part 13

7.4K 223 21
                                    


[POV Arfan]

Apakah benar itu Laras istriku? Yang dengan begitu brutalnya menghajarku. Wanita yang telah 7 tahun menjadi istriku itu bisa melakukan kejahatan besar terhadap diriku? yang selalu aku anggap lemah? Apakah ini benar terjadi?

Pagi ini aku terbangun dalam keadaan tubuhku yang terduduk di lantai berdebu dengan kaki terbuka. Tanganku terangkat ke atas, rantai-rantai yang telah berkarat ini mengikat mati setiap pergelangan tangan dan kakiku.

Aku, suami yang pernah kasar pada istriku, yang selalu menganggap istriku wanita lemah, kini hanya bisa meratapi nasib. Mataku hanya bisa memandang pintu kayu yang tertutup berharap ia datang untuk melepaskanku. Bau kotoran tikus dan kecoa menyeruak di penciumanku. Mulutku tersumpal kain yang entah bersih atau sudah bekas mengelap kompor kotor.

Tak terasa air mataku menetes. Mengingat betapa kejamnya perlakuanku pada Laras. Istriku itu sangat setia, tapi dengan bangga aku mengkhianatinya. Aku masih tak percaya akan perkataannya, dia telah membunuh kedua orangtuanya sendiri. Saat kami akan menikah dia memang mengatakan bahwa orangtuanya meninggal dengan tragis karena hanyut di sungai, hanya itu yang ku tau. Bahkan Bu Ri'ah tak berani mengatakan apa pun mengenai orangtua Laras.

Ada suara kunci dan gembok yang beradu. Itu pasti Laras. Alhamdulillah, ia akan mengeluarkanku dari tempat kotor ini.

"Sudah bangun, Mas? Bagaimana keadaan juniormu? Apakah masih berfungsi?"

Aku hanya mampu menggeleng ke kanan dan ke kiri dengan lemah. Laras malah tertawa terbahak-bahak. Dia terlihat senang telah menyiksa suaminya sendiri. Dijambaknya rambutku hingga aku terdongak, matanya menyorot tajam. Netra kami bertemu, tapi tak lagi kutemukan mata polos yang dulu selalu kutatap. Lalu dia menghempaskan begitu saja kepala ku.

Tiba-tiba dia mengatakan bahwa Nirmala datang kemari.
"Mas, tadi Nirmalamu datang kemari. Dia memohon ingin tinggal di sini. Tentu saja aku tak mengizinkannya, aku mengusirnya. Hampir saja wajah cantiknya yang membuat dirimu jatuh cinta itu kutendang dengan kakiku yang beralaskan sendal buruk ini. Tapi dia lolos karena aku masih berbaik hati. Mas, kira-kira jika aku mengizinkannya tinggal di sini, apa yang akan kalian lakukan? Apa aku akan menggantikan posisimu di sini? Atau mungkin Nirmala akan membakar rumah kita? Tapi rumah tua ini terlalu banyak kenangan untuk dihancurkan Mas. Dari kebahagiaan hingga air mata pernah tumpah di rumah ini. Ayolah mas bicaralah, aku ingin mendengar kata maaf yang tulus dari mulutmu."

"Kenapa diam saja, Mas? Aku tak mengerti bahasa isyarat dari kepalamu itu. Bicara dengan mulutmu. Rayuan manis bisa kamu sampaikan kepada Nirmala, kenapa satu kata maaf pun tak bisa kamu keluarkan untukku? Oh iya, aku lupa. Kain kotor ini masih menyumpal alat bicaramu." akhirnya Laras membuka sumpalan itu.

"Dek, aku minta maaf. Aku khilaf. Lepaskan aku, Dek. Aku berjanji tak akan pernah membuatmu sakit hati lagi. Aku berjanji akan berubah." Aku memohon padanya.

"Berubah menjadi apa, Mas?" Tantang nya.

"Menjadi lebih baik, Dek. Aku berjanji."

"Oh ya? Apa telingaku ini sedang bermasalah? Pria sepertimu akan berubah menjadi lebih baik? Yakin kamu sanggup?"

"Dek, dulu aku juga orang baik."

"Karena kamu orang baik mas makannya aku mencintaimu. Lalu, siapa yang akan mencintai penjilat seperti dirimu sekarang ini, Mas?"

"Kamu sudah tak mencintaiku lagi, Laras?" Aku sangat terkejut dengan ucapannya.

"Tentu saja. Wanita mana yang tabah diselingkuhi Mas? Wanita mana yang tak benci saat dikasari? Wanita mana yang tak murka saat tahu bahwa selingkuhan dari suaminya telah melenyapkan putri semata wayangnya?! Aku sudah bertaubat atas kesalahan lamaku, Mas. Tapi jika aku tak melakukan kejahatan lagi maka aku akan kalah! Aku bisa saja rela melepaskan pria miskin sepertimu untuk wanita ular seperti Nirmala!! tapi putriku, Mas? Sangat tidak adil untuknya jika aku menyerah begitu saja! Perjuanganku sangat besar untuk membahagiakannya, dan dengan sekejap mata Nirmala merenggut nyawa berlianku!!" Baru kali ini aku melihat Laras semurka ini. Bahkan ketika Ia memukuliku aku tak bisa melihat kilatan amarah seperti ini dimatanya. Tapi kali ini Ia benar-benar terluka. Tapi tidak mungkin Nirmala membunuh anakku. Justru Ia yg memberikannya uang untuk perawatan anakku. Mana yang harus ku percaya?

Tetangga BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang