Penasaran kah kalian rasanya daging manusia? Apakah persis seperti daging sapi biasanya? Tanyakan itu pada Jaemin, ia sering membakar daging korbannya, lalu melahapnya tanpa sisa.
Seenak itu?
Sebelum membaca, ada baiknya klik dulu tanda ★ di pojok kiri ☜ bawah ☟ agar aku, jadi semangat nulisnya.
I hope you enjoy:3 ←Happy reading→
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Semakin kamu menyembunyikan perasaan mu, semakin dalam cinta mu terhadapnya."
<<<•|•>>>
Heejin akan membantu Jaemin move on–ya sebenarnya paksaan dari ayahnya sih.
Huh, merepotkan sekali. Bodohnya Heejin mau-mau saja menuruti perkataan ayahnya itu. Entahlah, ia hanya merasa harus.
Entah juga membantu dalam artian apa.
Ayahnya bilang, ini sebuah kesempatan besar untuknya. Kesempatan yang tidak akan datang dua kali, hingga Heejin akan menyesal jika tidak melakukannya.
Apa Heejin suka Jaemin?
Huh...
... tentu.
Hey, memangnya siapa yang tidak suka manusia bernama Na Jaemin itu?
Jaemin itu penyayang, baik hati, tampan, tidak bodoh tapi juga tidak pintar, dan sangat menghargai orang yang lebih tua.
Tanpa sadar Heejin malah mendeskripsikan Jaemin dengan sangat sempurna.
Heejin jatuh hati saat lelaki itu mulai masuk dalam kehidupannya, saat lelaki itu menolongnya, tersenyum padanya, memberinya uluran tangan dan dekapan hangat seorang teman laki-laki. Siapa yang tak akan jatuh hati?
Jeon Heejin itu memang baperan sekali, terlalu perasa dan selalu mendahulukan perasaan.
Ia merupakan salah satu gadis yang ingin mengisi kembali hati Jaemin, tapi....
"Heejin, temenin gue yuk, Minju lagi sibuk soalnya." –NaJaemin.
"Heejin-ah, lagi ngapain? Gue ke rumah lo boleh? Pengen ngajak lu main, gabut banget. Minju lagi ga bisa diganggu." –NaJaemin.
"Masakin gue mie instan dong, lu kan temen gue yang baik." –NaJaemin.
"Kita sekelompok lagi nih, Heejin. Lu kerjain separuh dulu, gue mau vc-an ama Minju, abis gue selesai vc gue bakal bantuin lu kerja sisanya." –NaJaemin.
