Lima hari di kurung membuat aku mati kebosanan, malam tadi aku membujuk Rafael untuk membiarkan aku keluar dari kamar.
Tapi dia menolak, dengan segala cara pada akhirnya dia meminta mengklaim ku maka aku akan bisa keluar dari kamar. menyebalkan sekali!
Kali ini aku menghabiskan waktu mengasah sihir ku diam diam, ku pasang barier untuk tidak memicunya ledakan.
Aku tidak perlu merapal mantra karena aku bisa mengeluarkan kekuatan tanpa mengucapkan, penyihir dengan kekuatan besar pun harus mengucapkan mantra tapi aku tidak.
hahahaha sombong dong harus kepada pembaca!
Dapat aku dengar ada suara langkah kaki diluar cepat cepat aku menghapus barier dan duduk memandangi langit, untung saja aku punya pendengaran wolf cukup tajam.
"Sayang!"panggil Rafael, aku menoleh dengan senyuman.
"Ada apa?"ucapku, dia mendekatiku dan membelai pipiku.
"Katanya bosan didalam, ayo kita keluar."ucap Rafael, wah akhirnya bisa keluar yuhu yuhu.
Aku bersorak di dalam hati, betapa senangnya aku.
Di luar kamar begitu sepi kemana kah orang orang?, aku tatap Rafael tapi tidak ada lagi satu kata yang tepat untuk ku.
PANIKKK!
"Rafa, Rafa??"panggilku dengan kepanikan.
Tiba tiba saja lelaki bertopeng berada di depanku dan memukul tekuk ku kemudian gelap menyelimuti.
Aku terbangun di tempat gelap, pengap dan dingin.
Aku mencoba menelisik ruangan ini dan dapat menemukan celah yang ada di atas langit langit ruangan ini, untung saja aku memakai kalung itu.
'sha,' panggilku, nihil tidak ada jawaban.
Ku dengar ada derap langkah kaki kira kira tiga orang, aroma mereka campur aduk.
Salah satu dari mereka membukakan pintu untuk pimpinan, lalu menutup pintu kembali.
"Wah wah."dia bersuara sinis terhadapku, aku memakai mata wolf ku untuk menembus kegelapan yang tercipta.
"Anak dari Artemis rupanya mewarisi darah manusia rendahan rupanya. "ucapnya sinis, aku terdiam dan menatapnya tidak kalah sinis.
"Siapa Lo!"ucapku, dia mencondongkan tubuhnya ke arahku.
"Kamu tidak ingat wajah ayahmu, nak?"tanyanya dengan wajah sedih diselingi suara mengejek.
"Gue kira Lo pengemis."ucapku tidak kalah mengejeknya, dia menggeram lalu menarik rambutku.
"Sudah berani melawan ayah anakku?"bisik nya di telingaku, aku meringis.
"Aku akan menghancurkan dunia beserta isinya karena aku dewa Ares sang dewa perang, apapun yang aku inginkan harus dilaksanakan!"lanjutnya dengan bangga,aku mendesis."Coba sajalah aku tidak peduli."ucapku santai,toh motivasi ku.
'Jangan pernah menyerah ketika aku masih mampu berusaha. Tidak ada kata berakhir sampai aku berhenti berjuang'
Aku terdiam sembari menatap tajam dirinya, aku hanya menunggu dia pergi lalu Reo bisa menolongku. Dia mengamati gerak gerik ku yang begitu tenang lalu.
*Brak
Reo mengunci badan Ares dengan mantranya sedangkan Dave seorang vampir yang merangkap sebagai partner ku membantu melepaskan ikatan yang mengikat ku, setelah lepas dan Reo sudah membuat Ares kewalahan aku menggunakan teleportasi kesembarang tempat supaya tidak ada yang mengikuti kami.
Setelah berteleportasi kami ber tiga tiba di dekat jurang, nyaris saja aku terjatuh jika Dave tidak menarik tangan ku kearahnya.
"Thanks Dave!"ucapku, dia mengangguk.
Kamipun berjalan sampai ke markas yang berada di area netral, area netral artinya tidak ada yang memiliki area tersebut dan seringkali di jadikan tempat peperangan.
Markas ini pun di lindungi oleh sihir ku sendiri sehingga tidak ada seorangpun yang bisa menghancurkan nya, bahkan aku masih bingung harus bagaimana mengatur strategi.
'halah bodoh!' sindir Shasa, akupun tidak menghiraukan perkataan.
Setelah memasuki pagar markas, aku bisa melihat banyak sayur dan pohon berbuah untuk makan mereka sehari hari disini.
Bakalan repot kalau mereka keluar masuk area netral, aku tidak jadi menyuruh mereka tinggal di dunia manusia karena beresiko kalau terjadi penyerangan.
Aku menghabiskan waktu untuk membahas strategi A dan strategi B jikalau gagal banyak strategi, sebagai pemimpin aku harus mengutamakan anggota ketimbang egois.
Jadi kami mengadakan masing masing mengajukan strategi.
Setengah harian ini begitu melelahkan akupun memilih keluar dan pergi ke kerajaan Rafael dengan berjalan kaki dan melepaskan kalung pemberian mom Carlie, aku terus berjalan dan berjalan kemudian dihadang beberapa vampir penjaga.
"Siapa kamu?"tanya salah satu penjaga.
"Aku Sifany Anatha ingin bertemu Lord kalian!"jawabku, mendengar namaku mereka menunduk hormat.
"Maafkan kami lady, kami tidak mengenali anda tadi "ucap salah satu dari mereka dapat ku lihat dia adalah pemimpin penjagaan disini.
Sesampai di kerajaan aku dapat melihat kilatan kemarahan Dimata Rafael, dia mendatangi ku dan menyeret ku entah kemana.
"Rafael sakit!"ringisku karena pergelangan tangan ku di cengkeramnya begitu erat.
Dia tetap diam tidak mengeluarkan kata kata, ternyata dia menuju kamar dan mengunci pintu.
"Aku rasa kali ini hukuman untukmu syia!"ucapnya, aku tidak mengerti ucapannya apaan.
Dia menarik wajahku dan mencium bibirku begitu kasar, aku merasa loading lama pun akhirnya sadar.
"Rafa!"panggilku di sela ciuman, dia tidak menghiraukan ku.
Berusaha aku mendorong badannya pada akhirnya berhasil, aku menunduk dan menyuruhnya jangan mendekatiku.
"Syia maafkan aku, aku terlalu takut kalau kamu pergi lagi."ungkapnya, aku menangis di hadapan nya cengeng bukan?.
"Huu kamu kasar!!"ucapku, dia memelukku erat tapi aku memukul dadanya dengan keras.
Aku dibiarkan menangis sampai reda di pelukan dingin tapi menenangkan milik Rafael, ya iyalah dingin kan dia vampir.
"Sudah tenang?"tanyanya, aku mengangguk lalu memeluknya erat.
"Kamu kemana hilang seharian semalaman ini?"tanya rafael lagi, aku mendongak menatap nya ragu.
"Apakah kamu percaya setelah aku menceritakan hal yang tidak masuk akan ini?"tanya balik aku, dia awalnya ragu tapi berusaha mempercayai ku.
"Tergantung."ucapnya, aku menghembuskan nafas lalu mulai menceritakan awal bermimpi moon goddess serta pengakuan nya, partner yang mencari ku untuk melawan Ares.
"Jadi yang kamu berbohong tentang liburan ke Yunani semala tiga bulan itu?"tanya Rafael dengan menggeram.
"Iya aku beralasan untuk mencari para partner ku, masa aku harus duduk dan melihat kalian mati dit angan ayahku ralat Ares brengsek itu."jawabku, dia memelukku kembali.
"Jangan seperti ini lagi, aku cukup kuat untuk melindungi mu syia!"ucapnya dengan penuh ketekatan, aku menggeleng tanda tidak setuju.
"Tidak, aku mencintaimu hingga kapanpun jadi jangan melarangku untuk memusnahkan Ares. Kalaupun aku mati maka aku akan memohon ke ibu moon untuk hidup sebagai reinkarnasi."ucapku lirih, aku tidak rela dia jatuh di perang kali ini.
********
Hai hai hai guys!!
Semuanya uneg uneg ku udah aku keluarkan hingga jiwa dan raga kembali menyatu(canda) emang aku hantu gitu?Hehehe sehat terus ya guys
Jaga kesehatan dan selalu dukung aku 😊
See you around
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Sweetie (Completare✔️)
FantasiFollow dulu sebelum baca ya dan jangan lupakan kasih tanda✨ Dilarang keras menjiplak yaaa👍 Publis mulai dari tanggal 10 Juni 2020 Selesai tanggal 11 Juli 2020 Hai nama ku Sifany Anatha, bisa kalian panggil Sifa saat di hadapan orang terdekat ku dan...