chapter seventeen

51 19 9
                                    

Chapter seventeen
Get caught

—00—
Seoul, 25 Juni 2020

SETELAH kejadian minum kopi beracun buatan Hwang Hyunjin, keduanya kembali fokus dengan makalah dengan Han yang sesekali menyumpah dan Hyunjin yang membela diri.

"Anjing pokoknya kalo sampe gue sakit perut, lo harus tanggung jawab!"

"Cowok tuh harus bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri, tolol." Ucap Hyunjin sengit seraya  menunggu makalahnya yang di belum selesai di cetak.

Han mencibir, "tapi ini gara-gara lo! Kalo gue sampe mati gegara minum kopi beracun lo, lo bakal jadi satu-satunya orang yang gue gentayangin tujuh turunan!" Han menutup laptopnya lalu mencabut flashdisk dari laptopnya kemudian kembali memasang flashdisk itu pada laptop Hyunjin, "nitip, gausah nolak, ini salah satu bentuk tanggung jawab!"

Akhirnya tangan Hyunjin turun untuk memukul kepala Han, "babi!" Tapi cowok itu tidak menolak permintaan Han. Setelah makalah miliknya selesai, dia kembali menunggu makalah Han yang dicetak sementara Han sendiri ke kamar mandi untuk bertapa.

Hyunjin melirik sekitar, dulu sebelum ada kasus, kegiatannya senggang sekali, otaknya juga jarang ia pakai berpikir. Tapi setelah mendapat kasus perdana dia jadi berpikir, pasti menyenangkan jika berulangkali mendapat kasus, bisa-bisa dia mendapatkan dispensasi yang akhirnya dia akan say goodbye dengan pelajaran memusingkan.

Suara mesin cetak itu berhenti berdesing bertepatan dengan Han yang keluar dari kamar mandi. "Udah?" Hyunjin menatap lembaran makalah milik Han lalu memberikannya pada cowok itu, "udah. Yaudah ayo ke yang lain, udah jam setengah sepuluh juga lagian."

Hyunjin melepas charger pada ponselnya lalu mengantungi ponsel itu pada saku celana pendeknya. Han melakukan hal yang serupa lalu membuka pintu. "Kunci ato enggak?"

"Kunci aja, biasanya inspektur nya nggak bakal masuk kalo dikunci."

Setelah Han dan Hyunjin sudah mendengar bunyi 'clik' dua kali, keduanya langsung bergegas menuju kamar Jinyoung yang letaknya cukup berada di ujung.

Saat sampai, tanpa permisi atau mengetuk pintu, Han langsung memegang kenop pintu untuk memutarnya.

Sarung tangan putih  terlintas di otaknya dengan cepat. Han menahan napas sementara Hyunjin menatap Han heran. Sarung tangan putih yang dilihatnya mirip sekali dengan pelaku yang membuang mayat mahkota kedua.

"Han?"

Han tersentak lalu menatap Hyunjin dengan pandangan yang sulit di artikan. Oke, mari berpikir positif dulu, sarung tangan putih satu sekolah punya semua, ujarnya dalam hati seraya menggeleng pelan lalu memutar kenop pintu. Di dalam sudah ada teman mainnya yang lain seperti Hakmin, Sunwoo, Junkyu dan Jongho.

"Oiii! Kita dateng terakhir nih?"

Hyunjin menjabat tangan temannya satu persatu, diikuti Han. Saat tinggal Jinyoung dan Sunwoo, Han sudah berpikir untuk menjabat tangan itu sedikit lama. Tapi gagal pada Sunwoo karena cowok itu buru-buru melepas tautan karena ponselnya berdering menandakan pesan masuk.

Han tersenyum lebar ke arah Jinyoung lalu menjabat tangan cowok itu. Tangan yang terbalut sarung tangan putih itu yang menempelkan sticky note pada si iblis. Jinyoung melepas tautan lalu menatap Han, "sakit lo? Pucet gitu?"

Detak jantung Han mendadak berpacu lebih cepat, seperti habis dibawa berlari mengelilingi lapangan. Jinyoung salah satu pelakunya. Kenapa perkiraan awalnya meleset jauh sekali. Han menarik senyum yang di paksakan, "gue abis diracun sama Hyunjin pake kopi asin."

[(1. Exousìa : Murdered soul)] ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang