Chapter 19

32 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌈🌈🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌈🌈🌈

Writing by: Astriavrilia_& Day_Ey1

***
Jantungku seakan berhenti berdetak, saat tau kamu tumbang demi aku, Thalia.

Erlangga_

***

Semuanya terjadi begitu sangat cepat.

Saat tubuh tinggi Sergio tumbang bersimbah darah. Di ikuti tubuh mungil Thalia yang bahkan jauh lebih parah.

Anak buah Erlan agak telat menyadari, bahwa di atas lantai dua sudah ada seorang yang memata-matai mereka semua.

Apakah semuanya selesai?

Jawabanya belum, karena biang dari sumber masalah ini masih bernapas, bahkan jantungnya masih berdetak keras berbeda dengan sang korban yang mulai melemah dan semakin tengelam dalam lautan yang kian dalam.

Jantung Erlan seakan berhenti berdetak, di rogohlah saku celana miliknya untuk mencari ponselnya, tanpa memperdulikan seluruh anak buahnya  yang mulai bergerak menyerang sisa-sisa bangkai anjing jalanan itu.

Tangannya gemetar, saat menekan setiap nomor untuk menghubungi ambulance.

"Kirim ambulance ke jalan Pangeran Diponegoro, cepetan!" sentak Erlan keras, namun terselip nada gugup dan gemetar di akhir bicaranya.

Setelahnya, di jatuhkan ponsel bercast hitam itu, lalu berlari menuju tubuh ringkih bersimpah darah yang sudah di kerumuni oleh banyak orang.

"Minggir, sialan!" teriak Erlan keras, saat semua orang seolah tak memberi jalan padanya untuk melihat Thalia.

Saat semua orang sudah mulai menyingkir, diraihlah tubuh ringkih Thalia untuk diletakkan di atas pahanya. Tangan Erlan yang masih bergetar hebat, perlahan mulai menyingkirkan anak rambut Thalia yang mulai menutupi wajah cantiknya.

LaThaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang