🍉empat belas; like a secret admirer

3K 480 54
                                    




yiren melangkahkan kakinya dengan riang disepanjang koridor sekolah. menyapa beberapa siswa yang ia kenal. senyum cerah diwajahnya bak virus yang mampu menular pada orang lain yang berpapasan dengannya.

tak jauh dari sana, ia melihat chenle tengah berbincang pada jaemin, haechan dan... jeongin? jika ia tak keliru, lelaki manis dengan senyuman menawannya.

yiren ingin menghampiri, tersenyum lebar lalu menyapa mereka. tapi ia urungkan, ia ingat perkataan jyunhao untuk tak lagi mendekati chenle.

lagi pula, chenle memang terlihat lebih baik tanpa adanya yiren didekatnya.

yiren memukul kepalanya sendiri, "haisss, apa yang aku pikirin sih?! gak gak! chenle itu butuh aku, iya!"

"hei hei, ngapain mukul kepala sendiri?"

jyunhao tiba-tiba saja sudah berada dibelakang yiren dan mencubit kedua pipinya.

"humm—" yiren melepaskan cubitan jyunhao pada pipinya. "bukan apa-apa,"

"ayo aku anterin ke kelas,"

yiren merengut sebal, "emang aku anak kecil segala harus dianterin."

"anak kecil, bayi kamu mah."

"mana ada bayi udah make seragam putih abu?!" sungut yiren pasrah saat tangannya ditarik oleh jyunhao.

"pagi mas jaem jaem, mas chan—" sapa yiren saat melewati mereka. ia tersenyum lebih centil saat ingin menyapa jeongin, "pagi jeongin hehe"

jyunhao membenarkan kepala yiren agar kembali lurus menatap ke depan sembari terus menarik pergelangan tangannya.

"genit genit genit!" dengus jyunhao.

"sirik aja,"

"aduin biyung ya kamu disini malah jadi genit,"

"ish!" dengus yiren menghentakkan kakinya sebal yang dibalas tawa jyunhao.

tak sadar bahwa ada 4 pemuda yang melihatnya, salah satu sepasang mata bahkan menatap nyalang— tak suka.

"itu kak yirena anak kelas 12 kan?" tanya jeongin memecah keheningan diantara mereka berempat.

jaemin mengangguk sebagai jawaban.

"cewek lo itu kan?" tanya jeongin lagi, tapi kini tatapannya tertuju pada chenle.

"bukan," jawab chenle, netra matanya masih menatap lurus pada punggung dua sejoli tadi.

haechan terkikik, "hareudang hareudang hareudang~"

"panas panas panas~" sahut jeongin dan jaemin serempak. jaemin bahkan mengambil dua lembar uang lima ribu an dari dalam sakunya dan mengangkatnya ke atas— seolah menyawer.




















yiren lagi-lagi hanya bisa menatap chenle dari kejauhan. hah, mengapa ia menjadi seperti secret admirer? 

area kantin yang sedang sepi, setidaknya tidak menghalangi yiren untuk bisa melihat chenle dari jarak yang lumayan jauh.

netra matanya, menangkap tawa renyah chenle yang sedang bergurau dengan daehwi, guanlin dan jisung.

ada beribu pertanyaan yang tersirat dihatinya. bagaimana chenle bisa tegar? bagaimana chenle bisa sekuat itu? bagaimana chenle tak kehilangan senyum dan tawanya?

bagaimana bisa chenle begitu tabah bahkan ketika ia melihat yuri mengakhiri hidupnya sendiri didepannnya?

yiren, entah kenapa merada sesak didadanya. berbayang sedikit jika ia yang mengalaminya saja, yiren sudah tak sanggup. ia seperti kehilangan pasokan udara. sangat sulit untuk bernafas.

kasar, dingin dan ketus. nyatanya, chenle jadikan tameng pertahanan diri agar tak lagi ada yang melukai hatinya.

terlalu ralut dengan pikirannya, yiren hingga tak sadar jika yang menjadi objek pandangannya kini sudah duduk tepat didepannya.

chenle sedikit memajukan badannya, memperpendek jarak antara wajah mereka. netra matanya ikut menoleh ke arah mana yiren tengah memandang.

meja tempat dimana chenle duduk. disana ada guanlin, daehwi dan jisung yang menaikkan alisnya bertanya mengapa yiren terus memandang ke arah mereka?

ah, tepatnya chenle.

chenle mengedikkan bahunya sebagai tanda jawaban. ia kembali menatap wajah putih— putri kerajaan jawa itu. cantik, sangat cantik.

"boom!" seru chenle tepat didepan wajah yiren.

sontak, sang gadis terperanjat kaget. yiren bahkan hampir saja terjengkang kebelakang jika saja chenle tak menarik tangannya.

yiren melebarkan matanya, ia melirik ke meja dimana chenle duduk lalu beralih melirik chenle yang berada didepannya.

chenle terkekeh melihat wajah kebingungan yiren. ia menyenderkan tubuhnya pada kursi, lalu tersenyum mengejek pada yiren.

"lo ngeliatin gue dari tadi?"

yiren gelagapan, "e-engga,"

"bohong,"

"engga!" sungut yiren.

"bohong,"

"engga!"

"engga bohong?"

"iya!"

"bohong,"

"iya! eh—" yiren mengerjap lucu saat sadar akan jawabannya. ia mendengus melihat chenle yang tertawa puas dan hendak pergi dari sana.

namun, ditahan oleh chenle.


pemuda itu menahan lengan yiren, tapi kali ini lebih lembut dan hati-hati.





"gue mau bicara,"













Raharjeo angindarwa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raharjeo angindarwa















halo, apa kabar?
jadi ges, masa aku kepikiran bikin sequel
teteh park jisung sama work ini kalo dah selesai nanti— jadi satu.



rencananya juga, ini udh selesai msih ada spin off nya si sadewa bersaudara; jaemin, renjun, jeno, haechan sama disa



heeemmmm
masih rencana sih, mau namatin ini dlu
sama work sebelah.








[2] make you mine :: chenle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang