Aku berdiri didepan sebuah bangunan yang megah, sejak turun dari mobil antikku aku sudah terpesona dengan bangunan didepanku ini, D-Link Co. tertulis dengan jelas, salah satu perusahaan marketing terbesar di Thailand, tempat yang akan aku datangi.
Oh iya,kenalkan namaku Katsamonnat Namwirote, teman-temanku biasa memanggilku Earth, aku mahasiswa semester akhir jurusan Sastra Inggri di Chiang Mai University, Thailand.
Beberapa bulan ini aku disibukkan dengan segala keriwehan persiapan skripsiku, bahkan tak jarang aku harus menunggu dosen pembimbing seharian penuh dikampus untuk memajukan proposal skripsi dan segala tetek bengeknya. Belum lagi aku harus bekerja disebuah toko perkakas bangunan, rasanya hari-hariku tak cukup bila hanya berisi 24jam.
Tapi itu sudah berakhir, kemarin sidang skripsiku sudah selesai, rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, saat aku keluar dari ruang sidang dengan senyum yang menghiasi setiap muka para dosen yang puas akan jawaban-jawabanku. Legaa sekali.
Tapi hari ini aku tidak dikampus ataupun ditempat kerjaku melainkan didepan salah satu perusahaan marketing di Thailand bukan untuk melamar kerja, tapi aku menggantikan sahabatku sekaligus teman berbagi kamarku yang sedang sakit. Dia menjadi salah satu panitia pelaksana yang akan bertanggung jawab dalam acara wisuda kami nanti. Dia bertugas mewawancarai CEO perusahaan tersebut, untuk menjadi salah satu orang yang menyampaikan pidato saat wisuda kami nanti, CEO tersebut dianggap orang yang paling menginspirasi ditahun ini.
Jadi kampus kami meminta beliau untuk bisa memberikan sedikit pidato inspiratif bagi para wisudawan dan wisudawati.
Dan disinilah aku sekarang. Didalam lift yang menghantarkanku menuju lantai 30, dimana sang CEO perusahaan ini berada.
Ting!
Suara lift menyadarkanku dari lamunan sejenak penyebab aku sekarang berada disini. Keluar dari lift aku langsung disambut seorang wanita yang kurang lebih berumur 35 tahun.
“Anda tuan Natouch Siripongthon?”
“Bukan, aku Katsamonnat Namwirote. Aku menggantikan tuan Natouch Siripongthon,beliau sedang sakit”
“Oh, Baiklah. Silahkan anda mengikuti saya, akan saya antarkan keruangan tuan Noppakao Dechaphattanakun.”
Aku hanya tersenyum, mendengar namanya saja sudah membuat bulu kudukku berdiri, tidak tau apa yang kurasakan sekarang, rasanya terlalu gugup.
Tok,, tok,,
Setelah menunggu beberapa saat, pintu dibuka oleh sang sekretaris.
“Silahkan masuk tuan, anda telah ditunggu.”
Tak tau apa yang terjadi...
Bruk..
Baru satu langkah aku memasuki ruangan tersebut kakiku tersandung. Dan membuat badanku tejatuh dengan sangat memalukan.
Dan kegaduhan itu membuat seseorang yang berdiri didepan kaca membelakangiku tadi berpaling menghadapku, dan mencoba membantuku berdiri.
“Terima kasih tuan, dan maaf.”
Hanya itu yang bisa aku ucapkan. Saat telah berdiri sempurna aku baru bisa memperhatikan orang yang ada didepanku ini, sangat mendominasi, sangat berkharisma, tiba-tiba bulu kudukku kembali berdiri.
Tak tau apa yang terjadi, aku seperti tersedot kedalam kegelapan bola mata itu, tersesat, tak dapat bergerak.
“Anda tuan Natouch Siripongthon?”
Ucapannya menyadarkanku dari keterpesonaanku beberapa saat akan ciptaan Tuhan yang sangat sempurna yang sekarang bediri didepanku.
“Oh! Maaf...”
KAMU SEDANG MEMBACA
With You - KaoEarth (Complite)
FanfictionEarth Katsamonnat Namwirote tidak pernah membayangkan membantu sahabatnya adalah jalannya bertemu dengan seseorang yang tidak biasa. Kao Noppakao Dechaphattanakun lelaki yang tidak biasa yang menyimpan kelam hidupnya di masa lalu. Apakah yang akan t...