Sandiwara Hati

17 5 0
                                    

Bel istirahat...

       "Cha, kantin yuk!" Ajak Alfin pada Icha.
Lita yang mendengarnya merasa heran, 'kan biasanya gue yang diajakin Alfin'.
Icha menatapa sebentar gadis disebelahnya lalu kembali menatap Alfin.

"Kenapa?"  Tanya Icha dengan wajah polosnya.

"Kenapa apanya?" Alfin tidak mengerti apa maksud pertanyaan Icha.

"Kenapa ajak Icha?"

"Nggak papa"

"Kenapa Nggak sama Fikto? Kan kalian sebangku"

"Maunya sih gitu, tapi dia udah dijemput pacarnya si Nina." Jawab Alfin ngasal.

"Kenapa Nggak ngajak Lita?"
Icha terus bertanya karena dia sendiri juga heran dengan sikap Alfin Hari ini.

Sedangkan Lita hanya diam membaca novelnya. Bukan! Bukan membaca! Tapi pura2 membaca untuk mendengarkan percakapan Alfin dan Icha.

"Boleh aja sih. Tapi kalau gue ajak Lita, pasti dia Nggak mau, seperti biasa." Ucap Alfin sambil menduduki salah satu meja karena lelah menunggu jawaban dari gadis dihadapannya.

Kok Alfin ngomongnya gitu?  *Batin Lita.
Icha terlihat berfikir untuk menyetujuinya atau tidak. Beberapa detik kemudian, ia mengangguk mengiyakan.

"Lita, Icha sama anak baru mau ke kantin dulu ya? Lita kan masih sibuk baca. Sebentar aja kok."
Ucap Icha pada Lita yang masih asyik berpura-pura membaca novelnya.

Sial! Kalau tahu gini, gue buang ni novel!
Lita mulai menyesali kepura-puraan yang ia buat sendiri. Huh, penyesalan selalu ada di akhir–

"Iya" hanya kata itu yang terucap dibibir Lita.

Alfin dan Icha melangkah beriringan untuk menuju ke kantin. Tapi, Icha merasakan tubuhnya lemas dan tidak bertenaga untuk sekedar berjalan, akhirnya ia terpaksa berhenti di ambang pintu sambil memengangi kepalanya yang terasa pusing.
Tangan Icha yang satunya berpegangan erat pada pintu.
Perlahan, Icha merasakan ada yang mengalir dari hidungnya. Pandangannya mulai kabur dan sesaat menjadi gelap!—

----------------------------^------------------------

Icha membuka matanya pelan2. Merasakan tubuhnya lemas dan kepalanya pusing. Icha berada di ruangan berdinding hijau dengan bau obat-obatan yang sering didatangi murid2 yang suka bolos pelajaran.

Icha melihat seorang wanita membuka tirai UKS  dan membawa gelas berisi teh lalu duduk dikasur tempat Icha berbaring.

"Nih, buat lo"

"Icha Nggak Haus, taruh aja dimeja"
Wanita itu menuruti kemauan Icha.

"Lita, Icha minta maaf ya, Icha Nggak mau duduk dulu. Kepala Icha masih pusing."

"Cha, gue mau nanya" ucap Lita dengan tatapan sedikit menyelidik.

"I...iya?"

"Sebenarnya, lo sakit apa?"

"Masa Lita Nggak tahu sih, Icha kan tadi mimisan, udah itu doang." Jawab Icha lalu memalingkan pandangannya.

"Jangan bohong, Cha!"

"Beneran Lit"

"Gue Nggak percaya!"

"Kalau Lita Nggak percaya, Nggak papa kok"

"Huh! Gue males debat sama lo. Gue ke kelas dulu."
Ucap Lita kemudian pergi. Tapi ia berhenti di tengah pintu lalu berbalik badan melihat Icha yang sedang terbaring di kasur.

"Cha, kata Alfin...
Cepet sembuh"

"Alfin?  Kenapa?"
Lita langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan Icha.

Kenapa gue sedih waktu nyampein pesan Alfin ke Icha? Ada apa sama gue?

----------------------------^------------------------

Malam ini, setiap Kali lita berusaha memejamkan matanya untuk tidur, pasti selalu ada gambar Alfin yang sedang menggendong Icha saat pinsan disekolah. Hatinya sedih menyaksikan kejadian siang tadi. Ia masih tidak terima dengan apa yang dilihatnya. Tapi kenapa!? Lita masih ragu dengan perasaannya pada Alfin.

Saat Lita mencoba memejamkan matanya sekali lagi untuk tidur, ponselnya berbunyi dan menampilkan nama 'Alfin' dilayar.

"Hallo?"

"Gue belum tidur kok, kenapa?"

"Hah!? Besok? Ngapain kesana?"

"I...iyadeh"

"Jam berapa?"

"Iya, besok gue minta Rey anterin aja"

"Iya."

Tiiiitt...
Panggilan dimatikan dan Lita masih tidak berhenti tersenyum. Lita tidak menyangka orang yang dia pikirkan dari tadi menelponnya malam ini.

Lita tidak henti-hentinya memikirkan kejadian apa yang akan terjadi besok.
Alfin mengajaknya keluar? Astaga! kesedihannya beberapa menit lalu, seakan hilang terbawa angin karena suatu panggilan telephone.

----------------------------^------------------------

Ting ting...
Makasih yang udah baca...
Terus baca ya, jangan sampai ketinggalan:)
Jangan lupa kasih vote...
-elli

LANGIT dan BUMI《REVISI》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang