❀:ཻུ۪۪6➻Suddenly

87 12 30
                                    

═❖•❀•❖═

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

═❖•❀•❖═

"Nay, tas ini bagus. Lo mau?" tawar Aneska sambil mengecek barangnya.

Nayya melihat label harga yang tertera di tas lucu itu dan terkejut saat menemukan banyaknya nol dibalik angka satu. "Pindah toko aja, yuk?"

"Ini jelek, ya?"

Nayya melotot saat Aneska bertanya itu dengan wajah polos menyebalkan di depan pekerja yang menjaga toko.

"Bu-bukan gitu, Es." Nayya menyenggol sikut Aneska.

"Terus?"

"Jaga mulut lo, barbar banget jadi orang," bisik Nayya karena tak enak hati pada pekerja toko tas ini.

"Jadi apa Adek mau beli tas sekolah ini?" tanya penjaga wanita yang sepertinya mulai kesal. Terlihat wajah lelah setelah mengikuti dua anak yang masih berseragam sekolah itu keliling toko tanpa ada keputusan yang pasti untuk membeli atau tidak.

"Pelayanan di toko ini buruk. Liat wajah Mbak-nya. Beneran nggak ikhlas ngelayanin, ya?" Aneska melipat tangannya di dada. Sebenarnya ia risih pada penjaga yang terus mengikutinya.

Wanita penjaga toko itu melongo. Namun demi menjaga reputasi toko tempat ia bekerja, dia menjaga etikanya.

"Maaf kalau Adek nggak nyaman. Wajah saya memang seperti ini," ujarnya dengan senyum yang seramah mungkin meski hati tengah menggerutu pada bocah yang tidak ada sopan santunnya itu.

Senyum manis Aneska terpatri dengan cantik. Ia senang mendengar kata maaf itu. Siapa yang terlihat menakutkan, dia yang menang. Aneska akui dirinya telah berucap kasar, setelahnya orang itu akan bersikap baik pada Aneska, karena jika ia melapor atas ketidaknyamanan, wanita penjaga ini bisa terancam dari tempatnya bekerja. Tapi tenang saja, Aneska tidak sejahat itu, karena wanita itu telah meminta maaf, jadi akan Aneska biarkan tanpa masalah.

 Tapi tenang saja, Aneska tidak sejahat itu, karena wanita itu telah meminta maaf, jadi akan Aneska biarkan tanpa masalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Can I? •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang