengerucutkan bibirnya.

Banyak orang yang sedang membicarakan ku sangat dekat dengan orang tua ka Angga padahal pacarnya ka Angga kan Aulia wezt, aku ngakak pikiran mereka dongkol atau bodoh sih?.

Acara perpisahan sudah di mulai dan pertunjukan demi pertunjukan sudah ditampilkan, tiba saatnya pengukuhan dan bertepatan dengan datangnya mama papa dan orang tua Rafael.

Mama sama mommy memelukku erat,dapat aku lihat wajah penasaran Dian saat aku memeluk mommy.

"Rafael mana?"tanya mom keily.

"Sedang masa perjalanan bisnis mom."jawabku saat menduduki kursi yang telah aku tepati di sebelah Dian.

"Halah anak itu sama seperti dad mu."ucap mom keily diselingi kekehan.

"Siapa disebelah kamu ini Sifa?"tanya mom keily.

"Oh ini namanya Dian mom."ucapku kepada mom, lalu aku menatap Dian dengan senyuman.

"Dian ini mommy aku alias momnya pak Rafael."ucapku lagi, dia ber oh ria dan menyalami mom keily dengan sopan.

Setelah acara pengukuhan selesai, sesi pemotretan pun di mulai mulai dari foto keluarga kecil nyatanya aku ikut dong.

Kemudian berfoto semua keluarga yang mencakup mama sama papa, mom sama dad ikut.

Selesai berfoto keluarga ka Angga berfoto berdua dengan Aulia, aku hanya bisa melihat mereka berdua dengan senang.

Bahuku di tepuk oleh seseorang, refleks aku berbalik dan menemukan sosok mamanya Liam yang tersenyum kepadaku.

"Wah Tante!"ucapku senang lalu memeluk nya dengan erat.

"Mau berfoto bersama Sifa?"mamanya Liam, tanpa pikir panjang aku langsung menyetujui ajakannya.

Aku berjalan beriringan dengan mama Liam menuju spot foto dan bertemu papa Liam juga ternyata beliau sangat humoris, aku melihat wajah Liam yang begitu mempesona hari ini.

"Sifa ayo sini di sebelah Liam fotonya!"suruh papa Liam, aku menuruti dan aku sekarang bersebelahan dengan Liam.

____

Hari keberangkatan untuk liburan semester pun di mulai, pada akhirnya semua keluarga ku tau sebenarnya siapa aku dan apa pengaruh ku di dunia.

David sangat pagi membangunkan ku dengan teriakan menggelegar, sial padahal tanpa berteriak aku bisa mendengar dengan jelas.

"Seorang Ana harus tidur kebo seperti ini!"sindir David aku berdecak tidak suka.

'hei kenapa kita punya kembaran seperti itu ya?' tanya Shasa dengan suara khas bangun tidur.

'entahlah!'ucapku

*********

Jangan lupa diberi tanda ya

jangan pelit ntar kubur nya sempit eeeeeeyyyy boong canda gaes hahaha.

Jaga kesehatan selalu dan jangan lupa untuk dukungan dari kalian.
Sekian terimakasih

See you around

My Cool Sweetie (Completare✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang