12. carnaval and a trap

34 17 0
                                    

Setelah jam pulang sekolah kami semua berkumpul di lapangan, tapi kita sedang menunggu David dulu karena dia sedang ditahan oleh seorang guru untuk mengerjakan tugas, CK kasihan sekali kembaran ku.

"Hai guys!"sapa David saat berada di dekat kami, Rick merasa terkejut memukul kepala David kencang.

"Astaga, ngapain pukul pukul!" Teriak David meringis, aku dan yang lain tertawa terbahak.

"Teriak jangan kek toa, sakit telinga tau!" Teriak Rick tak mau kalah.

Akhirnya ka Angga memotong perdebadan mereka berdua, dia memukul kepala David dan Rick bersamaan.

"Sudah semua kan?"tanya ka Angga,aku merasa ada yang kurang dan seketika aku ingat!.

"Ada ketinggalan, Rafael!"ucapku dengan teriak.

"Cepat panggil gih sepupu kau."ucap Zavier, aku dengan gesit menelponnya dan menyuruhnya untuk cepat sebelum di tinggal.

Aku dan teman teman bukan manusia ya sepakat mengatakan bahwa aku serta David mempunyai sepupu bernama Rafael, jadi aman sahaja.

Setelah Rafael datang kami pun memasuki mobil masing masing menuju karnaval, di mobil Rafael David ikut bersama kami. Cih mengganggu!

"Jangan masam dong mukanya, jelek banget kembaranku!" Sindir David, aku berdecak kesal.

"Lagian kenapa sih harus ikut, makanya cari mate jangan jadi serigala nyamuk!" Ucapku sarkastik.

"Sudah sudah jangan berantem!" Lerai Rafael, aku dan David saling melempar tatapan sinis kemudian tertawa.

Aku lirik Rafael menggidik ngeri terhadap kami berdua, David menyentil keningku pelan.

Sesampai di karnaval, rupanya Rick sudah menunggu disana bersama Liam dapat kulihat hanya ada kami ber lima saja yang lain rupanya belum datang.

"Kamu lapar?"tanya Rafael kepadaku saat sibuk menunggu yang belum sampai, aku menggeleng tanda tidak lapar.

Sekian lama menunggu akhirnya ka Angga, Aulia, serta Zavier datang dengan wajah tidak bersalah.

"Semua sudah terkumpul kan?"tanya Rick kepada kami semua dan kami mengangguk dan memasuki karnaval disana sangat ramai pasangan muda mudi bermain di beberapa wahana.

____

Tidak terasa sudah mendekati kenaikan kelas dan kelulusan kak Angga beserta teman teman nya, begitupun hubungan aku dan Rafael semakin tidak terpisahkan bahkan rahasia itu masih tersimpan rapih.

Kini aku membuka mata dan menemukan Rafael yang sedang menatapku sehangat matahari.

"Morning sunshine!"sapanya dengan suara seraknya tanpa aba aba pipiku memerah.

"Morning too amare!"sahutku, lalu aku bangun kemudian menuju kamar mandi untuk bersiap pergi sekolah.

Setelah mandi dan berpakaian aku pun menyiapkan pakaian Rafael untuk pergi ke kantor mencek perkembangan nya jadi dia cuti mengajar.

'sesekali aku mencek perusahaan ku juga tapi setelah libur semester.'batinku.

'ada baiknya kita kunjungi pack dan kastil kediaman mom dad dulu baru kita liburan.'usul Shasa.

'good idea!'seruku.

"Ada apa syia?"tanya Rafael, aku terpekik kaget sontak mengelus dada.

"Kaget!"ucapku, dia hanya terkekeh geli lalu mencium bibirku.

"Morning kiss!"ucapnya dengan senyuman sedangkan wajahku memerah padam.

"Bolehkan aku ikut?"ucapku gugup.

"Kamu harus sekolah, aku sebentar saja harus ke New York,"ucapnya, aku menghela nafas pasrah.

Masa sih aku harus menahan rindu?

"Bagaimana aku kalau rindu padamu?" Tanyaku, dia menatapku sejenak.

"Aku akan pulang secepatnya, aku janji akan memelukmu saat pulang nanti!" Janji Rafael, aku masih menampilkan wajah menekuk ku.

"Sebagai gantinya, David dan Angga akan kesini menemanimu."bujuknya kepadaku, awalnya aku menatap wajah Rafael dengan puppy eyes malah mendapatkan cubitan dikedua pipiku.

"Jangan berdekatan dengan wanita lain! Atau aku akan membunuhmu!" Ancamku dengan wajah sangat yang di buat buat.

Dia terkekeh lalu mencium pipiku.

"Tidak akan, aku selalu mencintaimu!"

"Baiklah, aku pasti rindu kamu!"jujur aku sangat jujur tentang perasaan, kupeluk begitu erat seakan aku berpisah selama setahun padahal hanya seminggu saja.

Dikelas aku mencoba untuk tidak terlalu merindu Rafael dengan mencari kesibukan lain, bahkan aku harus menahan diri untuk tidak keluar dari kelas.

"Sifa ada apa?"tanya Dian melihat wajah lesuku, aku menggeleng enggan Dian dan Aulia menghela nafas panjang karena diriku.

"Oh ayolah Sifa hari ini kita harus bersenang senang sebelum lusa kita libur."bujuk Aulia, aku melupakan besok acara kelulusan ka Angga dan teman seangkatannya beserta kenaikan kelas.

Pas sekali tidak ada jam belajar sampai jam pulang jadi aku, David dan kedua teman ku menuju kelas ka Angga.

Aku dan David asik berbincang tentang liburan semester, ku ajak dia untuk berlibur kelurga ke Yunani dan sebagainya tapi jalan ku terhenti begitupun mereka bertiga menatapku bingung.

"Ada apa?"tanya Dian, aku dapat melihat Kilauan cahaya dari suatu benda.

"Disitu ada cahaya!"ujar ku dengan menunjuk kearah cahaya itu.

"Tidak ada sama sekali Sifa,"ucap Aulia, aku pun tidak memerlukan pendapat mereka segera berjalan kearah cahaya itu dan menyentuh nya seketika badanku tersengat listrik dan kesadaran ku hilang saat itu juga tapi dapat ku dengar suara khawatir mereka bertiga.

'njir aku kesetrum!'
___

Disini lah aku sekarang di tempat pertama kali bertemu dengan ibu moon goddess, aku berjalan dan bukannya bertemu dengan ibu moon tetapi aku malah bertemu dengan lelaki tampan seperti seorang dewa Yunani.

"Halo!"sapaku, lelaki itu berbalik menatap ku dengan senyuman.

Merasa tidak terancam aku mendekati nya dan senyum itu berubah menjadi seringai mengerikan aku ketakutan.

"Lugu sekali seorang werewolf mendekati bahaya saat matenya pergi."sindiran nya begitu menusuk kehatiku.

'gila aku terjebak!'umpatku.

Aku menjerit-jerit saat tangan lelaki itu mencekik ku, ku minta bantuan untuk melepaskan cekikan di leher ku tapi nihil.

Dan aku terbangun dengan nafas tersendat, setelah bernafas dengan lega akupun tersadar bahwa aku berada di kamar ku dan Rafael berada.

"Kamu sudah sadar Sifa?"tanya Dian dengan pandangan khawatir, aku menatapnya.

"Syukurlah!"ucap Dian, lalu dia berlari keluar dari kamar aku dan Rafael.

Aku termenung, berusaha memutar memori yang sempat aku mimpikan tadi.

'apa apaan itu tadi!'

Aku mencoba menyingkirkan pikiran negatif dengan menggeleng gelengkan kepalaku, aku nyaris ketakutan.

Padahal aku tidak pernah ketakutan kalau itu sesuatu hal yang aku trauma kan.

'siapa bajingan itu ya? Dia membuatku ingin mati, awas saja kalau ketemu!' geramku, aku begitu murka.

Aku sedikit teringat, kan tadi aku di sekolah kenapa berada di kamar rumahku?

Astaga, apakah aku lama sekali pingsan?

Nanti saja aku bertanya kepada yang lain, kalau mereka mau memberitahu sih.

********
Hai hai gaes

Maaf hari ini aku publish cerita pendek dari yang kemarin.
Aku juga mau mengucapkan jangan lupa kasih tanda jika sudah membaca ya.

Jaga kesehatan dan selalu dukung aku
Sekian terimakasih

My Cool Sweetie (Completare✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang