Keeping you in a dungeon and separating you from my son for months is enough

711 125 70
                                    

Mingi yang telah pergi keluar teritorial istana itu langsung kembali begitu mendengar bahwa Yunho telah ditemukan dan akan menunggu kedatangan Selirnya itu di istana, lebih tepatnya di kamar tidur pribadi Yunho.

Dia hanya menunggu sekitar tiga puluh menit hingga Jongho tiba.

Kau dengar itu? Jongho membawa tubuh Yunho yang begitu berat ketika berlari selama tiga puluh menit? Ia benar benar seorang tentara yang terlatih dengan kredibilitas dan kapabilitas yang tak diragukan lagi.

Mingi menatap Yunho khawatir, berterimakasih pada sang pengawal, lalu menyuruhnya pergi meninggalkan ia dengan Yunho sendiri.

"Ya Tuhan, Yuni, kau masih bisa berdiri?!"

"Memang mereka tidak menginformasikan padamu bahwa aku habis bertarung tadi?"

"Tapi lihatlah darah di area kemaluanmu itu! Apa yang terjadi?"

"Tidak perlu seheboh itu, pembalutku hanya bergeser. Aku baik baik saja."

Ya, maka dari itu darah nifasnya mengalir deras menembus kain pakaian tidurnya.

Paham, Mingi segera menggendong Yunho ke dalam kamar mandi, melucuti seluruh helaian yang membalut tubuh Yunho, mendudukkannya di sebuah bangku dan membersihkan tubuh lengket Yunho yang keringatnya bercampur dengan tanah kotor. Juga membersihkan sisa darah yang telah mengering menempel di bagian paha dalam Yunho. Mingi mencucikan rambutnya, mengusapkan busa sabun dengan lembut ke sekujur tubuhnya, ia melakukan semua itu dengan telaten. Dan Yunho terus memperhatikan wajah khawatir Mingi dengan perasaan campur aduk.

Mingi mencintainya. Yunho tahu itu. Tapi fakta bahwa Mingi akan memiliki ikatan pernikahan lain setelah dengan Yunho, benar-benar tidak bisa ia terima.

Hening. Tidak ada sedikitpun suara dikeluarkan. Tidak ada sedikitpun ide diisukan. Mingi sibuk membersihkan tubuh Yunho. Yang dimandikan sibuk dengan pikiran baik dan buruk berkecamuk.

Tidak bisa dipungkiri, Yunho merasa sangat bahagia dengan segala bentuk afeksi yang Mingi tawarkan ini. Ia bahagia bahwa Mingi sekhawatir dan seperhatian ini. Tapi ia meyakini bahwa itu semua tidak cukup. Ia ingin Mingi bersikap seperti ini hanya padanya seorang. Tidak pada yang lain.

Hingga akhirnya selesai, Mingi memakaikan Yunho pembalut dan pakaian tidur yang baru. Mendudukkannya di tempat tidur. Mengeringkan rambutnya menggunakan pengering rambut.

Dan sekarang setelah semuanya beres, keduanya merasa telah siap untuk membuka suara.

"Berani sekali kau pergi dari Kerajaan tanpa seizinku. Sebenarnya apa yang kau pikirkan?!"

Yunho dibuat sedikit terkejut dengan nada tinggi Mingi yang kontradiktif dengan nada khawatirnya beberapa saat lalu. Yunho mengapresiasi secara sarkastis Sultan satu ini yang bersikap sangat dinamis.

Dan untuk jawaban dari pertanyaan Mingi, Yunho ingin sekali menjawab apa adanya bahwa ia melakukan semua itu demi Mingi. Nyawa Mingi terancam, dalam bahaya, dan Yunho hanya sedang berusaha untuk melindunginya.

Tapi entah bagaimana Yunho jadi merasa tidak sudi untuk mengakui itu karena ia telanjur sakit hati dengan berita terbaru terkait pernikahan suaminya ini.

"Aku akan menikah dan kau malah berulah. Tidak bisakah kau melupakan saja segala urusan dengan orang orang Shahriyar itu dan tetap berada di sini beristirahat selama masa pemulihanmu dan menjadi anak baik?"

Yunho ingin menghentikan Mingi dari topik tentang pernikahan ini. Karena semakin mendengarnya, ia merasa semakin sakit.

"Tidak bisa. Aku harus menyelesaikan masalahku dengan mereka karena ini menyangkut harga diriku." Yunho berujar datar dengan ketegasan terjejal di dalamnya.

[Sudah Terbit] SAVAGE-RY 🗡 YunGi [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang