Just finish your vanilla ice cream

764 111 50
                                    

Yunho tidak berdusta ketika berkata bahwa Mingi adalah satu entitas yang begitu dinamis.

Lihatlah ketika Mingi berbicara. Ia memainkan intonasi dan nada. Wajah penuh ekspresi dan gaya. Selalu bereaksi dan tidak pernah datar seperti istri ke-limanya.

Lihatlah ketika ia menunjukkan perhatian dan rasa khawatir pada Yunho ketika sang istri kelima yang dimaksud itu pulang bertarung, dengan memandikannya dengan lembut dan telaten tapi segera menginterogasinya begitu satu jenis afeksi itu usai dilakukan.

Dan contoh dinamika lainnya yang Mingi representasikan.

Yah, kecuali bagian dimana ia memimpin permainan dalam bercinta. Ia begitu stagnan. Bermain dengan gentle dan mulai kasar secara perlahan hingga akhir acara. Dengan teratur. Tanpa acak. Tanpa asal. Tanpa berakselerasi ke kecepatan dan kelembutan semula.

Well, biasanya begitu.

Maka dari itu Yunho merasa syok ketika suatu malam Mingi tiba tiba bermain sangat kasar.

Hal ini berawal ketika Yunho ingin bekerja lebih banyak dengan gaya woman on top, Mingi menolaknya. Tidak seperti biasanya.

Untuk malam ini, Mingi ingin selalu berada di atas.

Ia meraup bibir Yunho dengan kasar, seperti tidak mengizinkan sang lawan untuk melawan. Hingga bibir Yunho memerah dan berdarah. Tidak seperti biasanya.

Ia mengisap leher, dada, dan puting Yunho dengan sangar, seperti tidak membolehkan sang lawan untuk mendesah. Yunho hanya bisa mengerang tak nyaman. Bukan tanda merah keunguan kecil yang dihasilkan, melainkan lebam. Tidak seperti biasanya.

Pada lubang hangat Yunho yang basah dan becek dari bagian interseksnya, Mingi merasukinya, merojokinya dengan kasar, tidak seperti dipenuhi bara gairah, melainkan disaputi nafsu amarah. Selagi satu tangannya bukan sekadar meremas bongkahan bokong Yunho dengan nikmat, melainkan menamparinya keras penuh laknat. Tidak seperti biasanya.

Dengan gerakan kuat pinggulnya, Mingi menghentak hentak Yunho dengan brutal hingga kepala Yunho terbentur kepala ranjang.

"ARGH! Al-Faruq! Ada apa denganmu ha-aakhhh!!!"

Seperti tidak membiarkan sang lawan untuk mendesah, hanya membuatnya meraung dan mengerang kesakitan. Bahkan ketika Yunho hendak mereduksi rasa sakit itu dengan mencakar punggung Mingi yang sedang menggagahinya dengan terlalu gagah, tangannya terlepas dan berakhir mencengkeram seprai yang telah kusut tak karuan.

Gerakan Mingi tidak seperti tarian. Tidak ada keindahan. Tidak ada keromantisan. Bahkan sebelumnya ia tidak melakukan pemanasan. Ia langsung menyerang Yunho dengan penuh ketergesaan begitu selesai melepas pakaian. Tidak seperti biasanya.

Membuat Yunho sekali lagi bertanya tanya.

Ada apa dengan Sultan?

Apakah ia baru saja melakukan sebuah kesalahan sehingga membuat Mingi murka?

Jika iya, kenapa Mingi tidak mengatakan apa apa?

Apakah Sang Sultan sedang ingin mengimplementasikan Bondage and Discipline, Dominance and Submission, Sadism and Masocism?

Kalau begitu kenapa tidak menggunakan alat alat dan mainan mainan itu sekalian?

Ada terlalu banyak tanda tanya berimplikasi apa dan kenapa yang mulai akrab dengan kepala Yunho.

Tapi tidak ada yang bisa ia lakukan.

Ia hanya bisa mengangkang lebar, pasrah digempur habis habisan.

Usia kandungannya telah memasuki bulan kelima sekarang. Perutnya sudah terlihat sedikit membulat. Dan permainan kasar Mingi membuat volume permukaan perut Yunho seperti bergelombang.

[Sudah Terbit] SAVAGE-RY 🗡 YunGi [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang