Kao POV
Aku tidak bisa berkonsentrasi hari ini. Bayang-bayang wajah manisnya selalu membuatku tak bisa berhenti memikirkannya. Serta tingkahnya yang kadang gugup apabila didepanku. Itu sangat lucu! Aku tak bisa melupakannya.
Terakhir kali aku bertemu dengannya saat aku mampir ke sebuah toko perkakas bangunan, aku tak mengira akan bertemu dengannya. Dia terlihat terkejut melihatku, sangat lucu melihat ekpresinya.
Dia terlihat berbeda dengan penampilan formalnya saat datang ke kantorku, sekarang dia mengenakan kaos oversize kuning kemudian dibalut dengan apron dan celana denim tigaperempat kaki, serta sepatu kets putih. Dia terlihat bersinar.
Aku tak sabar untuk bertemu dengannya malam ini. Aku tak tau kenapa perasaanku bisa seperti ini. Aku tak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.
Walaupun aku tidak pernah terlihat oleh media membawa wanita disampingku. Bukan berarti aku seorang lelaki polos. Aku juga pernah mencicipi tubuh wanita atau lelaki manis. Tapi bukan dengan sembarang orang.
Aku bukan penikmat one night stand. Aku akan melakukan sex dengan peraturan dan persetujuan dari kedua belah pihak. Aku bukan dominan yang pemaksa. Aku tidak hanya mengejar kepuasan untuk diriku saja. Aku juga memikirkan kepuasan dari submisif-ku.
Ya. Aku penikmat sex dengan cara kasar. Atau biasa sering disebut BDSM (Bondage/Discipline, Dominance/Submission, Sadism, dan Machosism). Aku tak pernah membawa perasaanku saat berhubungan sex. Sex hanya penyaluran nafsu saja menurutku. Tak harus ada cinta. Sebagai mahkluk yang normal aku harus melakukan sex.
Masa kelam dimasa lalu menjadikanku pribadi yang seperti sekarang. Tak tersentuh. Tak mempunyai perasaan. Apalagi cinta.
Tapi sejak kemunculan lelaki manis itu. Earth.
Oh! Nama itu pasti akan sangat merdu terdengar bila kuucapkan saat aku klimaks. Mencapai puncak kenikmatan, dengan dia yang berada dibawahku, pasrah menerima segala yang kuberikan padanya.
Membayangkan saja sudah membuat sesuatu dibalik celanaku mengeras! "Shit!" umpatku dalam hati. Aku tak bisa terus seperti ini.
Brak
Pintu ruanganku terbuka tiba-tiba. Membuatku terperanjat. "Dasar! Manusia tak tau adab!" batinku.
"Halo sobat! Sudah berapa hari kau disini? Kenapa tak mengabariku?!"
"Aku bukan wanita-wanitamu yang harus mengabarimu dimana aku berada sekarang" jawabku sarkas.
"Ayolah Phi Kao! Jangan seperti itu. Aku terluka kalau kau abaikan"
"Kau tinggal bilang dimana kau ingin aku torehkan tanda tanganku agar kau bisa cepat ku kirim ke kantor cabang yang ada di daerah terpencil, Ohm Thitiwat!"
"Hahaha.... Santai bos. Aku hanya bercanda" cengirnya.
"Ada apa kau kemari?"
"Aku merindukanmu Phi Kao~~~" ucapnya sambil mengedip-ngedipkan matanya.
"Kau benar-benar ingin ku kirim sekarang juga ke kutub utara?!"
"Hahaha.. Tidak. Tidak bos. Jangan" cengirnya. "Aku dengar dari Phi Tian, kau akan ada janji makan malam serta interview dengan para mahasiswa malam ini. Tak seperti biasanya" lanjutnya.
"Memangnya apa urusannya denganmu? Kau disini Manager Keuangan, bukan Asisten Sekretarisku" ucapku.
"Aku ikut ya~~" katanya memelas.
Ku kernyitkan alisku "Apa yang ingin kau lakukan? Aku hanya makan malam dan sedikit interview"
"Aku malam ini tak ada acara, aku bosan dirumah" keluhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You - KaoEarth (Complite)
FanficEarth Katsamonnat Namwirote tidak pernah membayangkan membantu sahabatnya adalah jalannya bertemu dengan seseorang yang tidak biasa. Kao Noppakao Dechaphattanakun lelaki yang tidak biasa yang menyimpan kelam hidupnya di masa lalu. Apakah yang akan t...