14. Can we go back?

949 121 6
                                    

Sebelum membaca, ada baiknya klik dulu tanda ★ di pojok kiri ☜ bawah ☟ agar aku, jadi semangat nulisnya.


I hope you enjoy:3
←Happy reading→












Mereka semua saling pandang, kemudian dengan kompak berseru, "KIM MINJU!"

Jaemin buru-buru lari ke depan rumahnya. Setelah membuka pagar, ternyata memang benar Minju menunggu disana, dengan wajah yang ditekuk kesal.

"Lama banget sih buka pintunya!"

Jaemin menatapnya bingung. "Minju-ya? Ngapain teriak-teriak disini kek orang minta sumbangan? Biasanya langsung masuk juga kok," ujarnya.

Minju membuang nafas kasar, Jaemin ini tidak sadarkah betapa canggungnya Minju sekarang? Malah menyuruhnya langsung masuk begitu saja.

"Itu dulu, sekarang beda," lirih Minju pelan.

Seperti yang dikatakan di chapter sebelumnya–kalo lupa bisa kembali di cek–bahwa hubungan keduanya baik-baik saja. Catat, baik-baik saja.

Setelah putus dan jadi mantan, bukan berarti tidak bisa berteman lagi, ya kan? Mereka berdua masih sering bertukar kabar–walau tidak sesering dulu–masih sering pulang bersama juga. Toh hubungan keduanya berakhir sekitar 3 bulan yang lalu, sudah cukup waktu untuk memulihkan rasa sakit.

Kini keduanya tampak baik-baik saja. Entahlah, jika di liat luarnya sih seperti itu, tapi tak ada yang tahu hati manusia selain manusia itu sendiri dan juga Tuhan.

"Eh itu bawa apa?" tanya Jaemin, lelaki itu baru menyadari jika Minju membawa sesuatu ditangannya–sebuah wadah Tupperware–dan Minju juga sepertinya lupa akan yang dibawanya dari rumah itu.

"Ohiya, lupa, hehe," jawab Minju. Benarkan, gadis itu memang pelupa.

"Kebiasaan emang lu, dari dulu."

"Dih apaan sih," ujar Minju salah tingkah, kemudian menjulurkan wadah berwarna hijau itu ke Jaemin.

Jaemin menerimanya, "Apaan nih?"

"Dari bunda, gue tadi di suruh bilang ke lo, kalo itu gue yang bikin. Tapi sebenernya bunda gue yang bikin sih, gue cuma bantu doa aja," jawab Minju polos.

Saat mendengar pengakuan Minju itu, sontak saja mengundang gelak tawa Jaemin. "Jujur itu baik, tapi jangan terlalu jujur juga dong," ucapnya.

Minju mengerjap bingung dengan wajahnya yang lucu. Setidaknya sampai tangan Jaemin bergerak mengusak kepalanya, membuat surai coklatnya sedikit berantakan.

Rambut yang di acak, malah hati yang berantakan.

Gadis itu tertawa canggung ditempatnya.

"Masuk dulu yuk," ajak Jaemin.

Minju sedikit mengintip ke dalam teras, meski sedikit kesusahan karena terhalangi pundak lebar Jaemin. "Keknya rame ya di dalem?" tanyanya, kemudian mengalihkan pandangan ke arah motor-motor besar yang terparkir tepat depan rumah lelaki itu.

"Iya sih, rame banget. Tapi gapapa soalnya cuma anak-anak yang lain kok, masuk aja udah."

"Oh, yaudah deh."






























"Ryujin? Masakin mie dong," pinta Jeno sambil menatap dengan pandangan memohon kepada sang kekasih.

Gadis itu menggeleng kukuh, mager dia tuh sebenernya.

Sweet But Psycho || JAEMINJU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang