• I •

2.4K 275 0
                                    

🎵Aku ngerekomendasiin kalian denger No Longer - NCT 127 [ada di mulmed]. Sebenernya nadanya nyambung-nyambung aja tapi menurutku liriknya itu agak ga nyambung sama cerita kali ini. Jadi kalian putar lagu yang menurut kalian nyesek oke🎵
#bacotbenergue

- H a p p y r e a d i n g ♡ -

Jimin meletakkan sendoknya lalu meraih gelas berisi sirup untuk ia minum.

"Kamu inget kan kalo kamu pernah bilang mau ngelanjutin pendidikan ke Jepang?" Tanyanya pada Arnis.

Arnis mengangguk antusias. Itu memang keinginannya sejak ia duduk di bangku kelas 7.

"Ayah udah dapetin univ nya, tapi kamu harus menempuh jenjang SMA minimal 1 tahun disitu baru bisa masuk univ nya" lanjut Jimin lalu menyendokan sesuap nasi dan ayam kecap masakan istrinya.

Arnis mengangguk mengerti kali ini. "Univ apa yah?"

"National University of Japan"

Oh ayolah, siapa yang tidak terkejut mendengarnya?

Universitas terbaik di Jepang, bahkan termasuk dalam 10 universitas terbaik di seluruh dunia.

"Terus kak Aisha ngapain disini?" Tanyanya lagi pada sang ayah.

Namun kali ini Aisha yang menjawab. "Aku kuliah kedokteran di sana"

"Nanti kamu di bimbing sama Aisha disana, ayah titip kamu ke Aisha ya" sambung Jimin.

Arnis tersenyum senang sambil mengangguk.

"Kapan aku kesana? Waktu kelas 12 atau-"

"Bulan depan"

Suara ayahnya yang memotong perkataan Arnis berhasil membuat Jisung menyemburkan air minumnya dan Arnis menjatuhkan sendoknya.

"Lah kenapa? Lebih cepat lebih baik kan?"

"I-iya yah. Yaudah deh" Arnis tak bisa membantah lagi.

Aisha yang melihatnya hanya tersenyum.

Selesai makan mereka langsung bubar. Bunda merapikan dapur, ayah membaca koran diruang keluarga sambil menemani Jisung menonton tv dan Aisha yang duduk santai, serta Arnis yang berada di balkon kamarnya.

-play the song🎵 -

Arnis begitu merindukan suasana kamarnya, sangat rindu.

Kasur empuknya, guling nya, nakas dan segala isi didalamnya, meja belajarnya, lemarinya, kamar mandinya, balkonnya, Kpop stuff nya, polaroid dirinya dan teman-temannya yang tergantung di dindingnya juga.

Ditemani langit malam yang indah, Arnis menikmati pemandangan kota seoul sepenglihatannya. Kebanyakan hanya jalan dan beberapa mobil yang masih melintas, tapi Arnis tetap suka.

Pergi ke Jepangnya bulan depan ya? Batinnya.

Entah apa yang harus Arnis ekspresikan detik ini.

Senang, sedih, tak rela, tak sabar, semangat, sakit, rindu.

Terus nanti gimana? Temen-temen gue, sekolah gue disini, ayah bunda, Jisung, taman, rumah gue,

dan Chenle.

Hati Arnis mencelos ketika mengingat Chenle.

Ah, apakah pria itu sudah makan?

Love hate? | Zhong Chenle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang