Memilih

585 32 5
                                    

Jingga merona di ujung fajar membias merah, melenyapkan gelap di angkasa. Cahaya sedikit demi sedikit menerangi sekeliling Zeppelin. Bak lautan di atas langit, awan dan kabut menggumpal di bawah lambung airship. Pegunungan Pail, yang menjulang sepanjang timur hingga barat benua Azure itu sudah terlihat di depan mata. Terdapat sebuah bangunan besar di puncaknya dan lempengan baja raksasa di bagian tengah bangunan itu menyerupai pintu.

"Greg segera bangunkan mereka." Suruh Rex pada Greg yang tengah duduk di sampingnya memperhatikan Peta.

Dengan sigap Greg langsung bangkit dari bangkunya dan pergi membangunkan rekan-rekannya yang tertidur di kamar. Setibanya, tanpa pikir panjang ia membuka pintu itu.

"Ank! Nile! Cepat bangun! Kapten ingin kalian segera ke ruang kendali." Serunya pada mereka.

Dengan mata sayup-sayup, Nile terbangun dari kasurnya setelah mendengar suara Greg yang memanaskan telinga. Greg melihat dari sudut ke sudut kamar itu. Ia tak melihat Dann disana, selain Ank dan Nile.

"Nile, dimana Dann?" Tanya Greg yang tak melihat Dann bersama mereka di kamar itu.

"Hah? Dann? dia sudah lebih dahulu bangun, sekitar setengah jam yang lalu." Jawab Nile sembari mengusap-usap matanya.

"Begitu. Sekarang basuh dengan air wajah kalian dan... Ank cepat bangun dasar pemalas!!!" Teriaknya pada Ank yang tak meresponnya.

"Huaaahh." Ank menguap sembari meranggangkan tangan-tangannya.

"Ya ya, dasar berisik!"

Kehebohan tiada henti terus saja terjadi di Airship itu. Entah malam atau pun pagi, serasa tiada lagi ketenangan dalam damai.

Sementara itu, Dann tangah berada di atas Dek. Melihat ke arah pegunungan Pail.

"Itukah Gerbang utara?" Ujarnya setelah melihat lempengan baja itu.

Zeppelin berada tepat di hadapan gerbang utara. Secara tiba-tiba terdengar suara dari dalam gerbang. Gemuruh yang ditimbulkan olehnya dan getaran yang merambat melalui udara, membuat burung berterbangan menjauh dari bangunan gigantik itu.

Perlahan-lahan gerbang itu terbuka. Di saat yang hampir bersamaan mereka pun memasuki gerbang itu dan melalui lorong untuk mencapai sisi lain gerbang.

Sepanjang lorong itu di terangi kristal orka sebagai penerangan. Cahaya biru kehijauan kristal itu, memberikan sensai tersendiri saat melaluinya. Bak sebuah sungai jernih yang di tumbuhi rumput hijau di pesisirnya, begitu membawa ketenangan. Siapa pun yang membangun gerbang itu, pasti orang yang sangatlah paham bagaimana membuat seorang pilot airship menjadi lebih fokus dan rileks.

Kreek...

Suara lirih pintu terbuka di belakang Dann, membuatnya sepontan menoleh.

"Di sana kau rupanya kak." Ujar Gust mendapati Dann tengah berada di dek.

Dia menghampiri kakaknya itu dengan wajah kaku, khas orang yang baru saja bangun dari tidur.

"apakah suara gerbang itu membangunkan mu?" Tanyanya pada Gust.

"Iya kak, aku langsung segera bangkit dan melihat jendela. Pikirku Zeppelin menabrak sesuatu." Ujar Gust. "Bukan hanya itu yang membuatku bangun, tadi... paman Greg berteriak di kamar tidur kakak dan yang lain." Jelasnya pada Dann.

"Nampaknya ada sesuatu, lebih baik kita kembali saja. Ayo Gust." ajak Dann kembali ke dalam airship.

"Ya." (Padahal aku baru tiba...)

Sekembalinya dari Dek, langkah mereka langsung tertuju pada ruang kendali. Dann yakin akan mendapatkan jawabannya di sana.

"Pagi." Salam Dann.

Last RevenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang