Earth bernafas lega, menghempaskan dirinya disebuah sofa tua panjang yang berada dikamar tersebut. Setelah hampir seharian ia menempuh perjalanan melelahkan dari daerah pegunungan menuju kota tempat Tar menuntut ilmu.
"Kakak istirahat saja di kasur. Tar akan membeli makanan dibawah sebentar" ucap Tar. Ia meletakkan ransel Earth dilantai, disamping kasurnya.
"Terima kasih, Tar." ucap Earth tersenyum tulus.
"Apa kakak tidak keberatan dengan makanan pedas?" Tanya Tar lagi, sebelum ia keluar dari pintu condonya.
"Iya, phi tidak masalah." ucap Earth lagi.
"Oke. Kakak tunggu sebentar ya" ucap Tar, dan melangkahkan kakinya keluar dari condo.
Sepanjang perjalanan Earth tidak berhenti tersenyum sebenarnya. Ia menikmati perjalanannya hari ini. Cukup melelahkan tapi juga sangat menyenangkan. Walaupun ia tidak berangkat dengan Tar, karna Tar lebih dulu berangkat beberapa hari yang lalu. Seperti yang diketahui Earth tidak diizinkan oleh Title untuk ikut bersama Tar menuju kota tempat Tar kuliah.
Alhasil, Earth mendiamkan Title hingga Title akhirnya mengizinkan Earth berangkat untuk menyusul Tar, asalkan bersamanya. Pertanyaannya, dimana Title sekarang? Jangan lupakan konflik yang selalu terjadi apabila Title dan Tar berada dalam satu tempat, pasti ada saja kesalahpahaman yang terjadi. Ditambah tuduhan-tuduhan yang selalu dilontarkan Title pada Tar, sehingga membuat Tar selalu ingin beradu argumen dengan tuannya tersebut.
Hotel. Yup. Title sekarang sedang berada dihotel, tidak terlalu jauh dari condo Tar. Title sudah mengajak Earth agar menginap dihotel saja, tapi Earth tentu saja menolak, ia ingin bersama dengan Tar. Baru beberapa hari mereka terpisah jarak Earth tidak ingin berpisah dengan adiknya lagi. Title tidak bisa melawan Earth kali ini, perdebatan itu takkan dimenangkan Title karna Earth sedang dengan koalisi terbaiknya. Dan Title lelah kalau harus berdebat dengan dua orang sekaligus.
Tok,, tok,, tok,,
Earth baru saja akan memejamkan matanya, tapi kegiatannya diinstrupsi oleh ketukan pintu. 'kenapa Tar harus mengetuk pintu? Ia lupa membawa kuncinya kah?' batin Earth. Dengan sedikit menyeret langkahnya. Ia berjalan menuju pintu.
Belum sempurna ia melihat siapa orang yang berada dibalik pintu, tubuhnya sudah limbung. Ditarik dalam pelukan seseorang. Earth terpaku dalam rengkuhan hangat laki-laki tersebut. Telinganya juga mendengar kata-kata ucapan rindu dari orang tersebut.
"Phi merindukan Earth, phi merindukan nong. Kenapa Earth pergi dari phi?" ucap laki-laki itu masih terus memeluk tubuh yang sangat dirindukannya. Melingkarkan tangannya posesif pada tubuh kecil Earth.
Earth masih tidak ada respon apa-apa. Ia masih diam. Mencerna apa yang baru saja terjadi. Membuat sang lelaki mengendurkan pelukannya, walau tidak melepas seluruhnyanya. Hanya memundurkan wajahnya, menatap wajah bingung Earth, yang membuat sang lelaki gemas.
Cup
Earth membolakan matanya. Mendapat kecupan tiba-tiba dibibirnya yang saat itu sedikit terbuka karna masih tidak percaya seseorang yang dirindukannya setengah mati sedang memeluknya sekarang. Dan mengucapkan kata-kata rindu padanya. Itu artinya tidak hanya ia yang merasa tersiksa berjauhan dengan lelaki itu.
"P-phiii K-Kao..." ucap Earth tergagap.
"Iya. Ini Phi." ucap Kao, senyumnya tidak lepas dari bibirnya.
Earth kembali diam. Mengerjapkan matanya kembali.
"Apa Earth masih tidak percaya? Apa rasa dari ciuman phi berubah?" ucap Kao.
"Phi!!!" seru Earth. Lalu memundurkan badannya. Menjauh dari Kao. Tiba-tiba ia teringat Mook.
"Apa yang phi lakukan disini?" ucap Earth sendu.

KAMU SEDANG MEMBACA
With You - KaoEarth (Complite)
FanfictionEarth Katsamonnat Namwirote tidak pernah membayangkan membantu sahabatnya adalah jalannya bertemu dengan seseorang yang tidak biasa. Kao Noppakao Dechaphattanakun lelaki yang tidak biasa yang menyimpan kelam hidupnya di masa lalu. Apakah yang akan t...