Peristiwa di Sekolah

9 1 0
                                    

          Lita menaruh tasnya di bawah meja dan mulai duduk diam menatapi kelas yang hampir penuh itu. Tapi Lita belum melihat Alfin dan Icha duduk dibangkunya saat ini.

Hari ini Lita malas membaca novel kesukaannya itu. Semua yang ada dalam novel itu, sama sekali tidak cocok dengan apa yang dialami Lita sekarang.

Suara sepatu yang bergesekan dengan lantai seperti ada yang sedang berlari membuat Lita reflek menoleh ke luar pintu kelas. Ada banyak siswa siswi yang berlarian diluar sana. Lita penasaran dan langsung mengikuti segerombolan siswa yang sedang berlarian itu.

Ternyata mereka berhenti di lapangan basket menyaksikan sesuatu. Lita dengan rasa penasarannya, segera menyibak kerumunan yang sempat menutupi pandangannya melihat sesuatu yang mereka juga saksikan.

Seketika, Lita terkejut bukan main.
Dua pemuda sedang bertengkar hebat beradu fisik satu sama lain. Dan Lita sangat mengenal siapa mereka berdua.

"Mau lo apa?!" Tanya Alfin emosi karena di hantam keras oleh Rio sampai tubuhnya jatuh.

"Gue gak suka lo plin - plan sama cewek!"
Ujar Rio menarik kerah baju Alfin agar Alfin segera berdiri.

"Gue gak ngerti maksud lo,"

"Jangan banyak bacot lo!"

BRUK!

Rio menghantamkan tangannya pada Alfin sekali lagi dan membuat Alfin jatuh terjerembab untuk kedua kalinya.

Alfin mengusap ujung bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah dan berusaha berdiri membalas perlakuan Rio.

"Jangan seenaknya pukul orang!"

BUKK!

Alfin membalas hantaman tangan Rio.

Mereka saling beradu fisik. Lita masih tidak mengerti pokok permasalahan apa yang membuat mereka bertengkar. "STOOPP!!"
Tanpa sadar, Lita berteriak hingga membuat orang lain disekitarnya menoleh padanya.

Rio yang terjatuh, segera berdiri saat mengetahui ada Lita disitu dan langsung berlari ke Lita dengan sisa tenaganya.
"Lo liat, Lit. Cowok yang nyakitin lo sekarang udah gak bisa apa - apa."

Lita masih diam terpaku melihat Alfin yang sudah tidak berdaya di atas lapangan basket ber-cor itu. Jangankan untuk berdiri, untuk mengangkat tubuhnya agar bangun saja, Alfin sepertinya tidak kuat.

Lita tersadar harus melakukan apa. Akhirnya ia memilih berlari untuk menolong Alfin yang hampir tak sadarkan diri.
Rio yang sejak tadi berdiri disebelah Lita, terkejut karena Lita lebih memilih Alfin dibanding dirinya yang sudah jelas ada disampingnya.

"Kalian kenapa diem aja?! Kenapa gak ada yang mau nolong?" Teriak Lita pada semua orang yang ada di lapangan basket itu.
Tapi semuanya diam seakan - akan tak mau peduli.

Lita mengedarkan pandangan ke semua arah, tapi tak satupun dari mereka yang mau bersedia akan menolongnya. Hanya satu harapan Lita. Rio!

"Rio, tolong angkat Alfin ke UKS sekarang! Tolong,"

"Gimana, Lit? Gue juga gak kuat." Ucap Rio dengan napas tersengal - sengal dan masih memengangi perutnya.

"Siapapun tolong gue!" Lita berteriak sambil menangis karena dirinya benar - benar butuh seseorang untuk membantunya.

Hembusan napas lega keluar dari hidung Lita saat mengetahui ada pakbon yang berusaha mengangkat tubuh Alfin. Pakbon itu membawa Alfin dengan bantuan temannya untuk dibawa ke UKS.

--------------------------------^----------------------------

Lita menyandarkan tubuhnya di dinding depan ruang UKS menunggu Alfin untuk sadar dari pinsannya. Namun sebuah panggilan yang tak asing di telinganya membuat tangis sesenggukan dari Lita berubah menjadi raut bingung.

"Heh!" Ucap Zeil sambil mendorong keras bahu Lita sehingga Lita hampir jatuh ke lantai.

"Kurang ajar banget sih, lo!"

Lita menatap Zeil bingung, "lo kenapa?"

"Rio bela - belain berantem sama Alfin buat lo! Tapi lo gak tahu diri banget sih!" Sentak Zeil.

"Maksudnya?"

"Gausah sok polos deh lo. Gara - gara lo, Rio jadi gini!"

Lita terbelalak kaget, "Kenapa gue? Gue gak nglakuin apa - apa Zeil,"

"Gue gak suka orang yang sok polos. Inget! Urusan kita belum selesai! Gue masih harus nolongin Rio di kelas." Ucap Zeil lalu pergi begitu saja.

Lita kembali menyandarkan tubuhnya di dinding depan UKS. Ucapan Zeil tadi.masih terngiang di kepala Lita. Rio rela berantem demi dirinya? Apa maksudnya?

"Lit?"
Ucap seseorang yang baru saja keluar dari UKS.

"Alfin? Lo mau kemana? Kan masih sakit,"
Tanya Lita sambil membantu memengangi tubuh Alfin.

"Gak papa. Gue udah biasa luka gini."

"Gue bantu lo ke kelas,"

--

LANGIT dan BUMI《REVISI》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang