Part 21(Sensitif)

18 3 0
                                    

Minta votenya dong buat ngehargain penulis yang susah payah bikin cerita walaupun sebenarnya absurd banget:)

HAPPY READING❤️


💦💦💦

Dua minggu lagi SMA Bina Insan akan melaksanakan ujian akhir semester siswa dan siswi sedang sibuk mempersiapkan ujiannya namun ada yang tetap terlihat santai padahal ujian akhir semester adalah sebuah penentuan seorang pelajar akan tinggal kelas atau naik kelas.

Citra dan Andi kini tengah berada di perpustakaan sekolah mereka sedang membahas pelajaran kimia walaupun Citra pintar ia juga sedikit memiliki kelemahan di pelajaran Kimia.

"Laper," Rengek Citra.

"Ini kerjain dulu satu soal lagi," Balas Andi.

"Nanti aja. Kantin ayo kamu mau lambung aku kumat?" Tanya Citra. Andi menggelengkan kepala sebagai jawaban. Akhirnya Andi pasrah dan segera menutup buku setelah selesai ia langsung menggandeng tangan Citra untuk pergi menuju kantin.

Saat memasuki kantin ia melihat Riri bersama Fitrah tengah makan berdua. Bukankah Riri menyukai kekasihnya? Mengapa sekarang ia bersama mantannya? Andi yang melihat arah pandang Citra merasa kesal ia langsung melepaskan genggamannya dan duduk di kursi kantin Citra langsung menghampiri Andi.

"Dih ada yang jealous ni," Ucap Citra sambil menoel pipi Andi gemas.

"Udah sana pesen makan. Gua males mesennya," Andi langsung mengambil gadgetnya yang berada di saku dan memainkannya. Citra menuju kedai baso untuk memesan baso dan es teh andalannya. Setelah selesai ia langsung mendaratkan bokongnya untuk duduk di samping Andi.

"Enak loh." Goda Citra. Andi tidak menggubris sama sekali ucapan Citra akhirnya Citra menusukkan satu baso dan berusaha menyuapi Andi. Andi hanya membuka mulut tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Citra akhirnya merasa kesal dengan Andi ia segera menghabiskan makanannya dan pergi menuju kelas meninggalkan Andi sendirian. Andi yang melihat itu hanya menggelengkan kepala.

"Giliran gua yang cemburu dia yang marah, giliran dia yang cemburu gua harus mohon-mohon jelasin. Dasar cewe." Gumam Andi kesal. Ia langsung pergi meninggalkan kantin dan menyusul Citra.

Lain halnya dengan pasangan yang baru saja jadian beberapa minggu yang lalu masih tampak sweet seperti pasangan pada umumnya.

"Nanti balik ke Gramedia dulu ya," Ajak Riri.

"Beli buku lagi?" Tanya Fitrah. Riri hanya mengangguk sambil melahap cilok miliknya. Fitrah yang melihat itu hanya tersenyum. Sejujurnya setelah menjalin hubungan dengan Riri ia memang merasakan nyaman namun perasaan tidak bisa bohong ia tidak bisa mengubah rasa sayangnya pada Riri dan berusaha menganggap Riri sebagai pasangannya. Biarlah jika dalam waktu sebulan perasaan itu tetap tidak berubah ia akan mengungkapkannya pada Riri.

💦💦💦

Kringg!!!

Bel pulang berbunyi Citra segera memasukkan bukunya ke dalam tas sejak kejadian tadi di kantin ia benar-benar mendiamkan Andi.

"Yu sayang," Ajak Andi. Citra langsung melesat pergi sendirian menuju ke parkiran Andi yang melihat itu hanya bisa menghela nafas.

"Berantem?" Tanya Indah.

"Gua yang cemburu dia yang ngambek," Jawab Andi sambil menghela nafas pelan. Indah yang mengerti langsung paham dengan sifat Citra.

"Maklumin aja dia emang gitu anaknya. Lu ngerti kan?" Tanya Indah. Andi hanya mengangguk.

"Yaudah susulin daripada makin marah." Titah Indah Andi langsung mengejar Citra ke parkiran.

Sesampainya di parkiran ia melihat Citra sudah duduk diatas jok motornya. Ia menghampiri Citra dan ternyata Citra tengah terisak pelan.

"Hei kenapa?" Tanya Andi sambil menggenggam lembut tangan Citra. Citra yang sadar akan kehadiran Andi langsung menghapus air matanya.

"Kenapa sayang?" Tanya Andi lembut. Citra hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Pms?" Tanyanya lagi. Citra mengangguk sebagai jawaban Andi yang paham dengan mood Citra langsung menyuruh Citra turun dari motornya dan mengajaknya pulang.

💦💦💦

Sesampainya di depan rumah Citra segera melepaskan helmnya dan turun dari motor.

"Maafin aku ya," Ujar Citra pelan dengan suara serak khas orang menangis.

"Kamu ga salah sayang, aku yang salah," Balas Andi. Citra menggelengkan kepala tidak setuju.

"Aku cuma ngeliatin aja ko. Aku cuma heran sama dia kemarin berusaha keras deketin kamu tapi sekarang malah saya Fitrah," Jelas Citra. Andi hanya mengangguk paham.

"Yaudah ga usah di bahas. Aku pulang dulu ya," Pamit Andi sambil mengacak pelan rambut Citra. Citra hanya mengerucutkan bibirnya sebal.

Andi langsung bergegas menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan Citra. Citra segera masuk ke dalam rumah.

Melupakan atau bertahan? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang