chapter twenty

55 18 11
                                    

Chapter twenty
Plan

—00—
Seoul, 26 Juni 2020

ESOK hari berjalan tanpa hambatan. Jinyoung sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya, membuat Renjun menerka-nerka apa yang sedang cowok itu rencanakan.

Hari ini kelas Renjun ada pelajaran olahraga indoor, jadi setelah bel jam ke tiga berbunyi, para teman kelasnya berhamburan menuju ruang ganti untuk berganti baju renang karena materi olahraga hari ini adalah berenang.

"Penjelasan Gowon yang kemarin dapet diterima akal Njun?" Renjun sedikit tersentak kala dengan tiba-tiba Jeno bertanya dengan raut tak terbacanya. "Bisa, cukup masuk akal. Kenapa? Lo nggak percaya?" Renjun menatap mata Jeno, mencari sesuatu yang ditahan Jeno dalam otaknya.

Raut Jeno masih tenang tak terbaca, cowok itu berdehem, "nggak papa." Renjun menahan helaan napas lalu menepuk pundak Jeno, "ayo ganti baju kalo gitu." Jeno mengangguk dan keduanya berjalan beriringan. Keduanya ditelan keheningan sebelum kemudian Renjun menceletuk tepat sasaran. "Masih sulit percaya ke orang? Gak usah di paksa Jen, gapapa."

Jeno menghela napas gusar, "kemarin gue yakin banget kalo Gowon bukan pelakunya, tapi setelah dia ngejelasin kemarin, gue jadi nggak yakin. Gue merasa kalo dia ngarang semua ceritanya. Mungkin mulut sama rautnya bisa bohong, tapi nggak sama matanya."

Renjun menangkap nada ragu pada suara rendah Jeno, "nanti kita lihat bukti-bukti yang ke kumpul Jen. Sekarang rilex dulu. Gak papa, bukan lo yang satu-satunya punya pikiran kayak gitu, gue juga." Jeno mendengus geli lalu merangkul bahu Renjun dengan akrab, "tumben lo nyuruh gue rilex? Apalagi ini masalah kasus, perdana lagi. Kenapa lo?"

Renjun merotasi bola matanya, "suntuk lama-lama kalo dipikirin. Jadi mending di tinggal bentar. Lagian sekarang pelaku pasti fokus nyari cara supaya bisa nangkep kita atau seenggaknya salah satu dari kita."

Tak lama langkah keduanya sampai di ruang ganti para laki-laki. Di dalam sudah riuh sekali karena saling melempar candaan jadi Jeno dan Renjun langsung memilih menghampiri loker milik mereka yang berdampingan lalu mengeluarkan celana renang dari sana.

"Jen,"

Jeno berdehem saja saat mendengar bisikan samar Renjun. Renjun membaca satu kalimat di sticky note yang tertempel di lokernya sekali lagi lalu berdesis, "dia berhasil tau gue."

'Halo Huang Renjun, Exousìa bagian manipulator, salam kenal.'

"Hah?" Jeno tidak dapat mendengar desisan Renjun yang lirih karena keaadaan sekitar yang makin riuh. Renjun menghela napas lalu menutup pintu lokernya dengan gerakan yang lumayan kasar lalu menatap Jeno. "Dia tau jati diri gue."

"Jeno! Renjun! Ayo gue tunggu! Buruan lah!" Han menyeru keras, cowok itu ada dalam kumpulan beberapa cowok yang saling melempar candaan. Setelah menyeru keras, Han kembali sibuk melempar candaan.

Seorang menepuk bahu Renjun lalu berbisik tepat di telinga cowok itu dengan suara rendah dan lirih. "Gue nggak sengaja buka loker Han, dia beneran udah ketahuan."

Renjun sedikit melirik lewat ekor mata, raut wajah Hyunjin mengeras tapi cowok itu berusaha menutupinya dengan senyum lebar. "Buru ganti lo! Udah lama ga main air nih!"

Renjun berdehem malas lalu mulai menanggalkan pakaiannya begitu juga dengan Jeno. Tepat setelah mereka selesai berganti pakaian, pintu ruang ganti di ketuk dari luar diikuti suara Rowoon, "ayo keluar anak-anak!"

Setelah semua para murid laki-laki keluar, Rowoon memimpin langkah, "Pak, anak cewek udah ke kolam dulu?"

"Belum selesai mereka waktu bapak tanya. Jadi kalian sekarang pemanasan dulu, nanti yang perempuan menyusul."

[(1. Exousìa : Murdered soul)] ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang