• V •

2.3K 247 46
                                    

- H a p p y  r e a d i n g ♡ -


Arnis dan Nara sedang berada di taman seberang kantor pengadilan agama sekarang.

Ya, Arnis dan Chenle sudah resmi bercerai 2 jam yang lalu.

Kini ia dan Nara sedang memakan eskrim, untuk merefreshkan otak mereka, katanya.

"Lo gamau masuk ke dalem?" Tawar Arnis pada Nara.

Nara menggeleng. "Nanti aja kalo udah resepsi pernikahannya. Gue belum terlalu ikhlas sih sebenernya liat mereka berdua" jelasnya.

'Mereka berdua' yang dimaksud oleh Nara adalah Denize dan Chenle. Memang, sekitar 2 jam setelah usainya sidang perceraian, akan berlangsung akad pernikahan antara Denize dan Chenle.

Dan setengah jam lagi baru resepsinya akan dimulai.

Arnis tersenyum sambil menatap eskrimnya yang sudah tinggal sedikit. "Gue juga, tapi yaudah. Masa gue jadi penghalang jodoh orang? Kan galucu"

Nara terkekeh pelan lalu menatap oknum yang sampai sekarang menjadi sahabatnya tersebut. "Gue selalu bangga punya sahabat kaya lo" ucapnya lalu memeluk Arnis dari samping.

"Thank you for being strong, Park Arnis."

"Jangan gitu ah. Gue udah benerin touch up nih nanti luntur lagi men" ujar Arnis yang membuat Nara menjauhkan badannya lalu terkekeh.

"Eumm, nis.."

Yang dipanggil menoleh, lalu menaikkan sebelah alisnya seakan bertanya 'kenapa?'.

Nara menghembuskan nafasnya pasrah. "Sorry udah nyembunyiin ini bertahun-tahun..."

"...tapi apapun keputusan lo buat tetap jadi temen gue atau bukan bakal gue terima kok. Setidaknya lo harus tau sesuatu tentang gue sama Chenle. Sorry gue cerita duluan ke Denize 2 hari yang lalu, ya mengingat dia bakal jadi istrinya Chenle. Dan sekarang, lo juga harus tau.." lirihnya lalu mulai bercerita.

"Jadi gini...."

☆☆☆

"Selamat ya om, tante" Arnis menyalami sekaligus memberi selamat pada Irene dan Taeyong —orang tua Denize—.

"Terimakasih Arnis. Saya juga sudah tau semuanya dari Denize. Maafkan dia ya, kalau gak karena lagi berbadan dua tante pasti hukum dia" ucap Irene dengan nada yang agak geram.

Arnis terkekeh. "Gapapa tante. Jodoh kan ga ada yang tau"

Beralih dari orang tua Denize, kini yang berada di hadapannya adalah mantan suaminya. Zhong Chenle.

Arnis tersenyum karena sadar suasana sedikit awkward.

"Selamat yaa. Moga langgeng kalian berdua. Semoga dedek bayinya juga sehat selalu" ucapnya.

Denize tersenyum. "Thanks. Btw, nanti gue mau ngobrol berdua boleh?" Tanyanya.

Arnis bingung tapi ia tetap mengangguk lalu menyalimi Donghae dan Chaeryeong.

"Bagus yaaa, gue dilupain"

Arnis menoleh ke arah sumber suara, lalu terkekeh. Itu Yangyang, lelaki yang seminggu lalu terbang dari Tokyo ke Seoul untuk menemani Arnis. Entah apa motif tersembunyinya.

"Gue bosen dirumah. Lagipula kan gue jarang bolos jadi sekalinya bolos 2 minggu gapapa lah"

Terserah padamu, Liu Yangyang.

"Laper ga?" Tawar Arnis yang dibalas dengan anggukan.

"Makan itu yuk" tunjuk Yangyang pada salah satu stan makanan. Arnis mengangguk lalu menggandeng tangan Yangyang ke stan tersebut.

Love hate? | Zhong Chenle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang