chenle being chenle. semenjak kejadian di kafe hari itu- chenle yang lembut, kalem mendadak akhirnya balik jadi jutek dan judes kayak biasanya.
bedanya, chenle malah makin tsundere.
udah keliatan banget suka juga sama yiren, tapi ga mau ngaku. gapapa, yiren tetep suka. yiren suka chenle mau lembut, kasar pokoknya suka suka suka!
yiren menopang kepalanya senang. ah, ternyata bucin itu nyenengin.
"bengong mulu," ujar chenle yang baru balik ngambil lembaran kertas penting osis dari wakilnya- jeongin.
sekarang mereka ada dikelas yiren. chenle duduk di kursi samping yiren. ga usah ditanya lagi berapa banyak pasang mata yang ngeliatin mereka.
heran aja. ngga ralat, heran banget.
yiren sama chenle sekarang akur? maksudnya, apa chenle udah nerima yiren? udah suka yiren? atau mereka pacaran?
dan masih banyak lagi.
kalo kata chenle, bener sekarang dia nerima yiren. nerima sebagai temen, ceunah.
kalem, ga ada yang percaya kok. baik jisung, yiren, jaemin, jeongin dan yang lainnya nganggep itu hanya alibi seorang chendra lesmana.
"mikirin ale soalnya," jawab yiren masih menopang kepalanya- namun, kini berganti menatap chenle.
chenle menoleh jijik, "lo sadar ga sih ucapan lo tuh cringe banget?"
yiren mengangguk masih dengan senyuman menghias wajahnya.
chenle menghela nafas, ia mendorong kening yiren menggunakan telunjuknya. "minggir, gue mau ngurus ini nih. jangan deket-deket,"
yiren merengut, tapi sedetik kemudian senyumnya kembali. sesekali ia melongokan kepalanya, melirik berkas apa yang tengah diurus chenle. dan berulang kali pula, chenle mendorong kening gadis itu.
"chenle, nanti pulang jadi jalan kan?" tanya yiren disela kebosanannya.
chenle berdehem sebagai jawaban. dirinya masih sibuk dengan pulpen dan kertas didepannya.
"seharian loh ya pokoknya!"
"iya,"
"ale yang jemput!" seru yiren bersemangat.
"he'em,"
"nanti kita keliling bandung dulu, terus mampir makan dipinggir jalan, abis itu main ke timezone~ pokoknya seru!"
yiren menatap tajam chenle, "-dan ale ga boleh nolak!"
chenle mendesah, "iya, yirenaaa. boleh gue ngerjain ini dulu sekarang?"
yiren nyengir, "boleh boleh, maaf."
"ale laper ga? biar aku beliin makanan," tanya yiren setelah sekian menit menunggu chenle.
"ga usah, ini bentar lagi selesai."
"ale, tumbenan ngurus ini di kelas aku."
chenle menoleh, "kenapa? ga boleh?"
sontak yiren menggeleng kuat, "boleh banget lah! maksudnya, kenapa kok ga di ruang osis kayak biasanya atau kelas ale?"
"osis ac nya mati, lagi dibenerin. kalo kelas gue rame, berisik, ganggu." jawab chenle kembali mencoret kertas putihnya dengan pulpen.
"-selesai juga." gumamnya.
"ale kan galak, biasanya anak kelas bakal diem kamu suruh diem." balas yiren heran.
"lo banyak nanya deh, kalo ga suka gue pergi sekarang."
"ihh ngambekan!" seru yiren mengerucutkan bibirnya.
"gua ga ngambek,"
"yaudah, berarti purik."
"gue juga ga pu-" chenle mengernyit, "purik apaan?"
yiren nyengir, "ngambek dalam bahasa jawa,"
chenle udah ancang-ancang ngangkat tumpukan kertasnya ke yiren, "gua gebug ju-"
"-maap ganggu pacarannya nih ya. tapi berkasnya ditagih sama pembina sekarang, udah belum le?"
jeongin tiba-tiba sudah berdiri didepan mereka, tak lupa dengan senyuman manis diwajahnya.
"oh, udah nih." jawab chenle menyerahkan tumpukan kertas tersebut pada jeongin. jeongin mengeceknya sekilas, sebelum mengacungkan jempol dan mengucapkan terima kasih.
"kenapa kak ren?" tanya jeongin ketika sadar sedari tadi yiren memperhatikannya.
yiren memincingkan matanya, "coba senyum deh,"
jeongin mengerjapkan matanya bingung, tapi tetap melakukan apa yang yiren pinta.
"yang lebar, sampe giginya keliatan."
"gini?" tanya jeongin tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya. "kenapa? ada cabenya?"
chenle menelisik gigi putih jeongin, "kaga ada dah,"
"emang ga ada," sahut yiren.
"terus?"
yiren menggeleng pelan, ia cengegesan. "jeongin kalo senyum makin ganteng hehe,"
hening sesaat.
jeongin merasa hawa kelas ini jadi sedikit panas. ia tersenyum kikuk, "ada-ada aja, makasih kak yiren. "
"-umm, anu gue duluan ya. udah ditungguin pembina nih," pamit jeongin saat melihat chenle menendang-nendang kaki meja dengan keras.
"okey, hati-hati!" balas yiren melambaikan tangannya.
yiren berganti memperhatikan chenle yang masih menendang kaki meja. "ale ngapain?"
"ngga, ini ngecek kaki meja nya masih kuat apa ngga. kayak udah reyot gitu," jawab chenle memegang kaki meja sekilas lalu berlalu pergi dari kelas yiren.
"emang iya?" gumam yiren ikut mengecek kaki meja miliknya.
"yailah ren, si chenle itu cemburu. gimana sih lo," seru nancy- teman sekelas yiren.
"cemburu?" monolog yiren.
gadis itu lantas menggebrak meja dan berteriak.
"CHENLE KALO CEMBURU BILANG DONG! AKU GA PEKA TAU!!"
chenle yang masih berada didepan kelas meringis mendengar teriakan yiren. ia melihat ke sekeliling, sudah diduga- seluruh penjuru mata menatap ke arahnya.
"apa liat-liat?!"
bosen gak?

KAMU SEDANG MEMBACA
[2] make you mine :: chenle ✓
Fanficft. yiren, part of dreamies project ini cuman cerita singkat dari perjuangan seorang hawa yang pantang menyerah ngejar sang adam. "le, kalo hari ini udah ada niatan nembak aku belum?" "ga usah ngadi-ngadi lo." start : 8 april 2020 finished...