❀:ཻུ۪۪4➻Friend

64 13 18
                                    

═❖•❀•❖═

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

═❖•❀•❖═

"BIII, NESKA PULANG!"

Rumah Aneska memang sepi jika sore. Orang tuanya kerja di kantor, jadi tidak akan ada yang memarahinya karena berisik seperti monyet yang bergelantungan di pohon.

"Toa banget, gila." Nayya menyumbat telinganya dengan jari tengah.

"Ngaca. Lo suka nggak tau diri, Nay."

Teman satu kelasnya yang bernama Siha hanya terkekeh menyaksikan interaksi kedua orang yang ia ketahui sangat dekat. Siha memang termasuk anak yang pendiam, namun cukup akrab dengan Nayya setelah suatu kejadian dimana berhasil membuatnya jadi berteman dengan Nayya. Namun karena tugas kelompok, itu mengharuskan dirinya datang ke rumah Aneska atas usulan Nayya yang terbilang tiba-tiba. Siha termasuk orang yang mudah setuju, meskipun ia harus berhadapan dengan Aneska, itu tidak masalah karena ada Nayya diantaranya.

"Tapi, kan, gue nggak seberisik lo," sanggah Nayya.

"Terserah gue, lah."

"Ya, ya, terserah lo, lah." Nayya memandang Siha yang sejak tadi diam. "Maaf, ya, Siha. Eska emang rada gila, tapi dia nggak akan gigit, kok."

"Gigit, pala lo!" Aneska sendiri hampir lupa dan malu saat tahu ada orang lain yang datang ke rumahnya. Ia tidak pandai berbincang dengan orang baru, tapi karena ada Nayya yang mudah akrab, ia tidak terlalu khawatir.

"Nay, ke kamar gue duluan. Gue ke dapur dulu, bawa cemilan. Gue tau lo laper sama butuh asupan buat ngerjain tugas."

"Tentu, lo peka juga ternyata."

"Lo mau minum apa?" terdapat perbedaan nada saat Aneska berbicara pada Siha.

"Apa aja," jawab Siha yang terasa canggung. Hanya ditanya itu saja ia merasa tegang. Aneska terasa dingin juga, berbeda saat berbicara dengan Nayya. Namun Siha memaklumi karena siapa pun tahu jika teman Aneska hanya Nayya.

"Cemilannya yang banyak, ya!" Nayya langsung pergi atas dasar izin sang pemilik kamar. "Ayok, Siha."

"Pengen nampol." Aneska hanya terkekeh saat Nayya malah memeletkan lidahnya.

Aneska segera berlari kecil dengan langkah pincangnya ke dapur dan mencari-cari keberadaan Avika.

"Biii ...."

"Ini Ka, Bibi lagi nyuci."

Tangan Aneska menarik Avika ke depan lemari tempat minuman dan makanan tersimpan. "Bantuin Neska milih cemilan buat temen. Neska binguuung."

• Can I? •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang