Gosh, my poor Concubine

845 125 98
                                    

Seonghwa ikut memejamkan mata ketika Yunho tertidur.

Istana sudah memiliki sistem penjagaan yang ketat dan terjamin keamanannya dari ancaman apapun.

Yah, kecuali jika ancaman yang kau maksud adalah seorang Assassin kelas S seperti Yunho.

Dan Yeonjun.

Dalam seratus tahun berdirinya Kerajaan Al-Jabiri, mereka berdua adalah satu-satunya penyusup yang bisa memasuki istana dengan mudah, entah bagaimana caranya.

Shahriyarish Assassins are no jokes indeed.

Alasan lain kenapa Seonghwa lebih memilih untuk tidur, adalah karena Yunho hanya memintanya untuk menemani. Bukan menjaga.

Ia benar benar seorang pria yang literal.

Jadi itu yang dia lakukan hingga satu jam setelahnya tanpa sengaja ia terbangun dan mendapati Sang Tuan tidak berada di atas tempat tidurnya.

Seketika ia panik dan bangkit dari tempat duduknya.

"Yuni?!"

"Ada apa Sonya?"

Seonghwa menoleh ke asal suara serak yang familiar di telinganya. Terlalu familiar karena setiap hari, nyaris setiap waktu ia selalu menghabiskan momen bersama sang pemilik suara.

Itu adalah Yunho yang baru saja muncul dari balik pintu kamar mandi.

"Astaga, Baginda telah membuat hamba khawatir!"

"Kau terlalu berlebihan. Aku hanya pergi ke kamar mandi." Yunho berujar santai sesantai berjalan ke tempat parkir. Berbanding terbalik dengan perasaan khawatir luar biasa yang menyergap sang pelayan pribadi.

"Jadi anda habis membersihkan diri?" Tanya Seonghwa yang melihat Yunho tampak mengeringkan rambutnya dengan menggunakan sebuah handuk kecil. Bahkan ia juga sudah mengganti pakaiannya dengan setelan kasual yang biasa dipakai sehari-hari.

"Sungguh, bau badan ini menggangguku. Aku tidak bisa membiarkan ini terlalu lama."

Sebelumnya Yunho telah mengeluarkan keringat yang sama banyaknya dengan seseorang yang habis berlari marathon. Benar-benar deras dan membuatnya merasa tidak nyaman tak terkira. Dan setelah bersentuhan dengan air untuk mandi barusan rasanya ia baru saja hidup kembali.

"Anda baik-baik saja?"

"Kurasa iya?"

Seonghwa menghela napas lega.

"Ah, syukurlah. Lain kali jika anda ingin membersihkan diri, mintalah hamba untuk melakukannya untuk anda."

"Terima kasih untuk tawaranmu. Aku akan mempertimbangkannya jika sewaktu-waktu aku malas mandi sendiri."

Seonghwa mengangguk mengerti.

"Dan oh iya, berhentilah berbuat dan berbahasa formal denganku."

"Tapi--"

Satu jari telunjuk Yunho yang ia tempelkan di bibir Seonghwa menginterupsi kalimatnya. "Kau adalah teman terdekatku. Apa kau tidak merasa begitu?"

[Sudah Terbit] SAVAGE-RY 🗡 YunGi [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang