Jelas terdengar di telinga suara anak-anak yang tengah bermain di sekitar pekarangan kastil. Tawa mereka bak musik klasik penenang Qalbu bagi sosok itu. Pandang matanya hangat, tersirat syukur di wajahnya. Di atas Balkon kastil itu seorang Raja tengah menikmati panorama kerajaannya dengan Hikmat. Ia melihat rakyatnya hidup dalam harmoni tanpa perseteruan ataupun konflik.
"Jangan sampai terjatuh ya," Serunya pada cucunya di bawah sana. Yang tengah asik bermain.
"Iya kakek," Balas anak-anak itu sembari bermain.
Ia terkekeh melihat tingkah mereka yang menggemaskan.
"Anda nampak begitu bahagia, yang mulia Aubrey," Ujar perdana menteri yang tepat berada di belakangnya.
"Haha... Tak ada yang lebih membuatku bahagia selain melihat cucu-cucuku yang riang itu," Ungkap Raja sembari tersenyum.
"Saya turut senang mendengarnya," Jawabnya sedikit menunduk.
"Jadi, apa ada kabar terbaru Mondan?"
"Terakhir sejak kita menerima kabar jatuhnya Zeppelin. Hingga saat ini, belum ada kabar yang kita Terima mengenai Rex yang mulia," Jelas perdana menteri Mondan.
"Sudah tiga hari sejak mereka pergi. Si Rex itu... Terkadang mudah mengabaikan misinya jika sesuatu membahayakan nyawa rekannya. tapi aku yakin ia mampu menyelesaikan ini," Jelas Aubrey dengan wajah serius.
"Terlebih lagi, mengenai kabar hancurnya beberapa Desa kecil di sisi utara pegunungan Pail. Saya sudah mengirim beberapa Mercenaries terpercaya, guna menyelidiki kejadian ini. Namun masih belum juga di temukan titik terang siapa dalang di balik kejadian tragis tersebut," Ujarnya sembari menyerahkan dokumen hasil penyidikan pada Aubrey. "Tiada satupun korban selamat, mau pun saksi mata yang di temukan," Lanjut Mondan.
"...Desa-desa itu masuk dalam wilayah Batavia dan bukanlah Otoritas kita. Akan tetapi, kita harus tetap dengan tangan terbuka bila ada penduduk membutuhkan bantuan."
"Tentu yang mulia, dan satu lagi yang musti saya sampaikan... Mengenai isu keterlibatan Kerajaan Batavia dalam hancurnya desa-desa itu, mulai menjadi buah bibir di masyarakat kita."
"Bagaimana bisa?" Tanya Aubrey heran.
"Semua berawal dari cerita para pedagang dan Scholar yang sering bepergian ke Batavia. Khususnya para Scholar yang memiliki akses kedalam kastil, mereka kerap melihat aktifitas aneh di kastil tersebut. Tiap tengah malam mereka melihat beberapa orang tak di kenal dengan bebas ke Dock dan pergi menggunakan airship entah kemana," Ungkapnya.
"................" Raja Aubrey diam memikirkan sesuatu.
"Lalu keesokannya, terdengar kabar bahwa desa yang tak jauh dari kastil Batavia hancur lebur tanpa sebab yang jelas."
"Jadi, mereka menduga-duga bahwa hancurnya desa itu ada hubungannya dengan aktifitas yang mencurigakan itu?"
"Benar sekali yang mulia."
"Hm..." Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya Aubrey.
"Apakah anda mengetahui sesuatu yang mulia?" Tanya Mondan padanya dengan sedikit rasa heran.
"Tidak juga... semua akan jelas begitu putri Alice tiba disini. Kita akan menunggu sembari waspada. " Ungkap Aubrey.
"Baik yang mulia."
"...Oh apa itu?" Aubrey melihat sesuatu di kejauhan.
*tuk tuk tuk~!!!
"Hya!"
Nampak di kejauhan seorang prajurit tengah menunggangi kuda dengan tergesah-gesah menuju kastil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Last Revenant
FantasyDann Razor, kehilangan kedua orang tuanya ketika berumur 7 tahun, karna amukan Gungnir sang raja naga di kota kelahirannya Backwoods. Dia satu-satunya penduduk yang selamat dari kota itu. Setelah Tragedi tersebut ia di temukan oleh ketua pasukan eli...